PENYULUHAN DAN PENGENALAN MPASI LOKAL SECARA ORGANOLEPTIK KEPADA IBU BADUTA DI PULAU BARRANG LOMPO

Authors

  • Citrakesumasari Universitas Hasanuddin
  • Laksmi Trisasmita Universitas Hasanuddin
  • Ester G. A. Hartiono Universitas Hasanuddin
  • Nur Rahma Universitas Hasanuddin
  • Sabrina Utami Yasin Universitas Hasanuddin

Keywords:

Complementary feeding, organoleptic test, moringa

Abstract

The evaluation of the sensory attributes in locally formulated complementary feeding for infants receiving breast milk, commonly referred to as Complementary Feeding of Breast Milk (MP-ASI), represents a pivotal element within the broader framework of the Family Nutrition Improvement Program (UPGK). In this organoleptic test, the main ingredients used are breadfruit and Moringa leaves. The nutritional content of breadfruit is fiber, complex carbohydrates, proteins, minerals (phosphorus, calcium, magnesium, iron) and vitamins. Likewise, Moringa plants are found in many tropical and subtropical regions, including South Asia. Moringa also has many nutritional contents in antioxidants, vitamins, essential amino acids, anti-inflammatory and other compounds. Therefore, a processing process is needed for both breadfruit and Moringa leaves before consumption to be used as complementary food in baduta. The primary objective of this community service initiative is to enhance maternal understanding regarding the assessment of sensory attributes in complementary foods intended for organoleptic evaluation. The methodology employed in this undertaking involves educational sessions encompassing instructional content and providing complementary foods designed explicitly for organoleptic assessment. The material presented is related to the timing of giving complementary food, the texture of complementary food, and essential signs when giving complementary food. The Results showed that the final test with p-value = 0.345 (p>0.05) significantly. This phenomenon is attributable to the fact that mothers residing on Barrang Lompo Island have received prior nutritional education pertaining to complementary feeding. The Organoleptic Test, which encompassed assessments of color, texture, aroma, and flavor for children aged 6-24 months, revealed that the majority of participants exhibited a favorable preference for the evaluated menu.  ---  Uji Organoleptik terhadap Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang disusun menggunakan bahan lokal merupakan elemen kunci dalam kerangka Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK). Pada uji organoleptik ini bahan utama yang digunakan adalah buah sukun dan daun kelor. Buah sukun merupakan salah satu komoditas pangan yang signifikan sebagai sumber utama karbohidrat di berbagai kepulauan di wilayah tropis, terutama di Pasifik dan Asia Tenggara. Buah ini kaya akan komponen gizi, termasuk serat, karbohidrat kompleks, protein, serta mineral seperti fosfor, kalsium, magnesium, dan zat besi. Selain itu, buah sukun juga mengandung beragam vitamin, termasuk vitamin A, vitamin B, dan vitamin C. Tentu hal yang serupa dapat dikatakan tentang tanaman kelor yang tersebar luas di wilayah tropis dan sub-tropis, termasuk Asia Selatan. Kelor juga memiliki banyak kandungan gizi berupa anti oksidan, vitamin, asam amino essensial, anti Anti-inflammatory dan kandungan senyawa lainnya. Oleh karena itu, dibutuhkan proses pengolahan baik untuk bahan buah sukun dan daun kelor sebelum dikonsumsi untuk dijadikan MP-ASI pada baduta. Tujuan dari program pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pemahaman ibu mengenai Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang akan dilakukan pengujian organoleptik. Metode Pengabdian Metode yang diterapkan dalam kegiatan ini yaitu penyuluhan berupa materi dan pemberian MP-ASI untuk di uji secara organoleptik. Materi yang disampaikan terkait dengan waktu pemberian MP-ASI, tekstur MP-ASI, dan tanda-tanda penting saat memberikan MP-ASI. Hasil Pengabdian menunjukkan Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank dengan p-value = 0,345 (p>0,05). Hal ini dikarenakan ibu-ibu di Pulau Barrang Lompo sudah terpapar dengan edukasi gizi mengenai MP-ASI. Pada Uji Organoleptik MP-ASI dimana diuji cobakan warna,tekstur, aroma, dan rasa untuk baduta usia 6-24 bulan rata-rata menyukai menu MP-ASI yang dilakukan pengujian.

