KESIAPAN PUSTAKAWAN MENGHADAPI PENERAPAN ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) TAHUN 2015
Main Article Content
Abstract
Salah satu poin kesepakatan AEC (Asean Economic Community) atau Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA) 2015 adalah aspek tenaga kerja terampil yang tidak lagi dibatasi dengan batas-batas negara
dalam persaingan pasar tenaga kerja. Profesionalisme dan kompetensi SDM menjadi barometer
dalam persaingan, termasuk di dalamnya tenaga pustakawan. Beberapa tantangan profesi
pustakawan di Indonesia dalam menghadapi AEC adalah adanya ketimpangan jumlah pustakawan
yang masih sangat kurang dibanding dengan jumlah lembaga perpustakaan yang ada, pustakawan
yang tersertifikasi masih sangat kurang, dan citra perpustakaan dan pustakawan belum terbangun
dengan baik. Pengembangan dan pembinaan Pustakawan yang berdaya saing menjadi
tanggungjawab lembaga-lembaga terkait, diantaranya Perguruan Tinggi, Perpusnas, pemerintah
daerah, organiasi profesi, lembaga sertifikasi, dan lembaga-lembaga lainnya berafiliasi dengan
kepustakawanan. Lembaga dan organisasi tersebut harus bersinergi memikirkan konsep yang
strategis, terpadu dan menyeluruh terhadap kebijakan pengembangan SDM perpustakaan yang
berkesinambungan baik dari segi jumlah dan kualitas. Pustakawan yang memiliki keunggulan
kompetitif adalah pustakawan profesional dan mempunyai kompetensi, berupa tenaga kerja terampil
yang produktif, inovatif, kreatif, mempunyai semangat kerja, dan loyal terhadap organisasi atau
lembaga. Hal tersebut dapat diperoleh melalui pendidikan formal, pelatihan maupun dari
pengalaman kerja.
Kata Kunci : AEC (Asean Economi Community), Pustakawan, Kompetensi
(MEA) 2015 adalah aspek tenaga kerja terampil yang tidak lagi dibatasi dengan batas-batas negara
dalam persaingan pasar tenaga kerja. Profesionalisme dan kompetensi SDM menjadi barometer
dalam persaingan, termasuk di dalamnya tenaga pustakawan. Beberapa tantangan profesi
pustakawan di Indonesia dalam menghadapi AEC adalah adanya ketimpangan jumlah pustakawan
yang masih sangat kurang dibanding dengan jumlah lembaga perpustakaan yang ada, pustakawan
yang tersertifikasi masih sangat kurang, dan citra perpustakaan dan pustakawan belum terbangun
dengan baik. Pengembangan dan pembinaan Pustakawan yang berdaya saing menjadi
tanggungjawab lembaga-lembaga terkait, diantaranya Perguruan Tinggi, Perpusnas, pemerintah
daerah, organiasi profesi, lembaga sertifikasi, dan lembaga-lembaga lainnya berafiliasi dengan
kepustakawanan. Lembaga dan organisasi tersebut harus bersinergi memikirkan konsep yang
strategis, terpadu dan menyeluruh terhadap kebijakan pengembangan SDM perpustakaan yang
berkesinambungan baik dari segi jumlah dan kualitas. Pustakawan yang memiliki keunggulan
kompetitif adalah pustakawan profesional dan mempunyai kompetensi, berupa tenaga kerja terampil
yang produktif, inovatif, kreatif, mempunyai semangat kerja, dan loyal terhadap organisasi atau
lembaga. Hal tersebut dapat diperoleh melalui pendidikan formal, pelatihan maupun dari
pengalaman kerja.
Kata Kunci : AEC (Asean Economi Community), Pustakawan, Kompetensi
Article Details
Section
Scientific Article