PENGGUNAAN SIMBOL-SIMBOL KOMUNIKASI NON VERBAL ANTARA PENGUNGSI IRAN DAN WARGA LOKAL DI MAKASSAR
Keywords:
simbol, non verbal, pengungsi IranAbstract
ABSTRACT
First observation shows that the refugees can interact with local people and it is called as intercultural communication. This study aims to identify and mengategorisasi (1) the use of symbols of non-verbal communication among Iranian refugees in interacting with local communities (2) barriers to Iranian refugees in symbols, while interacting with the local community. This study uses qualitative descriptive method to describe a social phenomenon. The research was conducted in the city of Makassar with some informants were scattered in various places of refuge. The types and sources of data used are primary data and secondary data. The primary data or main data in the form of interviews with informants and secondary data or supporting documents such as books, theses, journals, articles, and internet. The informant of seven Iranian refugees and three local residents. Data were collected in the form of interviews with informants. Data were analyzed using several theories. The results showed that (1) Refugee Iran using symbols while communicating with local residents to clarify the message to be conveyed. Iranian refugees also learn and understand the local culture symbols and use them when interacting with locals although they differ with their culture. As; nod and smile. (2) There are three obstacles in the use of symbols of non-verbal communication is currently in progress, namely; cultural barriers, psikolgi barriers, and barriers of perception.
Keywords: symbol, non-verbal, Iranian refugees
ABSTRAK
Dari hasi observasi awal terlihat bahwa pengungsi dapat berinteraksi dengan warga lokal dimana ini disebut sebagai komunikasi antar budaya. Penelitian ini kemudian bertujuan untuk mengetahui dan mengategorisasi (1) penggunaan simbol-simbol komunikasi non verbal di kalangan pengungsi iran dalam berinteraksi dengan masyarakat lokal (2) hambatan pengungsi Iran dalam menggunakan simbol-simbol saat berinteraksi dengan masyarakat lokal. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kulitatif dengan menggambarkan fenomena sosial. Penelitian ini dilaksanakan di kota Makassar dengan beberapa informan yang tersebar di berbagai tempat penampungan pengungsi. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer atau data utama berupa hasil wawancara dengan informan dan data sekunder atau data pendukung berupa buku, tesis, jurnal, artikel, dan internet. Informan terdiri atas tujuh orang pengungsi Iran dan 3 orang warga lokal. Data dikumpulkan berupa hasil wawancara dengan para informan. Data dianalisis menggunakan beberapa teori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pengungsi Iran menggunakan simbol-simbol saat berkomunikasi dengan warga lokal untuk memperjelas pesan yang ingin disampaikan. Pengungsi Iran juga mempelajari dan memahami simbol-simbol budaya lokal dan menggunakannya saat berinteraksi dengan warga lokal meskipun berbeda dengan budaya mereka. Seperti; anggukan dan senyuman. (2) Terdapat 3 hambatan dalam penggunaan simbol-simbol saat komunikasi non verbal berlangsung yaitu; hambatan budaya, hambatan psikolgi, dan hambatan persepsi.
Kata kunci : simbol, non verbal, pengungsi Iran
References
Cangara. (2014). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Gudykunst W. (2003). Cross-cultural and intercultural communication. USA: Sage Publications.
Kriyantono. (2008). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group
Liliweri. (2013). Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Liliweri. (2011). Gatra-Gatra Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Moleong. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdaarya
Mulyana & Rakhmat. (2010). Komunikasi Antarbudaya: Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya
Mulyana. (2008). Komunikasi Efektif (Suatu Pendekatan Lintas Budaya). Bandung: Remaja Rosdakarya