PENERAPAN TEKNOLOGI PENANAMAN MANGROVE DI KABUPATEN MEMPAWAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT, INDONESIA

Authors

  • Laili Fitria Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura http://orcid.org/0000-0001-9585-1059
  • Yulisa Fitrianingsih Universitas Tanjungpura
  • Jumiati Jumiati Universitas Tanjungpura

DOI:

https://doi.org/10.20956/pa.v4i2.7613

Keywords:

Community, conservation, mangrove, Mempawah.

Abstract

Application of Mangrove Planting Technology in Kabupaten Mempawah, West Kalimantan, Indonesia  Abstract. In 11 years there has been a change in the mangrove ecosystem around 76,000 ha or 36% of its original area in West Kalimantan. Damage to the coastal area of Kabupaten Mempawah in Desa Sungai Kunyit due to abrasion. The impact felt by the surrounding community is the decline in fisheries production. However, in the last few years, it has been known that in Kabupaten Mempawah mangrove conservation has been carried out, especially in preventing abrasion on degraded land. However, most mangrove plantations fail to grow. The purpose of this writing is to explain the community-based mangrove conservation in Kabupaten Mempawah which has been done to overcome the failure of mangrove planting that has been done. The method in mangrove conservation is carried out with mangrove planting training, followed by preparation and search for mangrove seedlings, seeding mangrove seeds, planting mangrove seedlings by stake, conservation evaluation. As a result of this activity, mangrove plants are in the range of 60-70% which still survives. The proven stake can increase the chances of survival of mangrove seedlings planted on the coast. A management group for Mempawah mangrove ecosystem has also been formed. Conservation in mangrove ecosystem forests must involve many parties, communities, village governments, local governments, the private sector, community, youth organizations, and others. Conservation in Kabupaten Mempawah is carried out with an emphasis on empowering local communities, commonly known as the bottom-up approach.Keywords: Community, conservation, mangrove, Mempawah. Abstrak. Dalam 11 tahun telah terjadi perubahan ekosistem mangrove sekitar 76.000 hektare atau 36% dari wilayah aslinya di Kalimantan Barat. Kerusakan wilayah pesisir Kabupaten Mempawah di Sungai Kunyit dikarenakan abrasi. Dampak yang dirasakan oleh masyarakat sekitar adalah menurunnya produksi perikanan. Namun dalam beberapa tahun terakhir, diketahui bahwa di Kabupaten Mempawah telah melakukan konservasi mangrove, terutama dalam pencegahan abrasi pada lahan yang sudah kritis. Namun sebagian besar penanaman mangrove gagal tumbuh. Penulisan ini bertujuan untuk memaparkan konservasi mangrove berbasis masyarakat di Kabupaten Mempawah yang telah dilakukan untuk mengatasi kegagalan penanaman mangrove yang pernah dilakukan. Metode dalam konservasi mangrove ini dilakukan dengan pelatihan penanaman mangrove, dilanjutkan dengan persiapan dan pencarian bibit mangrove, penyemaian bibit mangrove, penanaman bibit mangrove dengan ajir, evaluasi konservasi. Hasil kegiatan ini, tanaman mangrove berada di kisaran 60-70% yang masih bertahan hidup. Terbukti ajir bisa menambah peluang hidup bibit mangrove yang ditanam di pesisir pantai. Juga telah terbentuk kelompok pengelola ekosistem mangrove Mempawah. Konservasi di hutan ekosistem mangrove harus melibatkan banyak pihak, masyarakat, pemerintah desa, pemerintah daerah, sektor swasta, organisasi masyarakat/masyarakat, organisasi pemuda, dan lainnya. Konservasi di Kabupaten Mempawah dilakukan dengan penekanan pada pemberdayaan masyarakat lokal yang umumnya dikenal sebagai pendekatan bottom-up.Kata Kunci: komunitas, konservasi, mangrove, Mempawah.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ahmad, D.N. (2017). Penyuluhan dan Pelatihan Upaya Pencegahan Abrasi Pantai Pada Masyarakat Muara Gembong Bekasi. Jurnal Panrita Abdi, 1(2): 90-96.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Barat. (2002). Kalimantan Barat Dalam Angka 2002. Kalimantan Barat: BPS Kalimantan Barat.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pontianak. (2011). Kabupaten Pontianak Dalam Angka 2011. Kabupaten Pontianak: BPS Kabupaten Pontianak.

Bapedalda Provinsi Kalimantan Barat. 2003. Basis Data Lingkungan Hidup Propinsi Kalimantan Barat.

Noor, Y.R., Khazali, M., & Suryadiputra, I.N.N. (2012). Guides introduction of mangroves in Indonesia, Bogor, Indonesia.

Siburian, R., & Haba, J. (2016). Introduction: Mangrove and Coastal Communities.

Giesen, W. (1993). Indonesia’s Mangroves: An Update on Remaining Area and Main Management Issues. In Seminar “Coastal Zone Management of Small Island Ecosystems”, Ambon, 7-10 April 1993.

Yani, E.I., Hoslaily, A., & Harahap, N. (2006) “Economic Evaluation of Mangrove Forests in District Nguling, Pasuruan in East Java, in L. Adrianto, A.H. Purnomo, Proceedings of the National Workshop on the Economic and Social Research of Marine and Fisheries, Jakarta.

Downloads

Published

2020-02-17

How to Cite

Fitria, L., Fitrianingsih, Y., & Jumiati, J. (2020). PENERAPAN TEKNOLOGI PENANAMAN MANGROVE DI KABUPATEN MEMPAWAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT, INDONESIA. Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 4(2), 126-135. https://doi.org/10.20956/pa.v4i2.7613