Wisata Budaya dan Konservasi Laut

Authors

  • Rohani Ambo- Rappe Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin
  • Marzuki Ukkas Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin
  • Suriadi Mappangara Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Hasanuddin
  • Ahmad Faizal Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin
  • Ratnawati Ratnawati Fakultas Pertanian, Universitas Bosowa
  • Irma Andriani Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

Abstract

Masyarakat pesisir senantiasa dikategorikan sebagai masyarakat miskin yang dihubungkan denganketergantungannya yang tinggi terhadap hasil laut di sekitarnya yang sangat fluktuatif. DesaSanrobone adalah satu contoh desa pesisir dengan karakteristik khas masyarakat pesisir yang telahmengkonversi sebagian besar hutan bakaunya menjadi tambak untuk memelihara ikan dan rumputlaut. Hal ini mengakibatkan kerapatan mangrove yang makin menipis sehingga tidak lagi mampumenopang lahan pesisir yang ada sehingga terjadi abrasi dan penurunan kualitas air tambak. Salahsatu solusi yang harus dilakukan adalah mencari alternatif matapencaharian guna menanggulangikerusakan lingkungan dan sekaligus dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Halyang paling potensial untuk dilakukan yaitu pengembangan wisata budaya. Desa Sanrobonememiliki potensi wisata budaya yang sangat menjanjikan yakni adanya Benteng Sanrobone danMakam Raja-Raja Sanrobone. Objek wisata ini memiliki daya tarik, keunikan dan keindahanpanorama bahari. Akan tetapi, lokasi kedua obyek wisata potensial ini telah mengalami kerusakanoleh kejadian abrasi yang menimpa daerah tersebut. Kegiatan yang telah kami lakukan sebagaisolusi awal yaitu: (1) Sosialisasi Desa Wisata Budaya Sanrobone kepada masyarakat lokal,pemerintah terkait, dan media massa, (2) Pembenahan sarana prasarana wisata budaya danpenguatan kelembangaan, (3) Identifikasi daerah terabrasi dan potensi rehabilitasi berupapenanaman mangrove pada wilayah pesisir Desa Sanrobone yang akan mengurangi kejadianabrasi. Selanjutnya kegiatan ini diharapkan dapat memperbaiki/memelihara cagar budaya yangsangat potensil untuk menarik wisatawan untuk datang dan secara tidak langsung akan menjadimata pencaharian tambahan masyarakat Desa Sanrobone.Kata kunci: cagar budaya, ekosistem, masyarakat pesisir, rehabilitasi hutan bakau, abrasi

Downloads

Download data is not yet available.

References

Anonim. 2014. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2014 tentang

Pelestarian dan Pengelolaan Cagar Budaya.

BPPD Kabupaten Takalar. 2012. Peraturan Daerah Kabupaten Takalar No. 6 tahun 2012

Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Takalar Tahun 2012-2031.

Takalar, Sulawesi Selatan, Indonesia.

Hakim, E. 2015. Sanrobone, Benteng Tua yang Terlupakan. Liputan6.com (24 Mei 2015,

:35 WIB).

Nagelkerken, I., Blaber, S.J.M., Bouillon, S., Green, P., Haywood, M., Kirton, L.G.,

Meynecke, J.O., Pawlik, J., Penrose, H.M., Sasekumar, A., Somerfield, P.J. 2008.

The habitat function of mangroves for terrestrial and marine fauna: A review.

Aquatic Botany 89: 155-185.

Thomlinson, P.B. 1986. The Botany of Mangroves. Cambridge University Press, Cambridge, UK.

Downloads

Published

2019-10-21

How to Cite

Rappe, R. A.-., Ukkas, M., Mappangara, S., Faizal, A., Ratnawati, R., & Andriani, I. (2019). Wisata Budaya dan Konservasi Laut. Prosiding Simposium Nasional Kelautan Dan Perikanan, 6. Retrieved from http://journal.unhas.ac.id/index.php/proceedingsimnaskp/article/view/7779