Hubungan Lebar Karapas – Bobot, Faktor Kondisi, dan Kelimpahan Kepiting Bakau Scylla Serrata Forsskål, 1775; di Kawasan Pengembangan Silvofishery Jalur Tanggul, Kabupaten Maros

Authors

  • Budiman Yunus
  • Suwarni Suwarni
  • Anastasia Irma Santy

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lebar karapas-bobot, faktor kondisi, dan kelimpahan kepiting bakau berdasarkan waktu pengamatan dan jenis kelamin di perairan pesisir Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai pola pertumbuhan dan kegemukan kepiting bakau serta kelimpahannya di kawasan pesisir Kota Maros, Sulawesi Selatan. Selama penelitian di bulan Maret sampai akhir April 2016, dilakukan pengambilan sampel sekali dalam seminggu di pesisir pantai Kuri Lompo dan muara Sungai Maros yang merupakan kawasan pengembangan tambak terpadu mangrove (silvofishery) di Kabupaten Maros. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium Biologi Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin. Jumlah sampel kepiting bakau yang diambil untuk analisis lebar carapace dan bobot selama penelitian sebanyak 136 ekor terdiri atas 78 ekor kepiting bakau jantan dan 58 ekor kepiting bakau betina. Jumlah ini sebesar 60% dari jumlah total kelimpahan sebesar 230 ekor. Koefisien b kepiting bakau jantan dan betina pada bulan Maret masing-masing sebesar 3,3626 dan 2,6674, Sedangkan pada bulan April, nilai b kepiting jantan dan betina masing-masing sebesar 3,5965. Relasi ini menujukkan tipe pertumbuhan untuk jantan adalah isometrik, sedangkan untuk betina adalah allometrik negatif. Sedangkan pada bulan April, kepiting bakau jantan dan betina masing-masing memiliki tipe pertumbuhan allometrik positif dan isometrik. Pada umumnya faktor kondisi kepiting bakau jantan pada Maret lebih besar dibandingkan kepiting bakau betina. Sedangkan pada bulan April faktor kondisi kepiting bakau betina lebih besar dari kepiting bakau jantan. Sifat faktor kondisi kepiting ini mewakili sebaran kelimpahan kepiting di kawasan pengembangan silvofishery pola tanggul sebesar 0.015 ind./m2. Kata kunci: Kepiting bakau, hubungan lebar karapas-bobot, faktor kondisi, kelimpahan, pesisir pantai Kabupaten Maros. 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ali, M.Y., Kamal, D., Hossain, S.M.M., Azam, M.A., Sabbir, W., Murshida, A., Ahmed, B., and Azam, K. 2004. Biological Studies of The Mud Crab, Scylla serrata (Forskal) of The Sundarbans Mangrove Ecosystem in Khulma Region of Bangladesh. Pakistan Journal of Biological Sciences. 7 (11): 81 – 86.

Asmara H., Riani E., dan Susanto A. 2011. Analisis Beberapa Aspek Reproduksi Kepiting Bakau (Scylla serrata) di Perairan Segara Anakan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Jurnal Matematika, Saint dan Teknologi. 12 (1): 33 – 35.

de Araújo, M. S. L. C., and de Lira, J. J. P. R. 2012. Condition factor and Carapace Width versus Wet Weight Relationship in The Swimming Crab Callinectes danae Smith 1869 (Decapoda: Portunidae) at The Santa Cruz Channel, Pernambuco State, Brazil. Journal Nauplius 20 (1): 41 – 50.

Khan, M. A. and Mustaqeem, J. 2013. Carapace Width Weight Relationships of Mud Crab Scylla serrata (Forsskal, 1775) from Karachi Coast. Canadian Journal of Pure & Applied Science Vol. 7 No. 2: 2381 – 2383.

, 2014. Some Biological Aspects of The Portunid Crab Scylla serrata (Forsskål, 1775) from Coastal Waters of Karachi, Pakistan. International Journal of Biology and Biotechnology. 11 (2-3): 177 – 190.

Keenan, C. P., Davie, P. J., and D. L. Mann. 1998. A Revision of The Genus Scylla De Haan, 1833 (Crustacea: Decapoda: Brachyura: Portunidae). The Raffles Bulletin of Zoology. 46: 217 – 245.

Ludwig, J.A. and J.F. Reynold, 1988. Statistical Ecology. A Primer on Method and Computing. A Wiley-Interscience Publication. John Wiley and Sons. New York, Chichester, Brisbane, Toronto, Singapore.

Mohapatra, A., Mohanty, R. K., Mohanty, S. K., and Dey, S. K. 2010. Carapace Width and Weight Relationships, Condition Factor, Relative Condition Facto and Gonado-Somatic Index (GSI) of Mud Crabs (Scylla spp.) from Chilika Lagoon, India. Indian Journal of Marine Sciences. 39 (1): 121 – 126.

Motoh, H. 1980. Field Guide for The Edible Crustacea of The Philippines. Southeast Asian Fisheries Development Center (Seafdec) Aquaculture Department, Iloilo, Philippines: 13 – 14.

Richard, J. L. and Marx, M. L. 1981. An Introduction to Mathematical Statistics and Its Applications. Engelwood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Sentosa, A. A., dan Syam, A. R. 2011. Sebaran Temporal Faktor Kondisi Kepiting Bakau (Scylla serrata) di Perairan Pantai Mayangan, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci) XIII (1): 35 – 39.

Thirunavukkarasu, N., and Shanmugam, A. 2011. Length Weight and Width- Weight Relationships of Mud Crab Scylla tranquebarica (Fabricius, 1798). European Journal of Applied Sciences 3 (2): 67 – 70.

Wijaya, N. I., Yulianda F., Boer M., dan Juwana S. 2010. Biologi Populasi Kepiting Bakau (Scylla serrata F.) di Habitat Mangrove Taman Nasional Kutai, Kabupaten Kutai Timur. Jurnal Oseanologi dan Limnologi di Indonesia. 36 (3): 443 – 461.

Downloads

Published

2018-07-22

How to Cite

Yunus, B., Suwarni, S., & Santy, A. I. (2018). Hubungan Lebar Karapas – Bobot, Faktor Kondisi, dan Kelimpahan Kepiting Bakau Scylla Serrata Forsskål, 1775; di Kawasan Pengembangan Silvofishery Jalur Tanggul, Kabupaten Maros. Prosiding Simposium Nasional Kelautan Dan Perikanan, 5. Retrieved from http://journal.unhas.ac.id/index.php/proceedingsimnaskp/article/view/4639