Jurnal Ecosolum

Analisis Erosi dan Indeks Bahaya Erosi pada Berbagai Penggunaan Lahan di Sub DAS Opak Hulu-Tengah

Aniq Farikha — 2023-12-18

Sub DAS Opak Hulu-Tengah berada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang memiliki pertumbuhan penduduk cukup pesat dan terkonsentrasi di Kabupaten Sleman dengan persentase sebesar 30,69% (BPS DIY, 2021). Hal tersebut dapat berdampak pada perubahan penggunaan lahan yang dapat mengakibatkan erosi semakin tinggi terutama saat musim hujan. Penelitian ini bertujuan (1) mengkaji faktor utama erosi dan (2) mengkaji Indeks Bahaya Erosi Sub DAS Opak hulu-tengah sehingga dapat dilakukan pemetaan wilayah terhdap tingkat erosi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif, analisis data dilakukan menggunakan Software Arcgis 10.8 dan IBM SPSS Statistik 25. Hasil penenlitian menunjukkan bahwa erosi aktual di Sub DAS Opak hulu-tengah berkisar antara 1,70 hingga 121,64 t/ha/tahun dengan 3 klasifikasi TBE yakni kelas I, II, dan III dengan faktor erosi yang saling berkorelasi terhadap besarnya erosi. Selain itu, Sub DAS Opak hulu-tengah memiliki indeks bahaya erosi sebesar 0,09 hingga 4,23 uang tergolong rendah hingga tinggi.

Arahan dan Strategi Perlindungan Lahan Sawah Untuk Mendukung Ketahanan Pangan Di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan

Munawir Munawir — 2023-12-21

Integration of Maros Regency into the KSN Mamminasata and the increasing population has increased the conversion of rice fields. This research aims to (a) Analyze conversion of rice fields in Maros Regency period 2013-2042 (b) Analyze status of food balance in Maros Regency period 2023-2042, and (c) Formulate directions and strategies for protecting rice fields to support food availability in Maros Regency. The method used is visual interpretation of spot 5 satelite in 2012 and 2022 to obtain data on rice fields. The trend of paddy field conversion was obtained using spatial analysis. Paddy field data for 2042 was obtained based on prediction results using the Artificial Neurol Network (ANN) model using Land Change Modeler (LCM) application. Status of food balance in Maros Regency is obtained from the area of paddy fields in 2022 and 2042. The protection of paddy fields is based on 3 scenarios, using the rational method. Formulation of directions and strategies using the A'WOT method. The results of this research showed that land conversion in Maros Regency for the 2013-2023 period was 1,946 ha or 7%, while the 2023-2042 period had increased to 3,722 ha or 15%. The status of land balance in Maros Regency is a deficit from 2022 to 2042. The area of paddy fields must be protected to provide local food availability at 4,940 ha. The strategy for protecting rice fields is a strategy to improve the quality of rice fields to increase productivity, and strengthening policies that are more consistent and consequential.

Pengaruh Konsentrasi Bioaktivator Effective Microorganism 4 terhadap Waktu Penyerapan Air, Massa, dan Kualitas Kompos Pada Lubang Biopori

Shofiyah Aulia — 2023-12-30

Banjir merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi hal tersebut sebagai akibat dari semakin berkurangnya kemampuan tanah dalam menyerap air akibat kerusakan struktur tanah, ditambah dengan pembuangan sampah dengan jumlah yang makin bertambah ke badan-badan air. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan konsentrasi aktivator EM4 yang berbeda pada Lubang Resapan Biopori terhadap waktu penyerapan air, massa kompos dan kualitas kompos selama rentang waktu 15 dan 30 hari. Metode pada penelitian ini adalah waktu penyerapan air dihitung menggunakan stopwatch dan massa kompos dihitung menggunakan timbangan. Perlakuan dibagi menjadi empat antara lain Non-EM4, konsentrasi EM4 sebanyak 1% (5 mL), 5% (25 mL), 10% 50 mL dalam larutan aquades sebanyak 500 mL yang dicampur sampah organik 1,5 kg pada masing-masing lubang. Kualitas kompos yang diukur pada Laboratorium Sumber Daya Lahan Universitas Pembangunan Nasional Jawa Timur, berdasarkan parameter antara lain (C-organik, P-total, N-total, K- total, suhu, pH dan rasio C/N). Hasil observasi menunjukkan bahwa penambahan EM4 pada lubang resapan biopori tidak signifikan mempengaruhi waktu penyerapan air. Massa kompos paling kecil ditunjukkan pada perlakuan EM4-10%. Hal ini menunjukkan proses dekomposisi terjadi lebih cepat dan banyak mikroorganisme yang membantu proses tersebut. Dari keempat perlakuan, didapatkan perlakuan EM4-10% yang lebih dominan memenuhi standar baku mutu SNI. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, jumlah takaran bioaktivator yang direkomendasikan adalah pada perlakuan EM4-10%.

Sandstone Provenance of Walanae Formation as a Parent Rock in Bulukumpa area, Bulukumba Regency, South Sulawesi

Meutia Farida — 2023-12-31

The Walanae Formation has a wide distribution in the southern arm of Sulawesi, this rock formation was deposited during the formation of the basin due to the Walanae strike-slip fault. The Walanae Formation in the study area comprises sedimentary rocks and pyroclastic rocks, which give different soil characteristics. This study aims to determine the types of sandstones, rocks of origin, and provenance of sandstones in the study area by using spot sampling at representative stations and petrographic analysis. The sandstones of the study area are divided into two groups based on Folk (1974), namely arkose lithic and feldspathic litharenite. Based on the type of quartz, rock fragments, and associated minerals, the origin of the sandstones in the study area are plutonic igneous rocks, volcanic rocks, sedimentary rocks, and metamorphic rocks. The results show that the types of provenance sandstones in the study area are magmatic arc and recycled orogenic.

