DISTRIBUSI FILM DALAM DISKURSUS MEDIA DI INDONESIA
Keywords:
Discourse, media, film distribution, critical discourse analysis.Abstract
ABSTRACT
The research aimed to comprehend and describe: the discourse construction process concerning the film distribution, the film position in the state position, and what strength and interest affecting the discourse concerning the film distribution in Indonesia. The researched the Fairclough’s Critical Discourse Analysis method to disclose the main problem in discursive practice. The media have facilitated the debate forum among the government, regulators, and film-makers about these issues. In the discourse production of the film distribution, the media continuously criticize the film monopoly distribution. Although filmmakers have the same opinion to encourage the issuance of the film regulation, the media take the exhibitor’s side to facilitate more locations for the other investors to develop more cinemas. Based on the analysis, Gramedia group, in this case, KOMPAS, actually spreads the discourse as their strategy to obtain more opportunities in the frame of developing their new business in the film distribution.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk, memahami dan mendeskripsikan proses konstruksi diskursus mengenai distribusi film di Indonesia, posisi perfilman dalam sistem kenegaraan di Indonesia, dan kepentingan apa yang berpengaruh Penelitian ini menggunakan metode Critical Discourse Analysis Fairclough untuk membongkar masalah utama dalam praktik diskursif. Media telah memfasilitasi forum debat antara pemerintah, regulator, dan film-makers mengenai isu-isu tersebut. Dalam produksi diskursus distribusi film, media terus-menerus mengkritik monopoli distribusi film di Indonesia. Meski pembuat film memiliki pendapat yang sama untuk mendorong penerbitan peraturan film tersebut, media tersebut mengambil sisi eksibitor untuk memfasilitasi lebih banyak tempat bagi investor lain untuk membangun lebih banyak bioskop di Indonesia. Berdasarkan analisisnya, Gramedia Group, dalam hal ini KOMPAS, sebenarnya menyebarkan diskursus mengenai perfilman sebagai strategi mereka untuk mendapatkan lebih banyak kesempatan dalam rangka membangun bisnis baru mereka dalam distribusi film.
References
Biran, Misbach Y (2009). Peran Pemuda dalam Kebangkitan Film Indonesia. Jakarta: Ministry of Youth and Sports of Indonesia.
Djuraid, Husnun N (2007). Panduan Menulis Berita : Edisi Revisi. Malang : UMM. Press.
Fairclough, N(1992). Discourse and Social Change. Cambridge: Polity Press.
___________(1995). Critical Discourse Analysis. Boston: Addison Wesley.
___________ (2000). New Labour, New Language? London: Routledge.
___________ (2001). Language and Power, 2nd edition. Harlow: Longman.
___________(2003). Analysing Discourse: Textual Analysis for Social Research. London: Routledge.
Lehtonen, Mikko(2000). Cultural Analysis of Texts. London: Sage.
Hardiman, F. Budi(2009), Kritik Ideologi: Pertautan Pengetahuan dan kepentingan. Yogyakarta: Kanisius
Herman, Edward S & Noam Chomsky(1988). Manufacturing Consent: The Political Economy of the Mass Media. New York: Pantheon Books.
Mudhoffir, Abdil Mughis. (2013). Teori Kekuasaan Michel Foucault: Tantangan Bagi Sosiologi Politik. Jurnal Sosiologi MASYARAKAT Vol.18 No.1, 75-100.
Zulfaningrum, Rahmawati. 2014. Spasialisasi dan Praktik Konglomerasi Media Kelompok Kompas Gramedia. Jurnal ASPIKOM, Vol. 2 No. 3, 140-153.