PENINGKATAN KUALITAS TEMPAT MINUMAN SARABBA SEBAGAI BAGIAN DARI DAYA TARIK WISATAWAN KAMBO DI KOTA PALOPO

Authors

  • Moh. Sutrisno Universitas Islam Negeri Alauddin
  • Muhammad Chaidar Febriansyah
  • Andi Tenrisanna Syam
  • Rahmiani Rahim
  • Mayyadah Syuaib
  • Suci Q. Ramadhani

DOI:

https://doi.org/10.20956/pa.v6i4.12899

Keywords:

Sarabba, natural tourism, space, architecture

Abstract

Kambo area is a strategic area geographically located in the highland area of Palopo City. The natural conditions of Kambo are fertile, and the distance from Palopo city is quite close. On the other hand, the limited land for residents and the location of buildings on hillsides prone to landslides are problems that need mediation. This activity aims to provide input to residents about the importance of protecting the natural environment, increasing awareness of landslide disasters, and optimizing the place as a tourist area with the characteristic of Sarabba drink. Sarabba is a typical drink from South Sulawesi. Sarabba drink is made from ginger and brown sugar as ingredients. The community service used the lecture method in the counseling process and placemaking to identify problems and potential within the community. The results of service community activities positively impact the development of more quality and modern building facades. The idea of optimizing the potential of Kambo's natural wealth with the characteristics of a more comfortable and contemporary Sarabba drink can be accepted by residents without leaving the rules of local wisdom. The emergence of a business place with a modern concept, both in terms of form and building materials. The youth community made markers to enter the Kambo village, marking the peaks of nests to enter natural tourist areas. The uniqueness of Kambo is increasingly known through social media. --- Kawasan Kambo termasuk wilayah strategis yang secara geografis terletak di kawasan dataran tinggi Kota Palopo. Tidak hanya kondisi alam Kambo yang subur tetapi juga jarak dengan kota Palopo yang cukup dekat. Dilain sisi, keterbatasan lahan warga, letak bangunan di lereng-lereng bukit yang rawan terjadinya longsor menjadi permasalahan yang perlu dilakukan mediasi. Kegiatan ini bertujuan memberikan masukan kepada warga tentang pentingnya menjaga lingkungan alam sekitar, meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana longsor, serta optimalisasi tempat sebagai kawasan wisata dengan ciri khas minuman Sarabba. Sarabba adalah minuman khas Sulawesi Selatan. Minuman Sarabba terbuat dari bahan baku Jahe dan gula merah. Pengabdian menggunakan metode ceramah dalam proses penyuluhan, dan placemaking dalam mengidentifikasi permasalahan dan potensi yang ada bersama-sama masyarakat. Hasil kegiatan pengabdian berdampak positif kepada perkembangan fasad bangunan yang lebih berkualitas dan modern. Gagasan mengoptimalkan potensi kekayaan alam Kambo dengan ciri khas minuman Sarabba lebih nyaman dan modern dapat diterima oleh warga tanpa meninggalkan kaidah-kaidah kearifan lokal. Munculnya tempat usaha dengan konsep modern, baik dari segi bentuk maupun material bangunan. Komunitas pemuda membuat penanda untuk masuk ke dalam kelurahan Kambo, penanda puncak sarang-sarang untuk masuk ke area wisata alami. Keunikan Kambo semakin dikenal melalui media sosial.

References

Amin, J. J. A., Rifai, M. A., Purnomohadi, N., & Faisal, B. (2016). Mengenal arsitektur lansekap Nusantara. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

BPS. (2021). Badan Pusat Statistik. Retrieved November 12, 2021, from https://palopokota.bps.go.id/indicator/55/70/1/produksi-buah-buahan-menurut-kecamatan-dan-jenis-buah-di-kota-palopo.html

Dolnicar, S. (2020). Designing for more environmentally friendly tourism. Annals of Tourism Research, 84, 102933. https://doi.org/10.1016/j.annals.2020.102933

Forum, P. U. (2021). Kambo: titik paling indah memandang Kota Palopo. Palopo.

