Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan lestarinya usaha penyedap-makanan-tradisional terasi di tengah-tengah tawaran beragamnya bahan aditif pangan yang bisa diakses. Penelitian ini dilakukan dengan metode etnografi. Peneliti tinggal-bersama (live-in) di desa penghasil terasi Desa Perlis guna mendapatkan data dan informasi melalui observasi-partisipasi, wawancara mendalam, ngobrol dan juga overhearing. Analisis berlangsung secara ongoing dengan terus memperhitungkan konteks sosial-budaya-ekologi dan sejarah. Hasilnya adalah bahwa lestarinya usaha-penyedap-makanan-terasi tidak terlepas dari kesetiaan mempertahankan tradisi warisan keluarga, adanya persistensi yang muncul guna mempertahankan rasa yang sudah menjadi identitas keluarga, ditambah hasil penjualan yang sekedar tidak merugi, serta lestarinya sumberdaya.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.