BEGAL DAN KERESAHAN MASYARAKAT (JARINGAN KOMUNIKASI KELOMPOK ANARKIS DI KOTA MAKASSAR)
Keywords:
Mixed Methods, Begal, Keresahan Masyarakat, Jaringan KomunikasiAbstract
Begal is one crime that is rampant form of violence for the victims. The purpose of this study is to analyze how the communication network begal anarchist groups in the city of Makassar. The approach used in this study is a combination of qualitative and quantitative methods (mixed methods). The data in this study in the form of data processed from the relevant agencies, interviews begal members of anarchist groups and community leaders, whether in the form of text, tables, matrices and sosiogram. The results showed that the motor group of anarchists bermetamarfosis be robber. Birth of a motorcycle gang, the average beginning of a bunch of teenagers who like wild races and actions that challenge the danger on the eve of early morning on the highway. In the gang then appear own language with the use of words and specific terms that can only be understood by the gang members themselves, in order to carry out the action with committing a crime, as did the robbery on the highway, and the place that they think could be the place for action, be it morning, noon and night. Ketergangtungan attachment and relationship between members of anarchist groups robber with communication patterns that they do every day, to form the mindset which then becomes a form of behavior that tend to be negative and deviant behavior. The robber anarchy regarding the crimes to the detriment of many. Begal anarchist group is a social arrangement which formed informally created by communication between members. In begal anarchist group created the chain caused by communications made by each member. This chain form a network through interpersonal relationships antaranggotanya unconventional group, such as a network of friends that form a pattern of communication network anarchist group begal in Makassar. The mindset that existed at the robber's anarchist group shifted the pattern of group interaction that exist in general, which also experienced a process of rational thinking results, both for members perindividu, as well as the overall group. This affects their thought patterns and trends in making decisions, which is doing anarchy robber.
Begal merupakan salah satu tindak kriminal yang marak terjadi berbentuk kekerasan bagi para korbannya. Tujuan Studi ini adalah Menganalisis bagaimana jaringan komunikasi kelompok anarkis begal yang ada di Kota Makassar. Pendekatan yang digunakan dalam Studi ini adalah gabungan antara metode kualitatif dan metode kuantitatif (mixed methods). Data dalam Studi ini berupa data olahan dari instansi terkait, hasil wawancara anggota kelompok anarkis begal dan tokoh masyarakat , baik berupa teks, tabel, matriks maupun sosiogram. Hasil Studi menunjukkan Kelompok motor yang bermetamarfosis menjadi kelompok anarkis begal. Kelahiran geng motor, ratarata diawali dari kumpulan remaja yang hobi balapan liar dan aksi-aksi yang menantang bahaya pada malam menjelang dini hari di jalan raya. Di dalam kelompok geng kemudian muncul bahasa sendiri dengan penggunaan kata dan istilah khusus yang hanya dapat dimengerti oleh para anggota geng itu sendiri, guna menjalankan aksinya dengan melakukan tindak kriminal, seperti melakukan pembegalan di jalan raya, dan ditempat yang menurut mereka bisa menjadi tempat beraksi, baik itu pagi, siang maupun malam hari. Adanya hubungan keterikatan dan ketergangtungan antara anggota kelompok anarkis begal dengan pola komunikasi yang mereka lakukan setiap harinya, hingga membentuk pola pikir yang kemudian menjadi suatu bentuk perilaku yang cenderung negatif dan menjadi perilaku yang menyimpang. Tindak anarkis begal tersebut berkaitan dengan kejahatan yang merugikan orang banyak. Kelompok anarkis begal merupakan susunan sosial yang terbentuk secara informal yang diciptakan oleh komunikasi antar anggota. Dalam kelompok anarkis begal tercipta mata rantai yang disebabkan oleh komunikasi yang dilakukan oleh masing-masing anggota. Mata rantai ini membentuk jaringan melalui hubungan interpersonal antaranggotanya diluar aturan kelompoknya, seperti jaringan pertemanan yang membentuk pola jaringan komunikasi kelompok anarkis begal di Kota Makassar. Pola pikir yang ada pada kelompok anarkis begal ini bergeser pada pola interaksi kelompok yang ada pada umumnya, yang didalamnya mengalami proses dari hasil pemikiran yang rasional, baik itu untuk anggota perindividu, maupun secara keseluruhan dalam kelompoknya. Hal ini mempengaruhi pola pikir dan kecendrungan mereka dalam mengambil keputusan, yakni melakukan tindak anarkis begal.
References
Borgatti S.P & Everett M.G. (2013). Analyzing Social Networks. SAGE. London: Publication Ltd.
Cahyana. (2011). “Pengukuran dalam Analisis Jaringan Komunikasi”. Dalam Bagong Suyanto dan Sutinah (eds). Metode Studi Sosial. Jakarta: Kencana.
Chunke S. (2012). Who Knows Who Knows What In The Group? The Effects Of Communication Network Centralities, Use Of Digital Knowledge Repositories, And Work Remoteness On Organizational. Members’ Accuracy In Expertise Recognition, 614-640.
Eriyanto. (2014). Analisis Jaringan Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Hadisuprapto H. (2014). Studi Tentang Makna Penyimpangan Perilaku Di Kalangan Remaja. Jurnal Kriminologi Indonesia, 9 – 18.
Kartono. (2010). Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja. Jakarta: Raja Grafindo persada.
Prastowo A. (2012). Seabrek Perilaku/ Sikap Orang Tua yang Harus di Hindari Terhadap Anak. Bantul: Buku Biru.
Rogers E.M. & Agarwala. (1976). Communication networks in organizasations. Newyork, Free Press.
Siahaan M. (2011). Metode Sosiometri dalam Bagong Suyanto dan Sutinah (eds). Metode Studi Sosial. Jakarta: Kencana.
Sugiyono. (2009). Metode Studi Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV.Alfabeta.
Zulfikar. (2013). Pola Jaringan Komunikasi Kelompok Dalam Menumbuhkan Solidaritas Aksi Unjuk Rasa Mahasiswa di Kota Makassar. Makassar : Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin.