Page 1 of 8

Jurnal ABDI Volume 4 No. 2 Januari 2023 | UKM KPI Unhas

36

FENOMENA SURROGATE MOTHER DALAM NOVEL LITTLE FIRES

EVERYWHERE KARYA CELESTE NG

Nadya Rahmanita1)

1Program Studi Sastra Inggris

Universitas Muhammadiyah Sukabumi

E-Mail : rahmanitanadyarn@gmail.com

Abstract

This research is entitled “Fenomena Surrogate Mother dalam Novel Little Fires Everywhere

karya Celeste Ng”. The purposes of this research are to describe about the surrogate mother

phenomenon and the life changes that occur in the main character in Celeste Ng’s Little Fires

Everywhere. This research used character theory according to Stanton, social setting theory

according to Nurgiantoro, and Surrogate Mother theory according to Boada and Caroleu. The

research method used in this research is qualitative descriptive method. The research approach

used is literary sociology approach according to Wellek and Warren. The results of this research

describe surrogate mother phenomenon in the novel Little Fires Everywhere that occurs to the

main character is caused by the character's urgent financial situation, this is an economic factor.

And the life changes that occurs in the main character that her life always moves around, hide

the identity of the biological father to her daughter, and feels strong motherhood feelings.

Keywords: Character, Social Setting, Surrogate Mother

Abstrak

Penelitian ini berjudul “Fenomena Surrogate Mother dalam Novel Little Fires Everywhere karya

Celeste Ng”. Penelitian ini akan membahas mengenai fenomena surrogate mother dan perubahan

kehidupan yang terjadi pada tokoh utama dalam novel Little Fires Everywhere karya Celeste Ng.

Penelitian ini menggunakan teori tokoh menurut Stanton, teori latar sosial menurut Nurgiantoro,

dan teori Surrogate Mother menurut Boada dan Caroleu. Metode Penelitian dalam penelitian ini

menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Pendekatan penelitian menggunakan

penedekatan sosiologi sastra menurut Wellek dan Warren. Hasil dari penelitian ini

mendeskripsikan bahwa fenomena surrogate mother dalam novel Little Fires Everywhere yang

terjadi kepada tokoh utama disebabkan oleh keadaan keuangan sang tokoh yang mendesak, hal

ini merupakan faktor ekonomi, serta perubahan kehidupan yang terjadi pada tokoh utama, yakni

hidup yang selalu berpindah-pindah, menyembunyikan identitas ayah biologis kepada anaknya,

dan naluri keibuannya yang kuat.

Kata Kunci: Latar Sosial, Surrogate Mother, Tokoh

PENDAHULUAN

Memiliki keturunan merupakan dambaan

semua pasangan yang sudah menikah. Namun

pada beberapa kasus, banyak istri-istri diluar

sana yang tidak dapat hamil karena kelainan

rahim atau faktor lain yang menghambatnya

untuk bisa mengandung. Tidak hanya perem- puan saja yang dapat mengalami masalah

dalam kesuburan, kaum pria pun bisa meng- alami hal yang sama. Tidak jarang banyak

pria yang mengalami kemandulan dan itu

dapat menyebabkan masalah dalam rencana

ingin memiliki buah hati.

Fenomena Surrogate Mother merupakan

salah satu kemajuan yang terjadi di bidang

medis serta dianggap sebuah solusi bagi

Page 2 of 8

Jurnal ABDI Volume 4 No. 2 Januari 2023 | UKM KPI Unhas

37

pasangan yang ingin memiliki keturunan.

Dalam dunia medis, surrogacy bisa dilaku- kan, dijelaskan secara ilmiah dan sesuai

dengan kaidah keilmuan. Namun segala

sesuatu yang dapat dilakukan tidak berarti

diperbolehkan dalam ketentuan moral, hukum,

dan agama. Fenomena surrogate mother

memang bisa dianggap menjadi solusi,

namun hal ini sangat bertentangan dengan

nilai dan norma. Tidak hanya dianggap

sebuah solusi bagi pasangan istri, surrogate

mother juga dijadikan alternatif untuk

dijadikan pekerjaan bagi beberapa orang.

Seperti yang dilansir dari hype.grid.com, ada

seorang wanita dari Inggris bernama Carole

Harlock yang sudah menjadi seorang

surrogate mother selama 25 tahun dan telah

melahirkan 16 anak untuk pasangan suami

istri yang ingin memiliki keturunan.

Novel merupakan salah satu karya sastra

yang dapat menuangkan sebuah fenomena

yang digambarkan melalui tokoh, alur cerita,

serta latar sosial. Seperti yang dijabarkan oleh

Stanton bahwa penggunaan istilah karakter

(character) sendiri dalam berbagai literatur

bahasa lnggris menyaran pada dua pengertian

yang berbeda, yaitu sebagai tokoh-tokoh

cerita yang ditampilkan sebagai sikap,

ketertarikan, keinginan, emosi, dan prinsip

moral yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut

(Stanton (Nurgiyantoro, 2009, p. 165)).

