Pentokolan Kepiting Bakau Scylla tranquebarica pada Substrat Berbeda

Authors

  • Burhanuddin Burhanuddin
  • Erfan A. Hendrajat

Abstract

Penelitian pentokolan kepiting bakau (Scylla tranquibarica) dilakukan di Instalasi tambak Percobaan Maranak, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau, Maros pada bulan Nopember sampai Desember tahun 2016, bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan dan tingkat kelulusan hidup benih kepiting (crablet) yang ditokolkan dalam rangka penyediaan benih tokolan kepiting. Menggunakan 9 unit bak fiber glass berukuran 1x1x0,6 m, penelitian dirancang secara acak lengkap dengan 3 perlakuan substrat yaitu : A = pasir; B = tanah 10 cm dan C = tanah + rumput laut Gracillaria sp. Masing-masing perlakuan diulang 3 kali. Ukuran awal benih kepiting (crablet) dengan bobot rata-rata 0,051±0,075 g dan lebar karapas 4,21±0,71 mm hasil dari perbenihan. Padat penebaran 25 ekor/m2. Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Setiap 7 hari dilakukan sampling pertumbuhan dan kualitas air. Tingkat kelangsungan hidup dihitung setelah akhir penelitian. Berat akhir dan kelangsungan hidup kepiting bakau selama 30 hari pemeliharaan pada perlakuan A, B dan C masing-masing 1,71 g/ekor ±0,17 dan 41% ±3,7; 1,91g/ekor ±0,25 dan 28% ±2,6 serta 1,65 g/ekor ±0,23 dan 87,0 % ±1,3. Parameter kualitas air seperti suhu, salinitas , pH, oksigen terlarut, alkalinitas, amonia, nitrat dan PO4-P masih dalam batas yang layak untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup kepiting bakau. Kata kunci: Pentokolan, Scylla tranquebarica, substrat berbeda, pertumbuhan, kelangsungan hidup 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Anonim. 1976. Studi penentuan kriteria kualitas lingkungan hidup. Team Survey Ekologi Institut Pertanian Bogor.

Boyd, E. C. 1982. Water quality management for pond fish culture. Elsever Scientific Publishing Company. Auburn Univercity. Auburn, Alabama,318 p.

Chen, J.C. and P. G. Chin. 1997. Osmotic and ionic concentrations of Scylla serrata (Forskal) subjected to different salinity levels. Comp Biochem. Physiol., 17A (2): 239-244.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta. 258 hal.

Gunarto, A.M. Pirzan, Suharyanto, R. Daud dan Burhanuddin. 2002. Pengaruh keberadaan mangrove terhadap keragaman makrobentos di tambak sekitar. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 8(2):77-88.

.Gunarto, Muslimin, Muliani dan Sahabuddin. 2006. Analisis kejadian serangan White Spot Syndrome Virus (WSSV) dengan beberapa parameter kualitas air pada budidaya udang windu menggunakan sistem tandon dan biofilter. Jurnal Riset Akuakultur. 1(2):255–270.

Karim, M.Y. 2008b. Kajian Osmoregulasi Kepiting Bakau (Scylla olivacea) pada Berbagai Salinitas. Ichthyos, Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Perikanan dan Kelautan, 7(1): 21-26.

Mangampa, M., A. Mustafa dan A.G.Mangawe. 1990. Penelitian pada budidaya tambak system semi-intensif dengan menggunakan benur windu , Penaeus monodon yang dibantut. Jurnal Penelitian Budidaya Pantai. 6 (1) : 40 – 46.

Downloads

Published

2018-07-22

How to Cite

Burhanuddin, B., & Hendrajat, E. A. (2018). Pentokolan Kepiting Bakau Scylla tranquebarica pada Substrat Berbeda. Prosiding Simposium Nasional Kelautan Dan Perikanan, 5. Retrieved from http://journal.unhas.ac.id/index.php/proceedingsimnaskp/article/view/4640