NILAI INDEK PAKAN KAMBING BERDASARKAN STUDI IN SACCO DAN IN VIVO
Abstract
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengukur karakteristik degradasi pakan (in sacco), konsumsi dan kecernaan pakan (in vivo), serta menentukan nilai indek 4 jenis pakan kambing (T1=rumput gajah, T2=rumput lapang, T3=rumput kolonjono, T4=daun mangga). Penelitian in sacco dan in vivo memerlukan 4 ekor ternak kambing. Masing-masing pakan (4 ulangan) akan diinkubasikan selama 8, 12, 24, 48, 72, dan 96 jam, kedalam rumen ternak kambing. Ke-4 jenis pakan tersebut selanjutnya diberikan kepada ternak kambing yang dibagi dalam 4 perlakuan pakan. Setiap ternak kambing diberikan satu jenis pakan. Data hasil pengamatan in vivo akan dianalisis dengan menggunakan rancangan percobaan acak lengkap, dilanjutkan dengan uji Duncan (Steel and Torrie,1980). Hasil pengamatan konsumsi dan kecernaan pakan, kemudian diprediksi dari karakteristik degradasi pakan (in sacco) menggunakan analisis multiple-regresi. Dari persamaan regresi tersebut selanjutnya dapat ditentukan nilai indek pakan (Ørskov et al, 1988; Kibon dan Ørskov, 1993; Khazal et al, 1992; Shem et al, 1995; Subur et al, 1999). Hasil percobaan kecernaan in vivo rumput gajah merupakan pakan terbaik, kemudian disusul pakan daun mangga, menyusul rumput kolonjono, dan rumput lapang. Pertambahan berat badan kambing umumnya tidak menunjukkan perbedaan nyata. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai indek pakan kambing bervariasi antara pakan 1 dengan lainnya.
Kata Kunci : Konsumsi, Karakteristik Degradasi, Nilai Indek Pakan.
References
Campling, R.C. 1970. Regulation of voluntary intake. In Physiology of digestion and metabolism in the ruminant. (Ed. A.T.Phllipson).p. 226.
Goto, I.,D.J.Minson.1977. Prediction of The Dry Matter Digestibility of Tropical Grass Using A Pepsin-Cellulase Essay.Anim.Feed Sci and Technol., 2:247-253.
Harfiah. 2010. Optimalisasi penggunaan jerami padi sebagai pakan ruminansia. Disertasi. Program Pasca sarjana, Universitas Hasanuddin, Makassar, 2010.
Ismartoyo, T. Acamovic, and C.S. Stewart.1993. The effect of gossypol on the rumen microbial degradation of grass hay (GH) under consecutive batch culture (CBC). Animal Production, 56: 462 (A).
Ismartoyo, C.S. Stewart and T. Acamovic. 1994. In vitro rumen microbial degradation of a selection oilseeds and legume seeds under consecutive batch culture (CBC). Animal Production, 58: 453 (A).
Ismartoyo dan Budiman, N.2001. A consecutive batch culture system is a new and an appropriate concept of feed evaluation system in South Sulawesi. Final report DCRG 2000/2001.
Ismartoyo, Syamsuddin, N, dan Budiman, N.2004. Metode baru penentuan nilai indek pakan ruminansia di Sulawesi Selatan. Laporan Hasil Penelitian Hibah Bersaing XII / I. 2004.
Khazal, K., M.T. Dentinho, J.M. Ribeiro and E.R. *rskov. 1993. A comparison of gas production during incubation with rumen contents in vitro and nylon bag degradability as predictors of the apparent digestibility in vivo and the voluntary intake of hays. Anim. Prod., 57: 105-112.
Kibon, A. and Ørskov, E.R. 1993. The use of degradation characteristics of browse plants to predict intake and digestibility by goats. Animal Production 57: 247-251.
Ørskov, E.R. and McDonald, I. 1979. The estimation of protein degradability in the rumen from incubation measurement weighted according to rate of passage. Journal of Agricultural Science, Camb. 92: 499-503.
Shem, M.N. 1995. Evaluation of the locally feed resources on smallholder farms on slopes of Mount Kilimanjaro. Ph.D. Thesis, University of Aberdeen.
Steel, R.G.D. and J.H. Torrie. 1980. Principle and procedures of statistics. A Biometrical Approach. Second Edition. MCGraw Hill International Book Company. Japan. pp.195-229.