References

Apriluana, G., & Fikawati, S. (2018) Analisis Faktor-Faktor Risiko terhadap Kejadian Stunting pada Balita (0-59 Bulan) di Negara Berkembang dan Asia Tenggara. Universitas Indonesia.

Augustyn, G. H., Tuhumury, H. C. D., & Dahoklory, M. (2017) ‘Pengaruh Penambahan Tepung Daun Kelor (Moringa Oleifera) Terhadap Karakteristik Organoleptik Dan Kimia Biskuit Mocaf (Modified Cassava Flour)’, AGRITEKNO, Jurnal Teknologi Pertanian, 6(2), pp. 52–58. doi: 10.30598/jagritekno.2017.6.2.52.

Iyong, E. A., Kairupan, B. H. R. & Engkeng, S. (2020) ‘Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Tentang Gizi Seimbang Pada Peserta Didik di SMP Negeri 1 Nanusa Kabupaten Talaud’, Jurnal Kesmas, 9(7), pp. 59–66.

Lailatul, M. & Ni’mah., C. (2015) ‘Hubungan Tingkat Pendidikan, Tingkat Pengetahuan dan Pola Asuh Ibu dengan Wasting dan Stunting pada Balita Keluarga Miskin’, Media Gizi Indonesia, 10(2015), pp. 84–90. doi: Vol. 10, No. 1 Januari–Juni 2015: hlm. 84–90 terdiri.

Margaretta, S. S. (2017) ‘Edukasi dan Pelatihan Pembuatan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) di Posyandu Desa Sonorejo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri’, Progam Studi S1 Keperawatan,,Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri, pp. 248–252.

Marlina, P. W. N., Maulianti, R. R. D. A. & Fernandez, M. M. Y. (2018) ‘Pengembangan Biskuit MPASI Berbahan Dasar Berbagai Macam Tepung Sebagai Produk Inovasi MPASI (The Development of Biscuit Made from Assorted Flours as Innovative Complimentary Food)’, Media Gizi Mikro Indonesia, 10(1), pp. 27–38.

Marfuah, I. K. (2017) ‘Upaya Peningkatan Pengetahuan Ibu tentang MP Asi dengan Edukasi Gizi Melalui Booklet’, The 6th University Research Colloquium, pp. 273–280. Available at: http://journal.ummgl.ac.id/index.php/urecol/article/view/1195.

Pramitasari, R. (2022) ‘Edukasi Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) melalui Whatsapp Group bagi Ibu-ibu di Sangatta, Kalimantan Timur’, ABDIKAN: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sains dan Teknologi, 1(2), pp. 248–253. doi: 10.55123/abdikan.v1i2.306.

Rostika, R., Nikmawati, E. E. & Yulia, C. (2019) ‘Pola Konsumsi Makanan Pendamping Asi (Mp-Asi) Pada Bayi Usia 12-24 Bulan (Consumption Pattern of Complementary Food in Infants Ages 12-24 Months’, Media Pendidikan, Gizi, dan Kuliner, 8(1), pp. 63–73. doi: 10.17509/boga.v8i1.19238.

Simbolon, D., Yuliantini, E. ., Yusmidiarti, Batbual, B., Ludji, I. D. R. ., & Eliana. (2022). Peningkatan Perilaku Ibu dengan Anak Stunting Usia 0-24 Bulan melalui Pendampingan oleh Kader Kesehatan Menuju Kampung KB Bebas Stunting. Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 6(4), 915-926. https://doi.org/10.20956/pa.v6i4.13422

Umilasari, R. & A’yun, Q. (2018) ‘Pengenalan Dan Pelatihan MP-ASI Who Di Posyandu’, Jurnal Pengabdian Masyarakat IPTEKS, 4(2), p. 147. doi: 10.32528/pengabdian_iptek.v4i2.1847.

Downloads

Published

2023-10-30

How to Cite

Citrakesumasari, Trisasmita, L., Ester G. A. Hartiono, Nur Rahma, & Yasin, S. U. . (2023). PENYULUHAN DAN PENGENALAN MPASI LOKAL SECARA ORGANOLEPTIK KEPADA IBU BADUTA DI PULAU BARRANG LOMPO. Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 7(4), 772–779. Retrieved from http://journal.unhas.ac.id/index.php/panritaabdi/article/view/23355

Similar Articles

1 2 3 4 5 6 7 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.