Penggambaran tokoh akan terdapat pada alur

cerita yang menceritakan peristiwa di

dalamnya. Seperti yang dikemukakan oleh

Al-Ma’ruf dan Nugrahani menjelaskan

bahwa alur merupakan rangkaian peristiwa

yang sambung-sinambung yang terjalin

dalam hubungan kausalitas (sebab-akibat)

guna membangun jalannya cerita secara

terpadu dan utuh (Al-Ma’ruf and Nugrahani,

2017, p. 86). Sedangkan latar sosial sebagai

pelengkap yang berhubungan dengan

perilaku sosial masyarakat dalam cerita,

seperti yang dijelaskan Nurgiyantoro tata

cara kahidupan sosial masyarakat mencakup

berbagai masalah dalam lingkungan yang

cukup kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan

hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan,

pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap,

dan lain-lain yang tergolong latar spiritual

seperti dikemukakan sebelumnya.

Di samping itu latar sosial juga berhubu- ngan dengan status sosial tokoh yang

bersangkutan, misalnya rendah, menengah,

atau atas (Nurgiyantoro, 2009, pp. 233–234).

Tokoh, alur, latar sosial atau fenomena yang

terjadi dapat berupa gambaran dari kehidu- pan nyata yang diolah kembali oleh penulis.

Novel Little Fires Everywhere karya Celeste

Ng dipilih untuk menjadi objek penelitian

karena dalam novel ini terdapat fenomena

yang memang sangat bisa terjadi di dunia

nyata, yakni fenomena surrogate mother.

Berdasarkan hal tersebut penelitian ini akan

mengkaji mengenai gambaran surrogate

mother yang terjadi kepada tokoh utama

dengan menggunakan teori tokoh dari

Stanton dengan judul penelitian “Fenomena

Surrogate Mother dalam Novel Little Fires

Everywhere karya Celeste Ng.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode

kualitatif. Metode kualitatif biasa disebut

metode penelitian naturalistik karena

penelitiannya dilakukan pada kondisi

alamiah (natural setting), disebut juga

metode etnografi, karena pada awalnya

metode ini lebih bayak digunakan dalam

bidang antropologi budaya (Sugiyono, 2015,

p. 15). Pada penelitian ini, penulis berfokus

pada dengan metode kualitatif deskriptif.

Seperti yang dikemukakan oleh Bogdan R. C

penelitian kualitatif memiliki beberapa ciri

salah satunya penelitian kualitatif bersifat

deskriptif, yaitu data yang terurai dalam

bentuk kata-kata atau gambaran bukan dalam

bentuk angka (Bogdan (Semi, 1990, p. 24)).

Page 3 of 8

Jurnal ABDI Volume 4 No. 2 Januari 2023 | UKM KPI Unhas

38

Penelitian ini menggunakan pendekatan

sosiologi sastra dengan mengaplikasikan

teori Rene Wellek dan Austin Warren yang

memaparkan bahwa sosiologi sastra terbagi

menjadi tiga klasifikasi. Pertama, sosiologi

pengarang, yakni yang mempermasalahkan

tentang status sosial, ideologi politik, dan

lain-lain yang menyangkut dari pengarang.

Kedua, sosiologi karya sastra yakni mem- permasalahkan mengenai suatu karya sastra

yang ditulis oleh pengarang. Yang menjadi

pokok telaah adalah tentang apa yang tersirat

dalam karya sastra tersebut dan apa tujuan

atau amanat yang hendak disampai-kannya.

Ketiga, sosiologi sastra yang mem- permasalahkan tentang pembaca dan pengaruh

sosialnya terhadap masyarakat (Wellek dan

Warren (Al-Ma’ruf and Nugrahani, 2017, p.

135)). Pada penelitian ini, penulis berfokus

pada sosiologi terhadap karya sastra. Untuk

teknik pengumpulan data, penelitian ini

menggunakan metode close reading dan

teknik catat. Menurut Boyles, et al, “The

close reading approach requires readers

to analyze, scrutinize and reflect on an

author’s purpose of the writing”

(Valentine, 2016, pp. 30–31).

Berdasarkan kutipan tersebut bahwa tek- nik close reading mengharuskan untuk

menganalisis, meneliti, memeriksa deng- an penuh ketelitian, dan merefleksikan

tujuan penulis buku dalam karyanya.

Kemudian dilanjutkan dengan teknik

catat. Menurut Nugrahani, teori tentang

teknik pencatatan data ini penting dipah- ami oleh peneliti agar dapat memanfaat- kan data secara benar dan optimal

(Nugrahani, 2014, p. 151). Teknik ini

memfokuskan untuk mencatat setiap

kalimat yang terkandung pada novel yang

akan dijadikan data. Penulis akan

mencatat data yang berkenaan dengan

indikasi gambaran surrogate mother dan

perubahan kehidupan yang terjadi

terhadap tokoh Mia Warren.

