Main Article Content

Abstract

This research aims to describe the prospect of billateral relationship between Australia and Eastern Indonesia through the existence of Australian Consulate- General in Makassar. Specifically, this research aims to know (1) the background of the opening of Australian Consulate-General in Makassar and (2) the role of Australian Consulate-General in Makassar to establish relationship with Eastern Indonesia. The method of this research is qualitative descriptive which describes the prospect of the opening of Australian Consulate-General in Makassar to strengthen its relationship with Eastern Indonesia. The data collection method used by the author is library research sourced from many literatures such as books, journals, documents, articles, and other medias such as internet, newspapers, and magazines, also use interview method to the Consul-General of Australian Consulate-General in Makassar.
The result of this research shows that as a neighbour-state, Australia in its commitment to strengthen good relations with Indonesia should increase and escalate their performance of improving its cooperation between both countries to be more intense and tight by not only touch the center of Indonesia itself but also have to reach other parts of Indonesia as well as Eastern Indonesia. A lot of promotion that related to culture, education, and tourism of the Australian itself and also many programs have been planned and done by the Australian Consulate-General in Makassar with provincial government in Eastern Indonesia in order to reinforce its relationship between both countries.
 
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan prospek hubungan kerja sama bilateral Australia dengan Indonesia bagian timur melalui keberadaan Konsulat Jenderal Australia di Makassar. Secara spesifik, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) latar belakang pembukaan Konsulat Jenderal Australia di Makassar dan (2) peranan Konsulat Jenderal Australia di Makassar dalam menjalin hubungan kerja sama dengan Indonesia bagian timur. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah kualitatif deskriptif yang akan menjelaskan bagaimana prospek pembukaan Konsulat Jenderal Australia di Makassar dalam rangka kerjasama dengan Indonesia bagian timur. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah telaah pustaka yang bersumber dari buku, jurnal, dokumen, artikel, serta dari berbagai media lainnya seperti internet, majalah ataupun surat kabar harian, dan juga metode wawancara yang
dilakukan kepada Perwakilan Konsuler Konsulat Jenderal Australia di Makassar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagai negara tetangga, Australia dalam komitmennya untuk menjalin hubungan baik dengan Indonesia perlu meningkatkan hubungan kerja sama yang lebih intens dan tidak hanya berpusat di kawasan ibukota saja, akan tetapi juga di Kawasan Timur Indonesia yang masih perlu pengembangan. Berbagai promosi budaya, pendidikan, pariwisata, serta program-program telah dicanangkan dan dilakukan oleh Konsulat Jenderal Australia di Makassar bersama dengan pemerintah provinsi di Kawasan Timur Indonesia untuk semakin mempererat hubungan bilateral kedua negara tersebut.

Article Details

References

  1. Buku
  2. Australia Government. (1993). Australia’s Relations with Indonesia. Canberra: Australia Government Publishing Service.
  3. Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Departemen Luar Negeri Republik Indonesia. (2004). Himpunan Keterangan Dasar Negara-Negara Akreditasi Perwakilan RI di Luar Negeri. Jakarta: Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Departemen Luar Negeri Republik Indonesia.
  4. Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan. (2016). Statistik Ekspor Impor Sulawesi Selatan 2016. Makassar: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan.
  5. Hadi Soesastro, A. B. (2005). Pemikiran dan Permasalahan Ekonomi di Indonesia dalam Setengah Abad Terakhir. Yogyakarta: Kanisius.
  6. Holsti, K. (1995). International Politics: Framework and Analysis. New Jersey: Prentice Hall.
  7. Juwondono. (1991). Hubungan Bilateral: Definisi dan Teori. Jakarta: Rajawali Press.
  8. Krisna, D. (1993). Kamus Politik Hubungan Internasional. Jakarta: Gramedia Pustaka
  9. Kusumahamidjojo, B. (1987). Hubungan Internasional: Kerangka Studi Analisis. Jakarta: Bina Cipta.
  10. Macknight, J. (2017). The Voyage to Marege. Makassar: Inninawa.
  11. Mackie, Jamie. (2007). Australia and Indonesia Current Problems, Future Prospects. New South Wales: Lowy Institute for International Policy.
  12. Peter Hess, C. R. (1997). Economic Development: Theories, Evidence, and Policies. Orlando: Harcourt Brace College Publishers.
  13. Riddell, R. C. (1991). Economic Development. Chicago: The University of Chicago Press Journals.
  14. Rix, A. (1993). Japan’s Foreign Aid Policy Reform and Aid Leadership. London and New York: Routledge.Scott Burchill, A. L. (2015). Teori-Teori Hubungan Internasional. Bandung: Nusa Media.
