JILBAB SEBAGAI SIMBOL KOMUNIKASI DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS HASANUDDIN (Studi Komunikasi Nonverbal)
Keywords:
Non-verbal Symbol, Student, Jilbab, Simbol non-verbal, MahasiswaAbstract
Abstract
This research is a study of nonverbal communication behaviors of students covered by a descriptive qualitative. In
this study obtained of 145 studens which wearing veil as a sample, withc cluster sampling technique in which a
quota sample drawn by the percentage of 2% of each faculty. To obtain data conducted by distributing
quiestionaries, in depth interviewes, direct observation and literature study, then analyzed qualitatively. Discussion
of this research uses the concept of nonverbal communication and the concept of symbolic interactionism by
Blumer. Result showed that student’s view on the hijab covering ideology, adaptation and identity. From the context
of Islamic ideology, “Clothes are mandatory for Muslims who have entered legally Baligh, because the commands
are written clearly covered in the Qur’an, where Muslim women are prohibited from revealing private parts except
the face and hands.” From the context of identity, “just as life-style headscarf.” More students to consider problems
and models wearing the headscarf that matched rather than syar’i according to Islam, and the trend is more the issue
than the issue of religious obligation. From the context of adaptation, ‘significant other’ very influental on the
behavior of students wearing the hijab as parents and family, and veiled student behavior based on a community
reference group. Students inclined have as a friend that similarity through ideology, vision in veil, hobby or style:
“cognitive consistency”.
Abstrak
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi mahasiswa Universitas Hasanuddin
memakai jilbab dari aspek komunikasi non-verbal. Penelitian dilakukan dengan metodi deskriptif kualitatif dengan
melibatkan 145 orang mahasiswi pemakai jilbab sebagai sampel, yang dilakukan dengan cara cluster sampling
dengan quota 2 persen pemakaian jilbab tiap fakultas. Data diperoleh melalui angket yang diedarkan, wawancara
mendalam, pengamatan langsung, dan studi pustaka, kemudian dianalisis secara kualitatif. Pembahasan yang
dilakukan dalam penelitian ini memakai konsep komunikasi non-verbal (isyarat) dan konsep interaksi simbolik dari
Blumer. Hasilnya menunjukkan bahwa para mahasiswa yang memakai jilbab memiliki makna ideologi, penyesuaian
dan jati diri. Dari konteks ideologi, Islam melalui Al-Qur’an mewajibkan kepada muslim perempuan yang sudah
baligh dilarang memperlihatkan bagian tubuh yang bersifat pribadi kecuali muka dan tangan. Dari konteks adaptasi
(penyesuaian) para mahasiswi yang berjilbab banyak dipengaruhi oleh lingkungan, kelompok, dan komunitas seperti
orang tua dan keluarga. Sedangkan dari aspek jati diri, nampaknya selain sebagai simbol muslim juga sebagai
perilaku yang lebih sopan dalam berpakaian.
References
Budyatna, M. 2002. Komunikais antar
pribadi. Jakarta: Universitas Terbuka.
Bulaeng, Andi. 2000. Metode Penelitian
Komunikasi. Makassar: Universitas
Terbuka.
Charon, Joel M. 1979. Symbolic
Interactionism, An Introduction, An
Interpretation, An Intergration”. New Jersey
: Prenteci Hall.
El Guindi, Fedwa. 2005. Jilbab “Antara
Kesalehan, Kesopanan dan Perlawanan”.
Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.
Faisal, sanapiah 1995. Format-Format
Penelitian Social. Jakarta: Rajawali Pers.
Griffin, emory A., 2003 A first look at
communication theory 5th edition, new York
: McGraw-hill, page 132-141
Hanafi, Abdillah. 1984. Memahami
Komunikasi Antar Manusia.