KEARIFAN LOKAL DALAM PEMELIHARAAN KERBAU LOKAL DI DESA RANDAN BATU KABUPATEN TANA TORAJA
Abstract
Sistem pemeliharaan kerbau di Kecamatan Makale pada umumnya adalah sistem pemeliharaan dengan cara dikandangkan dan digembalakan secara tradsional. yangterdapat di Desa Randan Batu. Penarikan sampel (informan kunci) dilakukan secara sengaja (purposive sampling) yang terdiri dari peternak, ketua kelompok ternak, tokoh adat, tokoh masyarakat, Kepala Desa dan pegawai Dinas Peternakan Kabupaten Tana Toraja. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data secara deskriptif kualitatif yang melalui beberapa tahapan, dimulai dari pengamatan, identifikasi serta pemaknaan data. Berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut: 1) Nilai-nilai kearifan lokal dalam budaya beternak antara lain : mengolah kotoran kerbau menjadi pupuk kandang, bahan api unggun dari bahan organik, makanan ternak bebas pestisida, mengembala berjalan kaki dan bergiliran serta adanya pertemuan secara rutin kelompok/masyarakat dan kegiatan gotong-royong 2) meminimalkan penggunaan sumber daya alam, mengurangi dampak pencemaran dan penurunan kualitas lingkungan hidup, menjaga keseimbangan ekosistem, menjamin pemenuhan kebutuhan pakan dan kesehatan ternak, memberikan manfaat/keuntungan secara ekonomi, dapat menyediakan lapangan kerja dan pendapatan yang memadai bagi peternak, meningkatkan taraf hidup masyarakat, serta menjaga kekerabatan dan hubungan sosial-kemasyarakatan.References
Atkinson, R.C. dan Hilgard, E.R. 1991. Pengantar Psikologi. Erlangga. Jakarta.
Bandiati, S. 2005. Karakteristik bangsa dan pengembangan kerbau lokal. Disampaikan pada saresehan peternakan 2005, revitalisasi ternak kerbau dan pola perbibitan sapi potong. Bandung 24 Desember 2005.
Bungin, B. 2010. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Rajawali Pers. Jakarta.
Elizabeth, R. 2007. Reorientasi dan Peran Kearifan Lokal dalam Akselerasi Inovasi sistem Integrasi Tanaman Ternak Mendukung Ketahanan Pangan di Pedesaaan. Seminar Nasional Dukungan Teknologi untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani dalam rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan. Bogor.
Fadillah, MA. 2010. Kerbau dan Masyarakat Banten : Perspektif Etno-Historis. Seminar dan Lokakarya Nasional Kerbau. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Banten.
Hasanah, NE. 2013. Pembangunan Peternakan Berwawasan Agribisnis dan Berkelanjutan. http://www.agribisnispeternakan.wordpres. Diakses pada tanggal 21 Februari 2014.
Karyono, T.H. 2010. Green Architecture: Pengantar Pemahaman Arsitektur Hijau di Indonesia. Rajawali Pers. Jakarta.
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Rineka Cipta. Jakarta.
Miles, M dan Huberman, A.M. 2007. Analisis Data Kualitatif : Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Muthalib, H. A. 2006. Potensi Sumberdaya Ternak Kerbau di Nusa Tenggara Barat, Pros. Lokakarya Nasional Usaha Ternak Kerbau Mendukung Program Kecukupan Daging Sapi. Sumbawa, 4-5 Agustus 2006. Puslitbang Peternakan, Bogor. Hlm. 64-72.
Saam, Z. 2009. Implementasi Kebijakan Program Peternakan Rakyat sebagai Wahana Pengembangan Modal Sosial di Kabupaten Kuantan Singingi. Jurnal Ilmu Administrasi Negara . 9 (2) : 142-150.
Saam, Z dan Arlizon. 2011. Kearifan Lokal Dalam Budaya Pekandangan di Kabupaten Kuantan Singingi. Jurnal Ilmu Lingkungan. 5(1) : 10- 20.
Suhubdy. 2007. Strategi Penyediaan Pakan Untuk Pengembangan Usaha Ternak Kerbau. Pusat Kajian Sistem Produksi Ternak Gembala dan Padang Pengembalaan Kawasan Tropis. Fakultas Peternakan Universitas Mataram.