  15. Sjamsumar Dam, R. (1995). Kerja Sama ASEAN: Latar Belakang, Perkembangan, dan Masa Depan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
  16. Sorensen, Georg dan Robert Jackson. (2009). Pengantar Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  17. Walter Carlsnaes, T. S. (2015). Handbook Hubungan Internasional. Bandung: Nusa Media.
  18. Jurnal
  19. Dugis, Vinsensio M.A. 2015. Memperkokoh Hubungan Indonesia-Australia. Vol. 9 No. 2. Global & Strategis, Yogyakarta.
  20. Moravscik, Andrew. (1993). Preferences and Power in the European Community: A Liberal Governmentalist Apporach. Vol. 31 No. 4. Basil Blacwell Lt.d.
  21. Saputra, Tazrian Juniarto. (2013). Kerjasama United State Environmental Protection Agency (US – EPA) Indonesia dalam Peningkatan Kualitas Udara dan Kesehatan Publik (Studi Kasus Program Breathe Easy di Jakarta). Vol. 1 No. 2. ejournal.hi.fisip-unmul.org.
  22. Sy. Firmansyah, M. R. (2016). Kajian Pengembangan Pelabuhan Makassar dalam Menunjang Arus Bongkar Muat di Pelabuhan Makassar. Vol. 10 No. 1.
  23. Wijayanti, Yeni. (2016). Dinamika Hubungan Bilateral Indonesia-Australia Tahun 1945-1995. Vol. 1 No. 3. Jurnal Artefak.
  24. Zulkifli. (2014). Kerjasama Ekonomi Internasional sebagai Solusi Pengelolaan Kawasan Perbatasan Negara (Studi Kasus Indonesia). Vol. 3 No. 2.
  25. Internet
  26. Admin. (2016). Tingkatkan Kerjasama, Konsulat Jenderal Australia Kunjungi Pemkot Ambon. Diambil kembali dari Pemkot Ambon: https://www.ambon.go.id/tingkatkan-kerjasama-konsulat-jenderal- australia-kunjungi-pemkot-ambon/. Diakses pada 3 April 2017.
  27. Ainun. (2016). Konsul Jenderal Australia Kunjungi Tidore. Diambil kembali dari Tidore Kota: https://tidorekota.go.id/home/berita/436/konsul-jenderal- australia-kunjungi-tidore.html. Diakses pada 3 April 2017.
  28. Australian Consulate General. (2016). Australia Resmikan Konsulat Jenderal di Makassar, Sulawesi Selatan. Diambil kembali dari Australian Consulate- General Makassar, Indonesia:http://makassar.consulate.gov.au/mksrindonesian/home.html. Diakses pada 8 November 2016.
  29. Australian Consulate General. (2016). Australia Seru! Konsulat Jenderal Menyediakan Sate Sapi Australia dan Membuka Sydney Selfie Spot. Diambil kembali dari Australian Consulate-General Makassar, Indonesia: http://makassar.consulate.gov.au/mksrindonesian/Australia_seru_8Fs_Fest ival.html. Diakses pada 3 April 2017.
  30. Australian Government - Department of Foreign Affairs and Trade. (2017). Visiting Australia. Diambil kembali dari Australian Government - Department of Foreign Affairs and Trade: http://dfat.gov.au/about- australia/visiting-australia/Pages/tourism.aspx. Diakses pada 22 Maret 2017.
  31. Australian Government: Department of Foreign Affairs and Trade. ASEAN- Australia-New Zealand Free Trade Agreement. Diambil kembali dari Australian Government Department of Foreign Affairs and Trade: http://dfat.gov.au/trade/agreements/aanzfta/Pages/asean-australia-new- zealand-free-trade-agreement.aspx. Diakses pada tanggal 22 Maret 2017.
  32. Australian Government: Department of Foreign Affairs and Trade. Indonesia- Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement. Diambil kembali dari Australian Government Department of Foreign Affairs and Trade: http://dfat.gov.au/trade/agreements/iacepa/pages/indonesia- australia-comprehensive-economic-partnership-agreement.aspx#resources. Diakses pada tanggal 22 Maret 2017.
  33. Australian Government: Department of Foreign Affairs and Trade. Regional Comprehensive Economic Partnership. Diambil kembali dari Australian Government Department of Foreign Affairs and Trade: http://dfat.gov.au/trade/agreements/rcep/Pages/regional-comprehensive- economic-partnership.aspx. Diakses pada tanggal 22 Maret 2017.
  34. Australian Government: Department of Foreign Affairs and Trade. Overview of Australia Aid’s Program to Indonesia. Diambil kembali dari Australian Government Department of Foreign Affairs and Trade: http://dfat.gov.au/geo/indonesia/development- assistance/Pages/development-assistance-in-indonesia.aspx. Diakses pada tanggal 22 Maret 2017.
