RELASI ANTARA MODAL SOSIAL PENYULUH DAN KEBERHASILAN PENYULUHAN PERTANIAN: Kasus Desa Limbung dan Desa Tubajeng, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan

Main Article Content

Muhamad Fathun Munier
M. Saleh S. Ali
Darmawan Salman

Abstract

Agricultural extension is a communication process which is influenced by social capital. This research aims to analyze the relationship of social capital of agricultural extension officers and the success of agricultural extension. This research was conducted in Limbung Village and Tubajeng Village, Bajeng Sub-district, Gowa Regency, South Sulawesi from October to November 2017. The Number of samples in this research were 75 respondents taken from 3 farmer groups namely Farmer Group of Sappaya III, Farmer Group of Taipa Bannya I, and Farmer Group of Bontorita I. Analysis of the data was using pearson product moment correlation analysis on questionnaire with Likert scale.  The results showed that the extension programs implemented by extension workers were considered successful by farmers. The social capital of agricultural extension workers assigned to research sites, in the form of trust, reciprocity and social networks is quite high. This is because the farmers assess the performance of extension workers quite well and the farmers are very pleased with the assistance provided especially the provision of information and technology about the farming that they practice. The study also found that social capital in the form of trust, reciprocity, and social network of extension workers partially or collectively affect the success of agriculture extension programs in the three farmer groups studied.  

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Munier, M. F., S. Ali, M. S. and Salman, D. (2018) “RELASI ANTARA MODAL SOSIAL PENYULUH DAN KEBERHASILAN PENYULUHAN PERTANIAN: Kasus Desa Limbung dan Desa Tubajeng, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan”, Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 14(2), pp. 133-142. doi: 10.20956/jsep.v14i2.4221.
Section
Articles

References

Amanah et al., 2008. Sistem Penyuluhan Perikanan dalam Mengantisipasi Era Perubahan. Jurnal Penyuluhan 4(2): 139 - 151.

Amin, S., 2016 Pengaruh Unsur Modal Sosial terhadap Keberhasilan Kelompok TaniTernak Penerima Bantuan Program Sarjana Membangun Desa (SMD) di Kabupaten Bone. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Badrun, M.B., 2005. Dinamika Modal Sosial Masyarakat Pesisir dalam Pengelolaan Sumber daya Pesisir dan Lautan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Bahua, M.I., 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh Pertanian dan Dampaknya pada Perilaku Petani Jagung di Provinsi Gorontalo. Jurnal Ilmiah Agropolitan 3(1): 293-303.

Cahyono, B., 2012. Peran Modal Sosial Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Petani Tembakau di Kabupaten Wonosobo. Semarang: Universitas Islam Sultan Agung.

Fukuyama, F., 2002. The Great Disruption :Hakikat Manusia dan Rekonstruksi Tatanan Sosial. Yogyakarta: Qalam Press.

Hadi, S., 2016. Profil Modal Sosial dan Tingkat Partisipasi Peternakpada Pengembangan Sapi Potong di Kabupaten Tebo Propinsi Jambi. KANAL: Jurnal Ilmu Komunikasi 2(2) : 107-206.

Kholifa, N., 2016. Pengaruh Modal Sosial Terhadap Produktivitas Petani (Studi Kasus Di Kecamatan Cilacap Utara Kabupaten Cilacap). Yogyakarta: Universitas Negeri.

Kountur, R., 2009. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: Manajemen PPM.

Mardikanto, T., 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: UNS Press.

Marius et al., 2007. Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Penyuluh Terhadap Kompetensi Penyuluh di Nusa Tenggara Timur . Institut Pertanian Bogor. Jurnal Penyuluhan 3(2) : 78-89.

Moorman, C., R. Deshpande dan G. Zaltman. 1993. “Factors Affecting Trust in Market Research Relationships”. Journal of Marketing Vol. 57.

Marliati, 2008. Faktor-Faktor Penentu Peningkatan Kinerja Penyuluh Pertanian Dalam Memberdayakan Petani (Kasus di Kabupaten Kampar Provinsi Riau). Jurnal Penyuluhan 4(2): 92-99.

Polanyi, K., 1998. “Societies and Economic System”, dalam George Dalton (ed). Primitive, Archaic and Modern Economies, Essay of Karl Polanyi. Boston : Beacon Press. Hlm 3 - 25.

Pratikno dkk., 2008. Penyusunan Konsep Perumusan Kebijakan PelestarianNilai-nilai Kemasyarakatan (Social capital) untuk Integrasi Sosial. Yogyakarta: FISIPOL UGM.

Pratisthita et al., 2014. Peran Modal Sosial dalam Menunjang Dinamika Kelompok Peternak Sapi Perah (Studi Kasus di Kelompok 3 TPK Pulosari Pangalengan). Jurnal Ilmu Ternak 1(10): 52-57.

Safar, 2011. Pengaruh Kemandirian, Motivasi, Kompetensi, Karakteristik Penyuluh terhadap Kinerja Penyuluh Perkebunan Kabupaten Jepara. Jurnal Daya Saing 8(4).

Situmorang et al., 2013. Modal Sosial Dan Keberhasilan Pelaksanaan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan di Kabupaten Manokwari. Jurnal SEPA 8(2): 104-115.

Soetomo, 2006. Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suhanda N.S, Jahi A, Sugihen BG, Susanto D., 2008. Kinerja Penyuluh Pertanian di Jawa Barat. Jurnal Penyuluhan 4(2): 100-108.

Suharjon et al., 2017. Pengaruh Ekspor, Impor, Dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Sektor Pertanian Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi 35(1): 49-65.

Salman, D., 2002. Apa dan Bagaimana Pemberdayaan Masyarakat (Makalah). Makassar: PSKMP Universitas Hasanuddin.

Syahyuti et al., 1999. ‘Kajian Kelembagaan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Nasional’ dalam Dinamika Inovasi Sosial Ekonomi dan Kelembagaan Pertanian.

Penyunting (Ed.) Erizal et al. Bogor: Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Undang –Undang Republik Indonesia Nomor 16 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Tahun 2006.

Van Den Ban, A.W dan Hawkins, 1999. Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta: Kanisius.

Viforit et al., 2014. Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh terhadap Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan Tugas Pokok Penyuluh Pertanian (di BPP Pematang Sijonam, Kabupaten Serdang Bedagai). Medan: Universitas Sumatera Utara. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis 3(5).