PERILAKU KOMUNIKASI KARYAWAN EKSPATRIAT CHINA TERHADAP MITRA LOKAL DALAM BISNIS TELEKOMUNIKASI DI SULAWESI SELATAN
Keywords:
Communication behaviours, Chinese Expatriate, Local partnersAbstract
Abstrak
Penelitian ini membahas mengenai salah satu perusahaan telekomunikasi asing dari China yaitu ZTE (ZhongXing Telecommunication Equipment Corporation) dalam kerjasamanya dengan mitra lokal baik itu rekan sekerja sesama karyawan ZTE maupun mitra lokal dari TELKOM (Telekomunikasi Indonesia) khususnya di daerah Sulawesi Selatan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Bagaimana perilaku komunikasi karyawan ekspatriat terhadap mitra lokal dalam bisnis telekomunikasi di Sulawesi Selatan, (2) Bagaimana kesalahan persepsi dan konflik antara karyawan ekspatriat China dengan mitra lokal dalam adaptasi komunikasi antar budaya.(3) Bagaimana cara penyelesaian konflik antara karyawan ekspatriat China dengan mitra lokal dalam proses adaptasi komunikasi antar budaya. Penelitian ini dilaksanakan di dua kantor yaitu PT. ZTE Indonesia (ZTE) dan PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) di ibu kota Sulawesi Selatan (Makassar). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif, dengan melakukan observasi dan wawancara responden secara langsung kepada 32 informan yang terdiri dari 10 karyawan China dan 22 mitra lokal di lokasi penelitian. Pemilihan responden dilakukan secara acak. Data analisis dengan menggunakan landasan teori negosiasi tatap muka oleh Stella Ting-Toomey dan managemen konflik oleh Alo Liliweri. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat menunjukan bahwa perilaku komunikasi karyawan ekspatriat China terhadap mitra lokal dalam bisnis telekomunikasi di Sulawesi Selatan dilakukan dengan metode komunikasi verbal dan nonverbal, potensi konflik yang dirasakan oleh karyawan ekspatriat China terhadap mitra lokal adalah konsep penggunaan waktu, keikhlasan saat bekerja, metode kerja, tradisi/kebiasaan, menunda-nunda kebiasaan, dan cara berkomunikasi sedangkan menurut mitra lokal potensi konflik yang mereka rasakan adalah kendala bahasa, perbedaan budaya, perbedaan perilaku, adat kebiasaan, tambahan anggaran kerja/bersifat teknis. Cara penyelesaian konflik tersebut dilakukan dengan cara penyelesaian secara individual, berkelompok dan berdasarkan hubungan relasi dalam proses adaptasi komunikasi antar budaya sehingga kerjasama antar karyawan perusahaan bisa terjalin dengan baik di Sulawesi Selatan.
Abstract
ThisresearchwilldiscussaboutoneofforeigncompanyfromChina(ZhongXingTelecommunication Equipment ) against his local partner even they are colleagues or local partner from TELKOM (Telekomunikasi Indonesia) specially in South Sulawesi). This study aimed to (1) How is employees communication behavior of expatriates to local partners in the telecommunications business in South Sulawesi, (2) How is misperceptions and conflicts between expatriate employees in China with a local partner to adaptation in intercultural communication. (3) How does the resolution of conflicts among the Chinese expatriate employees with local partners in the process of adaptation of intercultural communication. The research was conducted in two offices, namely PT. Indonesian
ZTE (ZTE) and PT. Telekomunikasi Indonesia (TELKOM) in the capital of South Sulawesi (Makassar). The method used in this research is descriptive qualitative, observation and interviews with respondents expatriate of china 10 people and 22 people of local partners at the sites. Randomly selects respondents. Data analysis by using the theoretical-face negotiation by Stella Ting- Toomey and conflict management by Alo Liliweri.The results could show that the communication behavior of Chinese expatriate employees to local partners in the telecommunications business in South Sulawesi using two methods by Verbal communication and Non verbal Communication, and misperception and conflict felt by Chinese expatriate employees against local partner are the concept of use the time, integrity at work, work methods, tradition/habits, delay work, and communication barriers, meanwhile, according to local partners misperception or conflict felt by them when interact with Chinese expatriate are communication barrier, different cultural background, behaviours, habits, additional cost/technical . Methods to solve the conflict by using individual approach, group approach, and relationship approach in the adaptation process of inter culture communication so that cooperation between companies can be established well in South Sulawesi.
References
Ahmadin,(2008). Menemukan Makassar di Lorong Waktu. Makassar: Pustaka Refleksi
Elashmawi,F. Harris,P.R.(2005). Multiculultural Management: New Skills for Global success. Kuala lumpur: Sooriya
Gudykunst,W.B.(2005). Theorizing about intercultural Communication. United States of America: Sage Publication.
Lewis, P. V, (1980). Organizational Communi- cation: The Essence of Effective Management.(second edition). Ohio: Grid shing
Liliweri, A.(2005). Prasangka dan Konflik: Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultur, Yogyakarta: LKIS
Lubis, S. (1998). Integrasi Sosial dan Komunikasi antar Budaya Antar Etnik Batak Toba dan.etnik.ChinaHokkian di Kota Medan. Bandung:UNPAD (jurnal online) diunduh pada 5 April .2013. Available from: URL http://cisral.unpad.ac.id/
Merkin, R. (2009) Cross-cultural communication patterns - Korean and American. Communication. New York, USA: Baruch College (Journal online) diunduh pada 18.. February 2013 Available from: URL http://www.immi.se/intercultural/
Milles, M.B. & Huberman, M.A. (1984). Qualitative Data Analysis. London: Sage Publication
Pangestu, M., Atje, R., & Mulyadi, J. (1996).
Transformasi Industri Indonesia dalamEra Perdagangan Bebas. Jakarta: Centre for Strategic and Internasional Studies -----------
West, R & Turner, L.H .(2008).Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi (edisi 3). Salemba. Jakarta: Humanika.