Abstract
Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana nelayan di Desa Tamasaju memilih alat tangkap yang mereka gunakan dengan melihat beberapa hal yang menjadi pertimbangan nelayan untuk memilihnya, serta bagaimana kemudian teknologi bisa membawa pengaruh besar dalam kehidupan nelayan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dimana, metode ini digunakan untuk menekankan sifat realita yang terbangun secara sosial, hubungan erat antara peneliti dan subjek yang diteliti dan tekanan situasi yang membentuk penyelidikan. Teknik penentuan informan dilakukan dengan snowball sampling, yaitu melalui informan yang satu dapat kemudian memperoleh informan baru yang lebih sesuai dengan topik penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Desa Tamasaju terdapat tiga alat tangkap yang dominan digunakan oleh nelayan, yaitu lanraq, rengge dan rere. Dalam memilih salah satu dari ketiga alat tangkap tersebut, nelayan di Desa Tamasaju melihat tiga hal utama, yaitu: a) Kebiasaan dan keahlian; b) Modal yang dibutuhkan oleh Nelayan, dan; c) Kemudahan mengoperasikan alat tangkap tersebut. Selain itu, terdapat pula dinamika penggunaan alat tangkap nelayan yang melihat bagaimana bentuk perubahan alat tangkap yang tradisional (panambe dan parempaq) ke modern (lanraq, rengge, rere) dan alat transportasi nelayan dari tidak menggunakan mesin hingga menggunakan mesin (akibat perkembangan teknologi), serta dinamika ketenagakerjaan nelayan di Desa Tamasaju yang melihat dinamika yang dirasakan para nelayan sebelum dan setelah menggunakan alat tangkap mereka.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Copyright (c) 2022 Jurnal Mahasiswa Antropologi