  35. Australian Government: Department of Foreign Affairs and Trade. Effective Economic Institutions and Infrastructure in Indonesia. Diambil kembali dari Australian Government Department of Foreign Affairs and Trade: http://dfat.gov.au/geo/indonesia/development-assistance/Pages/effective- economic-institutions-infrastructure-in-indonesia.aspx. Diakses pada tanggal 22 Maret 2017.
  36. Australian Government: Department of Foreign Affairs and Trade. Human Development for A Productive and Healthy Society in Indonesia. Diambil kembali dari Australian Government Department of Foreign Affairs and Trade: http://dfat.gov.au/geo/indonesia/development- assistance/Pages/human-development-in-indonesia.aspx. Diakses pada tanggal 22 Maret 2017.
  37. Australian Government: Department of Foreign Affairs and Trade. An Inclusive Society Through Effective Governance in Indonesia. Diambil kembali dari Australian Government Department of Foreign Affairs and Trade: http://dfat.gov.au/geo/indonesia/development-assistance/Pages/inclusive- society-in-indonesia.aspx. Diakses pada tanggal 22 Maret 2017.
  38. Australia Indonesia Institute. (2016). Geografi Australia. Diambil kembali dari Australia Indonesia Institute: http://dfat.gov.au/about- us/publications/people-to-people/geografi-australia/bab11/index.html. Diakses pada 17 November 2016.
  39. Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat. (2014). Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota, 2011-2015. Diambil kembali dari Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat: http://ntb.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/61. Diakses pada 2 Mei 2017.
  40. Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur. (2014). Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur (Triwulanan) 2010-2016. Diambil kembali dari Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Timur: http://ntt.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/343. Diakses pada 2 Mei 2017.
  41. Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur. (2014). Volume dan Nilai Ekspor Nusa Tenggara Timur Menurut Negara Tujuan, 2012–2014. Diambil kembali dari Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Timur: http://ntt.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/510. Diakses pada 2 Mei 2017.
  42. Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur. (2014). Volume dan Nilai Impor Nusa Tenggara Timur Menurut Negara Asal, 2013–2014. Diambil kembali dari Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Timur: http://ntt.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/515. Diakses pada 2 Mei 2017.
  43. Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan. (2014). Perkembangan Ekspor dan Impor Sulawesi Selatan 2017. Diambil kembali dari Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan: https://sulsel.bps.go.id/website/brs_ind/brsInd- 20170417163951.pdf. Diakses pada 2 Mei 2017.
  44. Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan. (2014). Perkembangan Nilai Ekspor Sulawesi Selatan Menurut Negara Tujuan, 2011-2014. Diambilkembali dari Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan: https://sulsel.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/67. Diakses pada 2 Mei 2017.
  45. Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan. (2014). Perkembangan Nilai Impor Sulawesi Selatan Menurut Negara Asal, 2011-2014. Diambil kembali dari Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan: https://sulsel.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/69. Diakses pada 2 Mei 2017.
  46. Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan. (2017, April 17). Perkembangan Ekspor dan Impor Sulawesi Selatan 2017. Diambil kembali dari Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan: https://sulsel.bps.go.id/website/brs_ind/brsInd-20170417163951.pdf. Diakses pada 2 Mei 2017.
  47. Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah. (2014). Volume dan Nilai Ekspor Sulawesi Tengah Menurut Negara Tujuan, 2013-2014. Diambil kembali dari Badan Pusat Statistik Sulawesi Tengah: http://sulteng.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/440. Diakses pada 2 Mei 2017.
  48. Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah. (2014). Volume dan Nilai Impor Sulawesi Tengah Menurut Negara Asal, 2013-2014. Diambil kembali dari Badan Pusat Statistik Sulawesi Tengah: http://sulteng.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/438. Diakses pada 2 Mei 2017.
  49. Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara. (2014). Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota, 2011-2015. Diambil kembali dari Badan Pusat Statistik Sulawesi Tenggara: https://sultra.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/85. Diakses pada 2 Mei 2017.
  50. Bishop, Julie. (2016). Konsulat Jenderal Australia di Makassar. Diambil kembali dari Kedutaan Besar Australia Indonesia: http://indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/SM16_022.html. Diakses pada tanggal 16 November 2016.
  51. Dhina. (2016). Konjen Australia di Makassar Kunjungi Serikat PEKKA di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Diambil kembali dari Kemitraan Australia- Indonesia untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan: http://www.mampu.or.id/id/photo/konjen-australia-di-makassar-kunjungi- serikat-pekka-di-pulau-buton-sulawesi-tenggara. Diakses pada 3 April 2017.
