Main Article Content

Abstract

Kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yang terletak di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan memiliki kekayaan sumber daya kupu-kupu yang begitu beragam. Banyak jenis kupu-kupu endemik yang hanya bisa ditemukan di kawasan ini. Hal tersebut membuat wilayah Bantimurung menjadi spesial di mata Alfred Russel Wallace, seorang penjelajah dari Inggris hingga akhirnya memberikan julukan “The Kingdom of Butterfly”. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, beberapa jenis kupu-kupu di Bantimurung mengalami penurunan populasi dan hampir punah. Fenomena naik turunnya jumlah populasi kupu-kupu di TN Babul ini tidak terlepas dari berbagai faktor. Salah satu faktor penyebab fenomena ini adalah perdagangan kupu-kupu. Pada saat ini aktivitas perdagangan kupu-kupu dalam masyarakat lokal TN Babul sudah mencapai generasi ketiga. Berkembangnya aktivitas penangkapan kupu-kupu dari generasi ke generasi menimbulkan eksploitasi berlebihan terhadap kupu-kupu yang ada di alam bebas TN Babul. Kupu-kupu sebagai sumber penghidupan masyarakat dapat terlihat dari kegiatan ekonomi yang terjadi di wilayah Bantimurung. Mulai dari penangkapan, penangkaran, hingga penjualan kupu-kupu. Penelitian memiliki fokus untuk mendeskripsikan bagaimana penangkapan kupu-kupu dapat memberikan pendapatan bagi masyarakat lokal. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menjelaskan  hubungan antara masyarakat lokal dengan kupu-kupu sebagai mata pencaharian.

Keywords

sumber penghidupan masyarakat lokal kupu-kupu

Article Details

How to Cite
Nursani, S. A., Pangestu, S. A., Ponglabba, H. M., Saragih, N. M. J., Yohanes, Y. ., Aldo, Hidayatullah, M. S. ., & Ardiansyah, F. . (2024). Keterlibatan Masyarakat Lokal Menjadikan Kupu-Kupu Sebagai Sumber Penghidupan (Studi di Desa Bantimurung, Kabupaten Maros). Jurnal Mahasiswa Antropologi, 3(1), 46 - 59. https://doi.org/10.31947/jma.v3i1.34120

References

  1. Arfan, A., Suprapta, & Hikmah, N. (Maret 2018). Pengelolaan Kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung dalam Perspektif Etnoekologi (Studi Kasus Kelurahan Kalabbirang). Jurnal Sainsmat, Vol. VII, Halaman 25-33. https://www.ojs.unm.ac.id/sainsmat/article/view/6473, diakses pada 9 Oktober 2023.
  2. Bakri, F. S. (2017). Proses Pembuatan Cinderamata Dari Kupu-Kupu Di Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros. Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar. https://eprints.unm.ac.id/16814/1/FARID%20SAFWAN%20BAKRI.pdf, diakses pada 10 Oktober 2023.
  3. Creswell, J. W., & Poth, C. N. (2018). Qualitative Inquiry & Research Design: Choosing Among Five Approaches (4th ed.). SAGE Publications.
  4. Gea, A. A., dkk. (2003). Relasi dengan Sesama. Jakarta: Elex Media Komputindo.
  5. Halim, L. F. (2016). Pengelolaan dan Potensi Eko Wisata di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Agrika: Jurnal Ilmu-Il. https://publishing-widyagama.ac.id/ejournal-v2/index.php/agrika/article/view/457/0, diakses pada 9 Oktober 2023.
  6. Hasan, M.Zaini, (1996), Pengantar Ilmu Sosial, Jakarta: Depdikbud.
  7. Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Lembaga Negara RI Tahun 2007 Nomor 84. Sekretariat Negara. Jakarta.
  8. Latif, I. (2007). Studi Perdagangan Kupu-Kupu Di Areal Wisata Alam Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Program Studi Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin Makassar. https://repository.unhas.ac.id/id/eprint/19658/1/IRMAWATY%20LATIF%20(M%20111%2002%20044).pdf, diakses pada 5 Juni 2024.
  9. Miles, M. B., & Huberman, A. M. (2012). Analisis data kualitatif: Buku sumber tentang metode-metode baru. Universitas Indonesia Pers.
  10. Ngatimin, S. N. A., Nasruddin, A., Gassa, A., Abdullah, T. (2019). Keanekaragaman Hayati Kupu-Kupu Berbasis Pelestarian Lingkungan di Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung. Junrnal Biologi Makassar, Vol 4 No. 2. https://doi.org/10.20956/bioma.v4i2.6915, diakses pada 26 Juni 2024.
  11. Putri, I. A. S. L. P. (2016). Pengaruh Aktivitas Pariwisata Terhadap Keragaman Jenis Dan Populasi Kupu-Kupu Di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar. https://www.researchgate.net/publication/319189544_Pengaruh_Aktivitas_Pariwisata_Terhadap_Keragaman_Jenis_dan_Populasi_Kupu-Kupu_di_Taman_Nasional_Bantimurung_Bulusaraung_Effect_of_Tourism_Activities_to_Butterfly_Diversity_and_Population_at_Bantimurun, diakses pada 10 Oktober 2023.
  12. Saluang, S., Jaetuloh, A., Syaukani, I., Hartoni, R., Zaini, B., Sitoena, S. J., & Lakek, W. (2017). Kaji Tindak Region Jawa, Sulawesi dan Kepulauan Maluku dalam Pengetahuan Lokal dan Pengelolaan Sumber Penghidupan. Jurnal Sagoyo Institute. https://sajogyo-institute.org/wp-content/uploads/2021/09/Surya-Saluang-et.al_Pengetahuan-Lokal-dan-Pengelolaan-Sumber-Penghidupan.pdf, diakses pada 9 Oktober 2023.
  13. Siburian, R. (2010). Pengelolaan Taman Nasional Bantimurung- Bulusaraung Dan Dampaknya Terhadap Masyarakat Lokal. Jurnal Masyarakat & Budaya, Volume 12 No. 1. https://jmb.lipi.go.id/jmb/article/view/166/146, diakses pada 10 Oktober 2023.
  14. Siryayasa, I. N., Badollahi, M. Z., & Rifal (2020). Manajemen dan Sejarah Pengelolaan Taman Wisata Bantimurung di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Jurnal Pendidikan Sejarah. https://journal.uhamka.ac.id/index.php/jhe/article/view/4412/1894, diakses pada 7 Juni 2024.
  15. Vitasari, Arnita & Jumadi, Jumadi & Patahuddin, Patahuddin & Rijal, Syamsu. (2021). Perkembangan Wisata Alam Bantimurung Dalam Prespektif Sejarah dan Budaya. Pusaka: Journal of Tourism, Hospitality, Travel and Business Event. 3. 49-61. https://doi.org/10.33649/pusaka.v3i1.68, diakses pada 26 Juni 2024.