Kondisi ekosistem terumbu karang di Perairan Teluk Sebong Kabupaten Bintan (Condition of coral reef ecosystems in Teluk Sebong waters, Bintan Regency)
Abstract
Perairan Teluk Sebong memiliki potensi sumberdaya terumbu karang dan merupakan tujuan wisata bahari. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis lifeform karang, indeks keanekaragaman lifeform karang dan kondisi tutupan karang hidup di Perairan Teluk Sebong Kabupaten Bintan. Pengambilan data dilakukan di 5 lokasi titik pengamatan yang berada di Perairan Teluk Sebong Kabupaten Bintan. Pengambilan data di lapangan meliputi kondisi terumbu karang menggunakan metode Underwater Photo Transect (UPT). Data karang yang diperoleh dianalisis menggunakan software CPCe versi 4.0. (Coral Point Count with Excel extension) dengan tujuan untuk mengetahui persentase tutupan bentik dan indeks keanekaragaman bentuk pertumbuhan karang. Hasil penelitian menujukkan lifeform karang di Perairan Berakit terdiri dari CF, ACT, CE, CM, CMR, CB, ACB, CS, dan ACD, Perairan Pengudang terdiri dari CM, CE, CF, CS, ACT, ACB, ACD, CB dan CMR, Perairan Lagoi Bay terdiri dari ACT, ACB, CE, ACE, CM, CF, CS, ACD dan CB, Perairan Banyan Tree terdiri dari ACT, ACB, CM, CE, CF, CS, CB dan ACD dan Perairan Pulau Rawa terdiri dari CM, CS, CE, CF, CMR, ACB, CHL dan ACT. Indeks keanekaragaman lifeform karang di Perairan Teluk Sebong berkisar antara 0,75 – 1,00. Kondisi tutupan karang hidup berkisar antara 30,87±3,08% - 45,40±3,77%, dengan kategori tutupan sedang.References
DKP Kabupaten Bintan. 2014. Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kabupaten Bintan. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bintan.
Supriharyono. 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Wilayah Pesisir Tropis. PT Gramedia Pustaka. Jakarta.
Kurniawan, D., Jompa, J. & Haris, A. 2017. Pertumbuhan Tahunan Karang Goniopora stokesi di Perairan Kota Makassar Hubungannya dengan Faktor Cuaca. Jurnal Akuatiklestari, 1 (1) : 8 – 15.
Rabiansyah, Pratomo, A., & Irawan, H. 2015. Studi Ekologi Kuda Laut (Hippocampus) di Perairan Sebong Pereh Kecamatan Teluk Sebong Kabupaten Bintan. Skripsi. FIKP Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjungpinang.
Erwan, T.S. 2016. Kondisi Terumbu Karang dan Struktur Komunitas Karang Pantai Kelapa Tujuh Kota Cilegon Provinsi Banten. Prosiding Seminar Nasional MIPA 2016. UNPAD. Jatinangor.
Grimsditch, G.D. & Salm, R.V.. 2006. Coral Reef Resilience and Resistance to Bleaching. IUCN, Gland, Switzerland. 52p.
Hoegh-Guldberg, O. & J.F.Bruno. 2010. The impact of climate change on the world’s marine ecosystems. Science, 328: 1523 – 1528.
Pratchett, M.S., Hoey, A.S., David, A., Feary, D.A., Bauman, A.G., Burt, J.A. & Riegl, B.M. 2013. Functional composition of Chaetodon butterfly fishes at a peripheral and extreme coral reef location, the Persian Gulf. Marine Pollution Bulletin, 72: 333 – 341.
Giyanto, Iskandar, B.H., Soedharma, D. & Suharsono. 2010. Effisiensi dan Akurasi pada Proses Analisis Foto Bawah Air untuk Menilai Kondisi Terumbu Karang. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia 36 (1): 111 – 130.
Giyanto. 2012a. Kajian Tentang Panjang Transek dan Jarak Antar Pemotretan pada Penggunaan Metode Transek Foto Bawah Air. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia, 38 (1): 1 – 18.
Giyanto. 2012b. Penilaian Kondisi Terumbu Karang dengan Metode Transek Foto Bawah Air. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia, 38 (3): 377 – 389.
Giyanto. 2013. Metode Transek Foto Bawah Air untuk Penilaian Kondisi Terumbu Karang. Oseana, 38 (1): 47 – 61.
Kohler, K.E. & Gill, M. 2006. Coral Point Count with Excel extensions (CPCe): a visual basic program for the determination of coral and substrate coverage using random point count methodology. Comput Geosci, 32 (9): 1259 – 1269.
Odum, E.P. 1971. Fundamentals of Ecology. Third Edition, W.B. Saunders Co., Philadelphia, 1 – 574.
Menteri Negara Lingkungan Hidup. 2001. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.4 Tahun 2001 Tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang. Jakarta.
Van Woesik, R. 2002. Coral Communities and reef Growth in The Southern Great Barrier Reef. Coral Reef Report. Florida.
Chappell, J. 1980. Coral Morphology, Diversity and Reef Growth. Nature 286: 249 – 252.
Zamani, P.N., Wardiatno, Y. & Nggajo, R. 2011. Strategi Pengembangan Pengelolaan Sumberdaya Ikan Ekor Kuning (Caesio cuning) pada Ekosistem Terumbu Karang di Kepulauan Seribu. Jurnal Saintek Perikanan 6 (2): 38 – 51.
Suhana, M.P., Nurjaya, I.W. & Natih, N.M.N. 2018. Karakteristik Gelombang Laut Pantai Timur Pulau Bintan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005-2014. Dinamika Maritim, 6 (2): 16 – 19.
Anggara, S.P. 2017. Kondisi Terumbu Karang di Sekitar Perairan Banyan Tree Bintan Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Skripsi. Fakultas Perikanan dan llmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Wijaya, C.K., Komala, R. & Giyanto. 2017. Kondisi, Keanekargaman dan Bentuk Pertumbuhan Karang di Pulau Kayu Angin Genteng, Kepulauan Seribu. BIOMA 13 (2): 108 – 118.
Wicaksono, G.G., Restu, I.W. & Ernawati, N.M. 2019. Kondisi Ekosistem Terumbu Karang di Bagian Barat Pulau Pasir Putih Desa Sumberkima, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Current Trends in Aquatic Science II (1): 38 – 46.
Prasyad, H. 2016. Potensi dan Zonasi Kawasan Perairan Daerah (KKPD) Pesisir Utara Pulau Bintan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin. Makassar.
Abrar, M., Siringoringo, R.M., Sari, N.W.P., Hukom, F.D., Cappenberg, H., Dharmawan, I.W.E., Rahmawati, S., Sinaga, M., Sutiadi, R. & Suhardi. 2018. Monitoring Kondisi Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait di Kabupaten Bintan. COREMAP-CTI. P2O LIPI. Jakarta.
Luthfi, O.M., Asadi, M.A. & Agustiadi, T. 2018. Coral Reef in Center of Coral Biodiversity (Coral Triangle): The Pulau Lirang, Southwest Moluccas (MBD). Disaster Advances 11 (9): 1 – 7.