OPINI TOKOH PARTAI POLITIK TERHADAP KEBERPIHAKAN TV ONE DAN METRO TV DALAM PILPLRES 2014 DI SULAWESI SELATAN

Authors

  • Susilawati Belekebun Jurusan Ilmu Komunikasi, Sekolah Tinggi Sosial (STIS) Mutiari Tual
  • Andi Alimuddin Unde Ilmu Komunikasi Fisip Unhas
  • Hafied Cangara Ilmu Komunikasi Fisip Unhas

DOI:

https://doi.org/10.31947/kjik.v4i2.614

Keywords:

Opinions of political party prominent figures, sidedness, TV One and Metro TV, 2014 General Election

Abstract

Abstract This research aimed(1) to investigate the opinions of the political party prominent figures toward the sidedness find out the master of political party opinion towards the sidedness of the TV One and Metro TV in 2014 presidential election; (2) To investigate the extent of the roles of the media in forming the opinions of the political party prominent figures toward the sidedness of TV One dan Metro TV; (3) to investigate the sidedness levels of TV One dan Metro TV as the national TVs in 2014 presidential election. The research was descriptive-qualitative in character. The research informants comprised 12 prominent figures of the political parties, 7 culturalists, political observers, and academicians. The samples were chosen using the purposive sampling technique. The data collection was through interviews and observation. Then the data analysis was done using the interaction model analysis developed by Miles and Huberman. The obtained data were processed through 3 qualtative data analysis channels, namely data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The research results revealed that the opinions of the prominent figures of the political parties toward the sidedness of TV One and Metro TV in 2014 presidential election tended to take side with a certain couple, TV One tended to take side with the Pair of Prabowo-Hatta, while Metro TV tended to take side with the Pair of Jokkowi-JK. Also, the roles of the TV was very strong in forming the opinions of the prominent figures of the political parties in 2014 Presidentia Election as felt by all the informants – either by those joining the Merah Putrih Coalision (KMP) or those joining the Indonesia Hebat Coalision (KIH). The some opinions were also felt by the prominent figures of the political parties in South Sulawesi. This was possible because of the pragmatic factor to “force” the media to adopt the practical political logic for sake of increasing the images of the candidates. AbstrakPenelitian ini bertujuan mengetahui opini tokoh partai politik terhadap keberpihakan TV One dan Metro TV dalam Pilpres 2014, mengetahui besarnya peranan media dalam membentuk opini tokoh partai politik terhadap keberpihakan TV One dan Metro TV, dan tingkat keberpihakan TV O]]ne dan Metro TV sebagai TV nasional dalam pemilihan presiden 2014. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Informan penelitian ini adalah 12 orang tokoh partai politik, 7 orang budayawan, pengamat politik dan Akdemisi. Penyampelan dilakukan secara purposif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan observasi. Data dianalisis dengan menggunakan analisis model interaksi yang dikembangkan oleh Milles dan Huberman, data yang telah didapat kemudian diolah melalui 3 jalur analisis data kualitatif yaitu : Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa opini Tokoh Partai Politik terhadap keberpihakan TV One dan Metro TV pada Pilpres 2014cenderung berpihak kepada pasangan tertentu. Keberpihakan TV One kepada pasangan Prabowo-hatta dan Metro ke pasangan Jokowi- JK.. Demikianjuga peranan televisi dalam membentuk opini tokoh partai politik terhadap keberpihakan TV One dan Metro TV di Sulsel pada pilpres 2014 sangat besar. Hal ini dirasakan oleh seluruh informan baik yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih maupun Koalisi Indonesia Hebat dengan tingkat keberpihakan TV One dan Metro TV pada pilpres 2014 sangat tinggi dirasakan oleh para tokoh partai politik di sulsel.Hal tersebut dimungkingkan karena faktor pragmatisme kepemilikan untuk “memaksa” media mengadopsi logika politik praktis yang untuk peningkatan citra kandidat. 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Alfian,Alfan. (2009). Menjadi Pemimpin Politik:Perbincangan Kepemimpinan dan Kekuasaan. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Arifin, Anwar. (2014).Politik Pencitraan Pencitraan Politik. Edisi 2. GrahaIlmu : Yogyakarta

Budiardjo, Miriam. (2010). Dasar- DasarIlmuPolitik.Edisi Revisi: Cetakan keempat. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Cangara, Hafied. (2005). Pengantar Ilmu Komunikasi.Ed 1— 11. Grafindo.RajawaliPers : Jakarta

Cangara, Hafied. (2011). Komunikasi Politik :Konsep, Teori, dan Strategi. Ed 1,-- 3. RajawaliPers : Jakarta

Caroselli, Marcelene.(2000). Leadership Skill for Managers. McGraw-Hill: New York

Daff, Richard L. (2005).The Leadership Experience. Thomson: Canada

Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Cetakan kesembilan belas. PT Remaja Rosdakarya : Bandung

Firmanzah. (2011). Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik Di Era Demokrasi. Edisi Revisi. Yayasan Pustaka Obor Indonesia: Jakarta.

Gazali, Effendi, dkk. (2003). Konstrusi Sosial Industri Penyiaran. Jakarta: Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI.

Harun, Rochajat dan Sumarno.(2006)Komunikasi Politik sebagai Suatu Pengantar. Mandar Maju: Bandung

Haryanto. (1998). Partai Politik Suatu Tinjauan Umum. Liberty: Yogyakarta

Hasrullah, (2009). Dendam Konflik Poso. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Hennessy, Bernard. (1990). Pendapat Umum. Cetakan kedua. Erlangga: Jakarta

Ignatius, Wursanto. (2007). Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Andi: Yogyakarta

James A. F. Stones Alfonsus Sirait. (1994). Manajemen. Edisi Kedua. Erlangga: Jakarta

Downloads

Published

2016-06-25

Issue

Section

Articles