Daya Dukung Biofisik Sub Daerah Aliran Sungai Ciujung Hulu, Provinsi Banten

Egidius Naitkakin — 2023-12-31

Landuse changes without soil and water conservation-based, especially in the upstream watershed, can drive erosion and degraded land. It affects watershed management. Flood, sedimentation, and discharge fluctuation downstream of Ciujung Watershed are the effect of the degraded land upstream. It affects biophysical carrying capacity. The carrying capacity of the watershed becomes the basis for consideration in the watershed management plan. The purpose of this research is to study the biophysical carrying capacity of the upstream Ciujung Sub-basin. Biophysical aspects of watershed include percentage of degraded land, percentage of vegetation, erosion index, runoff regime coefficient, annual runoff coefficient, sedimentation, flood events, and water use index. It was scored based on Indonesia Forestry Minister Regulation No. P.61/Menhut-II/2014. The result showed that degraded land percentage, erosion index, yearly runoff coefficient, sedimentation, and flood event were severe, vegetation belongs to the very bad category, and water use index were in a medium stage. The carrying capacity in Ciujung Hulu Watershed was in poor condition with a score total of 140,5.

Kajian Erosi pada Hutan Tanaman Industri di Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros

Syamsul Arifin Lias — 2024-01-24

The small value of erosion on a land is sometimes ignored even though it can sometimes have an effect on a land. Industrial plantation forests (HTI) are present as a government effort to combine timber production and forest rehabilitation. However, the problems faced are low land productivity, decreased soil fertility due to erosion processes in the soil layer. The research hypothesis is that the use of a layered canopy, good soil infiltration will reduce the rate of erosion and surface flow. This research aims to study the amount of erosion in industrial plantation forests in Tompobulu District, Maros Regency. This research was conducted in January-February 2022 in Bahagia Hamlet, Bontomanurung Village, Tompobulu District which was carried out using the erosion plot method. Erosion plots were made in two stands in monoculture and agroforestry industrial plantation forest areas. The measurement results of the amount of flow rate in monoculture HTI is greater than agroforestry HTI which each has a surface flow, namely 113.86 m3/ha and 55.43 m3/ha. While the erosion rate in monoculture HTI is greater than agroforestry HTI, each of which has an erosion rate, namely in monoculture HTI of 0.19 tons/ha and agroforestry HTI of 0.06 tons/ha. The estimated value of annual erosion and tolerable soil loss (TSL) in each stand, namely monoculture HTI is 2.57 tons/ha/year and 4.69 tons/ha /year, while in agroforestry HTI respectively 1.45 tons/ha/year and 9.69 tons/ha/year. Each of the two stands produced estimates of annual erosion that were smaller than the tolerable soil loss (TSL). Good interception (use of layered canopy, vegetation with large leaf surface area) and good infiltration can reduce erosion and surface runoff.

Pemetaan Kesesuaian Lahan Desa Tonasa Kecamatan Tombolo Pao untuk Tanaman Hortikultura

Mujahidah Safir — 2024-02-15

Lahan yang sesuai untuk usaha pertanian adalah lahan yang mempunyai kecocokan antara potensi lahan
dengan syarat tumbuh optimal suatu jenis tanaman pertanian. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan
dan memetakan kelas kesesuaian lahan sayur-sayuran (hortikultura) khususnya tanaman kentang, tomat,
dan kubis di Desa Tonasa Kecamatan Tombolo Pao. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan menggunakan pendekatan faktor pembatas sederhana. Pengambilan sampel dilakukan secara
purposive sampling berdasarkan peta unit lahan yang terdiri dari empat unit lahan, pada sistem lahan Barong Tongkok (BTK) dan Tanggamus (TGM). Kriteria kesesuaian lahan yang digunakan adalah kriteria menurut Djaenuddin et al. (2011). Penelitian ini menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan aktual di lokasi penelitian untuk tanaman kentang tergolong sesuai marginal (S3) seluas 2.037 Ha (100%) dengan faktor pembatas retensi hara yaitu pH. Untuk tanaman tomat sebagian tergolong cukup sesuai (S2) seluas 1.778 Ha (87,29%) dengan faktor pembatas ketersediaan air yaitu curah hujan dan kelembaban; retensi hara yaitu kejenuhan basa dan pH; bahaya erosi yaitu lereng serta sebagian tergolong S3 seluas 259 Ha (12,71%) dengan faktor pembatas retensi hara yaitu pH. Untuk tanaman kubis tergolong S3 seluas 2.037 Ha (100 %) dengan faktor pembatas retensi hara yaitu kejenuhan basa dan pH. Desa Tonasa Kecamatan Tombolo Pao memiliki potensi untuk pengembangan tanaman hortikultura yang ditunjukkan dengan hasil analisis kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kentang (S3), tomat (S2 dan S3), dan kubis (S3). Kelas kesesuaian lahan potensial tergolong S2 untuk tanaman kentang, tomat, dan kubis dengan faktor pembatas kelembaban.