EFEK POST TRUTH PADA PARTISIPASI PEMILIH PEMILU 2019 (Kajian Sosiologi Komunikasi)
Keywords:
Post Truth, Partisipasi, Pemilih, Pemilu 2019Abstract
Proses dan hasil Pemilihan Umum tahun 2019, telah selesai. Semua anggota legislatif (DPR, DPD, dan DPRD), telah dilantik, termasuk Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Namun permasalahan mengenai Pemilu serentak 2019, masih menjadi keprihatinan publik. Salah satunya adalah maraknya Hoax dan Hate Speech pada pemilihan presiden dan wakil presiden Pemilu 2019. Tulisan ini, mencoba mengkaji efek Post Truth yaitu Hoax dan Hate Speech, terhadap partisipasi pemilih pada Pemilu 2019. Metode yang digunakan adalah kualitatif desktiptif, dan data yang diolah yaitu data sekunder dan data primer. Penelitian ini berawal identifikasi dan perumusan masalah, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data meliputi klasifikasi dan reduksi data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil studi menggambarkan, efek post truth pada Pemilu serentak 2019 tidak hanya menimbulkan permasalahan negatif seperti; (1) telah terjadi sekat-sekat sosial dalam masyarakat akibat perbedaan dukungan; (2) dihalalkannya semua cara-cara propaganda dalam kampanye, sehingga kelompok-kelompok pendukung kehilangan kesadaran dan moralitasnya; (3) meningkatnya Issu Politik Identitas, SARA, dan lain-lain, dan; (4) Daya kritis masyarakat melemah dan masyarakat makin permissif dengan sesuatu yang belum tentu benar bahkan cenderung tidak benar. Sehingga antara kebenaran dan kebohongan, semakin sulit dibedakan oleh masyarakat. Tetapi Post Truth juga berkontribusi pada hal-hal yang positif, antara lain; (1) Post truth telah menciptakan sikap pemilih yang fanatik, sehingga mereka takut dan kecewa jika calonnya kalah; (2) Fanatisme ini kemudian diwujudkan dengan berbondong-bondong mendaftaran diri memilih dan datang ke TPS untuk mencoblos, dan; (3) Post Truth telah mendorong tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 meningkat melebihi Pemilu tahun 2014 dan melebihi dari target yang ditetapkan KPU. Walaupun demikian, disarankan perlu direvisi Undang-Undang tentang Pemilu,agar efek negatif post truth dapat diminimalisir agar tidak sampai mengganggu keharmonisan sosial, persatuan dan kesatuan bangsa.
Kata Kunci; Post Truth, Partisipasi, Pemilih, Pemilu 2019
References
Andriadi, F (2017). Partisipasi Politik Virtual: Demokrasi Netizen di Indonesia. Jakarta, RMBOOKS
Bungin, Burhan (2008). Sosiologi Komunikasi;Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta, Kencana Prenada Media Group
Fajriyah, Pratiwi (2019). Virtual Democracy: Study on Political Communication of Hate Speech and Hoax in Presidential Election 2019 Through Social Media
Golose, Petrus Reinhard (2019). Strategi Penanganan Firehose of Falsehood pada Era Post Truth:Kajian Dalam Rangka Menyukseskan Pemilu 2019, dalam jurnal Ilmu Kepolisian Vol.13 (1), 2019: 6-15
Hagar, Douglas (2014). Campaigning Online: Social Media in the 2010 Niagara Municipal Elections, dalam Canadian Jurnal of Urban Research Vol.23 hal. 74-98
Heryanto, G.G (2018). Media Komunikasi Politik: Relasi Kuasa Media di Panggung Politik. Jogjakarta, IRCiSoD
Lockie, Stewart (2017). Post Truth Politics and the Social Sciences, dalam jurnal Environmental Sociology.Diunduh dari https://www.tandfonline.com/doi/pdf/10.1080/23251042.2016.1273444 pada Rabu 6 Maret 2019 pukul 22.00 WIB
Mair, J (2017). Post Truth Antropology, dalam Antropology Today,33:3-4. Diunduh dari https://www.researchgate.net/publication/318141123_Post-truth_antropology/download pada kamis, 7 Maret 2019 pukul 10.00 WIB
Moenawar, M Ghozali, Alma Mandjustri, Tata Septayuda (2019). Transforming Cybersecurity through Sustainability in Living Harmony: Facing the Dissemination of Hoax Information Based on Digital Media, dalam International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding, Vol 6 special Issue, 2019: 119-125
Perdana, Aditya dan Delia Widianti (2019). Narasi Kampanye dan Media Sosial dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019. Jakarta, Jurnal Bawaslu DKI 2019:19-37
Sinaga, Lestari Victoria (2019). Tinjauan Sosial Dalam Pencegahan Ujaran Kebencian Dalam Media Sosial pada Pemilihan Presiden Tahun 2019, dalam Jurnal RECTUM Vol.1 (1), 2019:10-17
Wahyu, Yohan (2018). Menanti Narasi Kampanye Positif, dalam koran Kompas Jakarta hlm.5, terbit 26 November 2018