Halim, M., & Saharuddin, S. (2017). Pemberdayaan Kelompok Usaha Masyarakat Pada Objek Wisata Alam Di Kelurahan Kambo Kecamatan Mungkajang Kota Palopo. Jurnal Ekonomi Pembangunan STIE Muhammadiyah Palopo, 3(1). https://doi.org/10.35906/jep01.v3i1.171

Li, G., & Hu, W. (2019). A network-based approach for landscape integration of traditional settlements: A case study in the Wuling Mountain area, southwestern China. Land Use Policy, 83, 105–112. https://doi.org/10.1016/j.landusepol.2019.01.043

Mahmud, I. (2013). Kota Kuno Palopo: Dimensi Fisik, Sosial dan Kosmologi. Makassar: Masagena Press.

Marzaman, L. U., Hafid, Z. A., Fisu, A. A., & Nurhijrah. (2019). Place Making Workshop Batupasi Sub District Palopo City. To Maega : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(1), 1–8. https://doi.org/10.35914/tomaega.v2i1.233

Basalamah, M. S., Rahim, S., & Amir. (2019). Pembuatan Minuman Sarabba Cokelat Bagi Kelompok Mitra. Jurnal Pengabdian Bina Ukhuwah, 01(02), 73–77. Retrieved from https://www.jurnal.fe.umi.ac.id/index.php/JPBU/article/ view/347

Muzammil, W., Aminatul, Z., & Oktavia, Y. (2021). Peningkatan Kesadaran Masyarakat Terhadap Biota Laut Dilindungi Di Kepulauan Riau Melalui Media Buku Saku Dan Video. Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 5(3), 356–364. Retrieved from https://journal.unhas.ac.id/index.php/ panritaabdi/article/view/11188

Sukasta, K. A. G., & Winandari, M. I. R. (2020). Placemaking in Tanah Abang : Between Dimensions and Intensity. International Journal on Livable Space, 05(1), 1–10.

Sun, Y., Shao, Y., & Chan, E. H. W. (2020). Co-visitation network in tourism-driven peri -urban area based on social media analytics : A case study in Shenzhen , China. Landscape and Urban Planning, 204(September), 103934. https://doi.org/10.1016/j.landurbplan.2020.103934

Surur, F. (2013). Penataan dan Pelestarian Kawasan Bersejarah Kota Palopo sebagai Kota Pusaka Indonesia. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013, 25–30.

Sutrisno, M., & Sarwadi, A. (2019). Analisis Formal Fasad Arsitektur Rumah Tinggal Orang Toraja Di Kota Palopo. Nature: National Academic Journal of Architecture, 6(2), 203. https://doi.org/10.24252/nature.v6i2a9

Sutrisno, M., Sudaryono, S., & Sarwadi, A. (2020). Konsep Posi: Makna Ruang Kota Lama Palopo. Yogyakarta.

Sutrisno, M., Sudaryono, & Sarwadi, A. (2018). Sacred Spaces: An Ethnosemiotics Study on The Ancient Center of Palopo City. International Proceedings Local Geniuses Generate Future Design, 53–64. Yogyakarta.

Waruwu, D., Erfiani, N. M. D., Darmawijaya, I. P., & Kurniawati, N. S. E. (2020). Pengembangan Tanaman Herbal Sebagai Destinasi Wisata Di Desa Catur, Kintamani, Bali. Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat, 4(1), 1. https://doi.org/10.20956/pa.v4i1.7668

Wei, C., Dai, S., Xu, H., & Wang, H. (2020). Cultural worldview and cultural experience in natural tourism sites. Journal of Hospitality and Tourism Management, 43, 241–249. https://doi.org/10.1016/j.jhtm.2020.04.011

Downloads

Published

2022-08-05

How to Cite

Sutrisno, M. ., Febriansyah, M. C. ., Syam, A. T., Rahim, R. ., Syuaib, M. ., & Ramadhani, S. Q. . (2022). PENINGKATAN KUALITAS TEMPAT MINUMAN SARABBA SEBAGAI BAGIAN DARI DAYA TARIK WISATAWAN KAMBO DI KOTA PALOPO . Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 6(4), 739–752. https://doi.org/10.20956/pa.v6i4.12899

Similar Articles

1 2 3 4 5 6 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.