PERILAKU KOMUNIKASI ORANG BUGIS DARI PERSPEKTIF ISLAM

Authors

  • Ahmad Rustan Universitas Hasanuddin
  • Hafied Cangara Universitas Hasanuddin

DOI:

https://doi.org/10.31947/kjik.v1i1.373

Keywords:

Islam, Buginese, Communication Principle

Abstract

Abstract The ability of Buginese in placing them selves among multicultural society represnts a phenomenon with different ethnics. Generally, the community was easily welcome any time and any where they come. The reality of the role of Buginese have attracted a lot of attention and research with includes communication behavior, as a focus of this research. The aims of this research are studying about communication principles as the identity of Buginese, and analyzing the concept based on the Islamic doctrine which has influenced the Buginese communication attitude and behavior among human being. Since the Buginese adopted Islamic religion in 16 century, Islam has become the new spirit for pangngadderrng (mores) as Buginese value system which governs in behavior in the society, including their communication behavior. Therefore, Buginese in communicating are opened to others with the principles basic.Abstrak Orang Bugis memiliki kemampuan untuk menempatkan diri dan hidup bersama dalam masyarakat multikultur. Ia menjadi komunitas yang mudah diterima oleh etnik lain kapan dan dimana saja. Kenyataan ini membuat sikap dan perilaku orang Bugis selalu menarik banyak perhatian untuk diteliti, termasuk perilaku komunikasinya yang menjadi fokus dalam studi ini. Penelitian ini dimaksudkan untuk mempelajari tentang perilaku komunikasi orang Bugis menjurut ajaran Islam. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam terhadap sejumlah informan dan pengkajian literature atau dokumentasi tertulis yang telah ada. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang Bugis dalam berkomunikasi memiliki perilaku dengan prinsip; salig menghargai (sipakatau), saling menyanyangi (siammesei), kekeluargaan (siasseajingeng), jujur (lempu), tegas (getteng), berani (warani), dan berkata benar (ada tongeng). Prinsip-prinsip tersebut sesuai dengan ajaran Islam yang telah mereka terima sebagai agama sejak abad 16, kemudian mereka selaraskan dalam praktik bertutur kata dan bermasyarakat. 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adler, B. Ronald dan George Rodman, 2003, Understanding Human Communication, eight edition, New York : Oxfird University Press Inc.

Abu Hamid, 1996. Sistem Nila Islam Dalam Budaya Makassar . Dalam Ruh Islam dalam Budaya Bangsa, Jakarta : Yayasan Mesid Istiqlal.

Al-Ghazali, Muhammad, 1980, Khuluq al- Islam, Kuwait : IIFSO.

Ambo Enre, Fachruddin, dkk., 1986.

Pappasenna To MaccaE ri Luwuq sibawa Kajao Laliqdong ri Bone. Makassar : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Sulawesi Selatan La Galigo

Appalbaum, Ronald L., dan Karl W.Anatol, 1974. Strategies for persuasive Communication, Columbus Ohio: Charies E Merrill Publishing Company.

Arung Pancana Toa, 2000, La Galigo, Jilid II, Editor : Muh.Salim & Fachrudddin Ambo Enre, Editor : Muh.Salim & Fachruddin Ambo Enre, Editor : Nurhayati Rahman, Makassar : Lephas.

Cangara, Hafied. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Hafidhuddin, Didin, 2002, Membentuk Pribadi Qurani, Jakarta : Harakah.

Ibrahim, Anwar. 2003. Sulesana Kumpulan Esai Tentang demokrasi dan Kearifan Lokal. Makassar : Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin.

Ilyas, Yunahar, 2005, Kuliah Akhlaq, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Downloads

Published

2016-06-20

Issue

Section

Articles