  52. Florentin, V. (2016, Juli 1). Kunjungan Wisatawan Mancanegara Naik 7,37 Persen. Diambil kembali dari Tempo.co: https://m.tempo.co/read/news/2016/07/01/090784788/kunjungan- wisatawan-mancanegara-naik-7-37-persen. Diakses pada 2 Mei 2017.
  53. Julianto, Primo Alui. (2012). Hubungan Indonesia – RI Terbaik Sepanjang Sejarah. Diambil kembali dari Tabloid Diplomasi: http://www.tabloiddiplomasi.org/previous-isuue/169-maret-2012/1366- hubungan-ri-australia-terbaik-sepanjang-sejarah.html. Diakses pada tanggal 16 November 2016.
  54. Grigson, P. (2015). Australia Hadir di Makassar. Diambil kembali dari Kedutaan Besar Australia Indonesia: http://indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/SM15_051.html. Diakses pada 7 Mei 2017.
  55. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. 2016. Kerjasama Pariwisata Indonesia-Australia. Diambil kembali dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia: http://www.kemlu.go.id/id/berita/berita- perwakilan/Pages/Kerjasama%20Pariwisata%20Indonesia%20-%20Australia.aspx. Diakses pada 22 Maret 2017.
  56. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan. (2017). Profil Makassar. Diambil kembali dari Direktorat Jendral Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat: http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/timur/sulsel/makassar.pdf. Diakses pada 7 Mei 2017.
  57. Padmasari, Salviah Ika. (2015). 2016, Australia Buka Konsulat di Makassar. Diambil kembali dari Okezone News: http://news.okezone.com/read/2015/12/02/18/1259757/2016-australia- buka-konsulat-di-makassar. Diakses pada 8 November 2015.
  58. Panga, Nurhaya. (2016). Konsulat Jenderal Australia di Makassar Diharapkan Operasional April 2016. Diambil kembali dari antaranews.com: http://www.antaranews.com/berita/541863/konsulat-jenderal-australia-di- makassar-diharapkan-operasional-april-2016. Diakses pada 8 November 2016.
  59. Redaksi Portal HI. (2014). Kerangka Hubungan Bilateral. Diambil kembali dari Portal Hubungan Internasional: http://portal-hi.net/kerangka-hubungan- bilateral. Diakses pada 15 November 2016.
  60. Redaksi Siwalima. (2016). Konjen Australia Datangi DPRD Maluku. Diambil kembali dari SIWALIMA Portal Terbesar di Maluku: http://www.siwalimanews.com/post/konjen_australia_datangi_dprd_maluku. Diakses pada 3 April 2017.
  61. Ronalyw. (2016). Australia Gagas Kerjasama Pemkab Sidrap. Diambil kembali dari Berita KotaMakassar:http://beritakotamakassar.fajar.co.id/berita/2016/10/08/australia-gagas- kerjasama-pemkab-sidrap/. Diakses pada 3 April 2017.
  62. Samosir, Hanna Azarya. (2017). Hubungan Benci tapi Rindu Indonesia-Australia. Diambil kembali dari CNN Indonesia: http://www.cnnindonesia.com/internasional/20170106202807-106- 184674/hubungan-benci-tapi-rindu-indonesia-australia/. Diakses pada 22 Maret 2017.
  63. Sumardi, Edi. 2017. Konsulat Jenderal Australia Tayangkan Perdana ‘Lion’ di Makassar. Diambil kembali dari Tribunmakassar.com: http://makassar.tribunnews.com/2017/01/19/konsulat-jenderal-tayangkan- perdana-lion-di-makassar. Diakses pada 3 April 2017.
  64. Tourism Australia Corporate Website. (2016). International Tourism Snapshot as at 31 December 2016. Diambil kembali dari Tourism Australia Corporate Website: http://www.tourism.australia.com/documents/Statistics/International_Tour ism_Snapshot_September_2016_final_copy.pdf. Diakses pada 7 Mei 2017.
  65. Tourism Australia Corporate Website. (2017). Visitor Arrivals Data. Diambil kembali dari Tourism Australia Corporate Website: http://www.tourism.australia.com/statistics/arrivals.aspx. Diakses pada 7 Mei 2017.
  66. Dokumen Resmi
  67. Republik Indonesia. 1976. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 1976 tentang Pokok-Pokok Organisasi Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri. Sekretariat Negara. Jakarta.
  68. Republik Indonesia. 1982. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1982 tentang Pengesahan Konvensi Wina Mengenai Hubungan Diplomatik Beserta Protokol Opsionalnya Mengenai Hal Memperoleh Kewarganegaraan dan Pengesahan Konvensi Wina Mengenai Hubungan Konsuler Beserta Protokol Opsionalnya Mengenai Hal Memperoleh Kewarganegaraan. Sekretariat Negara. Jakarta