Kebijakan Dan Prinsip Prinsip Kenegaraan Nabi Muhammad Saw Di Madinah (622-632 M) (Tinjauan Perspektif Pemikiran Politik Islam)

Article History

Submited : March 9, 2016
Published : July 9, 2015

Abstrak : Karya ilmiah ini merupakan suatu studi pemikiran politik Islam. Pendekatan yang digunakan adalah studi naskah terhadap Al Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad serta fakta historis yang telah ditulis oleh para ahli sejarah baik dari kalangan muslim maupun penulis Barat non muslim. Obyek kajiannya adalah peran Nabi Muhammad SAW sebagai kepala negara di Madinah pada tahun 622-632 M. Hasil penelitian menunjukkan bahwa negara yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW bukan monarki absolut sebagaimana yang berkembang di dunia sepanjang sejarah manusia, melainkan negara republik. Hal ini terbukti bahwa selain memimpin warga negara yang heterogen agama dan etnis, beliau menjalankan pemerintahan yang bersifat demokratis dengan indikator musyawarah atau konsultasi yang terbuka, persamaan kedudukan warga negara, keadilan sosial yang merata tanpa diskriminasi, penghargaan terhadap kemerdekaan (HAM) dalam beragama, hidup, berpikir, hak milik dan jaminan sosial. Yang sangat menarik bahwa kekuasaan atau kepemimpinan harus dipertanggung jawabkan secara publik selain kepada Allah SWT. Kata kunci : Prinsip, Kenegaraan, Nabi Muhammad SAW. Abstract : This scientific work is a study of Islamic Political Thought. The approach used is the study of the Koran texts and tradition of the Prophet Muhammad as well as the historical facts that have been written by the historians of the Muslim and non-Muslim western writer. The object of study is the role of the Prophet Muhammad as head of state in Medina in AD 622-632. The results showed that the country that was built by the Prophet Muhammad is not the absolute monarchy as that developed in the world throughout human history, but the republic. It is evident that in addition to leading citizens heterogeneous religion and ethnicity, he was running a democratic government with indicator open deliberation or consultation, equality of citizens, social justice is equally without discrimination, respect for independence (HAM) in religion, life, thought, property rights and sosial security. Very interesting that power or leadership must be accountable to the public in addition to Allah.Key words : Principle, the State, the Prophet Muhammad.

References

  1. Ahmad, Zainal Abidin, (1974). Negara Adil Makmur Menurut Ibnu Sina. Jakarta: Bulan Bintang, Cet.I.
  2. Bellah, Robert N. (2000). Beyond Belief, Jakarta: Paramadina, cet. I.
  3. Elwa, Muhammad S. (1983). On the Political System of Islamic State. Anshari Thayib (Alih bahasa). Surabaya: Bina Ilmu.
  4. Esposito, John L. (1990). Islam and Politics. Alih bahasa Joesoef Sou’ib, Islam dan Politik Jakarta: Bulan Bintang, Cet. I.
  5. Gibb, Sir Hamilton A.R. (1983). Mohammedanism. Abu Salamah (Alih bahasa) Islam dal Intasan Sejarah. Jakarta: Bharata Karya Aksara, Cet. IV.
  6. Hart, Michael H. (2005). The 100 A Rangking of the Most Influential Persons in History. Jakarta: Karisma Publishing Group, Cet. I.
  7. Hitti, Philip K. (2008). Histry of the Arab. Jakarta: Serambi, cet. I.
  8. Karim, Khalil Abdul, & Yatsrib, Daulah. (2005) Basa’ir fi ‘Am al Wufud. Kamran As’ad Irsyady (Alih bahasa). Negara Madinah. Yogyakarta: LKIS, Cet. I.
  9. Keyt, David dan Miller, Fred D. (2012) Handbook of Political Theory, Alih bahasa Derta Sri Widowatie. Jakarta: Nusa Media, Cet. I.
  10. Khalid, Khalid Muhammad, Sya’bi, Ad Dinu li Sy, Anwar, M. Thoha Anwar (Alih bahasa). Islam Meluruskan Bangsa. Jakarta: Kalam Mulia, cet. I.
  11. Little, David et.al. (1997) Human Rights and the Conflic Cultures Western and Islamic Perspectives. Rianto (Alih Bahasa). Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. I.
  12. Nabhani, Taqiyuddin an. (2000). Ad Daulah al Islamiyah. Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, Cet. I.
  13. Perwiranegara, Alamsyah Ratu. Islam dan Pembangunan Politik Indonesia. Jakarta: Hadji Masagung, cet. I.
  14. Sjadzali, Munawir. (1993). Islam dan Tata Negara. Jakarta: UI Press, Cet.V.
  15. Umar, Akram Dhiyauddin. (1999). Masyarakat Madani. Jakarta: Gema Insani, Cet. I. Wahid, Agus. (1991). Perjanjian Hudaibiyah. Jakarta: Grafikatama Jaya, Cet. I.

Downloads

Download data is not yet available.