HASIL PENELITIAN

Sudah ada beberapa penulis yang telah

mengkaji novel Little Fires Everywhere

karya Celeste Ng ini. Penelitian pertama yang

berjudul “A Marxist Reading of Little Fires

Everywhere” yang ditulis oleh Sagita &

Wahyuni (2017). Penelitian tersebut

menggunakan teori Marxis untuk menjelas- kan fenomena yang difokuskan pada isu

komodifikasi dan alienasi melalui dua tokoh

perempuan dalam novel yaitu Mia Waren dan

Bebe Chow. Dalam penelitian tersebut

menunjukan bahwa kedua tokoh mengalami

komodifikasi tubuh dan empat jenis alienasi

yaitu alienasi dari hasil kerja, alienasi dari

tindakan produksi, alienasi dari makhluk- makhluk, dan keterasingan dari orang lain.

Mia Warren mengalami komodifikasi tubuh

dan alienasi akibat menjadi surrogate

mother. Bebe Chow mengalami alienasi

akibat konflik saat anaknya diadopsi oleh

orang lain.

Penelitian yang kedua bejudul “Moral

Values Found in the Novel Little Fires

Everywhere by Celeste Ng” yang ditulis oleh

Novita (2019). Dalam penelitiannya, Dian

menggambarkan nilai moral yang terdapat

dalam novel Little Fires Everywhere. Dian

mengklasifikasikan nilai moral yang

berkaitan mengenai keibuan, keberanian,

cinta, kebersamaan, kejujuran, kemandirian,

disiplin, bijak, dan rajin.

Penelitian yang ketiga berjudul

“Narrative Ethics in Celeste Ng’s Little Fires

Everywhere” yang ditulis oleh Shen & Wang

(2019). Dalam penelitian ini Shen dan Wang

menggambarkan mengenai Etika Naratif

yang terdapat dalam karya sastra, dalam hal

ini yaitu novel Little Fires Everywhere karya

Celeste Ng. Dalam penelitian ini, etika naratif

dalam sastra meliputi tema moral, isi, dan

Page 4 of 8

Jurnal ABDI Volume 4 No. 2 Januari 2023 | UKM KPI Unhas

39

etika suara. Penelitian ini mengungkapkan,

bahwa keberadaan manusia dalam memaknai

hidupnya merupakan tindakan yang tidak

bisa dipisahkan dari setiap individu.

Berdasarkan ketiga penelitian tersebut,

terlihat perbedaan dan persamaan.

Persamaan dari ketiga penelitian tersebut

adalah menggunakan objek penelitian yang

sama yaitu novel Little Fires Everywhere.

Sedangkan perbedaan dari ketiga penelitian

tersebut yaitu setiap penelitian memiliki

judul yang berbeda, menggunakan teori yang

berbeda, dan membahas permasalahan yang

berbeda.

1. Pembahasan

Gambaran Fenomena Surrogate Mother

a. Latar Belakang Mia Warren

Mia Warren merupakan putri sulung dari

dua bersaudara pasangan George Wright dan

Regina. Ia memiliki adik laki-laki yang

bernama Warren Wright. Mia berasal dari

keluarga yang biasa saja. Kehidupannya tidak

dimanjakan dengan materi, namun

kehidupannya cukup terpenuhi serta layak.

Data 1

“They were middle-class people, had lived

all their married lives in a butter – colored

middle-class ranch house in a stolid, middle- class town”. (Ng, 2017, p. 216)

Data di atas menunjukan bahwa keluarga Mia

berasal dari warga kelas menengah, secara

ekonomi, mereka mampu dalam memenuhi

kebutuhan pokok untuk kehidu-pan sehari- hari serta dapat memiliki tempat tinggal

untuk berlindung meskipun terletak di kota

yang sepi. Kedua orang tua Mia bekerja

dengan dua profesi yang berbeda.

Data 2

"Her father was a handyman, founder and

sole proprietor of Wright’s Repair...”

(Ng, 2017, p. 216)

Data tersebut menunjukkan bahwa ayah Mia

membuka usaha di bidang jasa untuk

memperbaiki berbagai jenis benda yang

rusak. Ia membuka usahanya tersebut di

rumahnya sendiri. Sedangkan ibunya

memiliki profesi yang berbeda dari sang

ayah.

Data 3

“Her mother was a nurse at the hospital,

counting pills, drawing blood, changing

bedpans, no stranger to night and double

shifts”. (Ng, 2017, p. 216)

Data di atas memaparkan bahwa ibunya

merupakan seorang perawat di salah satu

rumah sakit, seorang perawat di rumah sakit

yang terbiasa dengan pekerjaan melayani dan

mengurus pasien disana. Ibunya bekerja

dengan sistem sif namun tetap mampu

bekerja serta mengurus dan mengatur segala

kebutuhan di rumah.

Data 4

They worked with their hands, they

worked long hours, they saved all they

could and put it into a paid-off house and

two Buicks and their two childern, whom

they were proud to say – accurately –

lacked for nothing were never spoiled.

(Ng, 2017, p. 157)

Selama usia pernikahan ke dua orang tua

Mia, hingga memiliki dua orang anak,

mereka berusaha dan bekerja keras untuk

membeli rumah dan kendaraan yang da- pat mereka pakai untuk keperluan sehari- hari. Mereka juga berusaha untuk men- cukupi kebutuhan pokok kedua anaknya

dengan layak. Mereka mendidik anak- anak dengan tegas dan tidak memanja- kan serta menyekolahkan anak-anaknya

dengan baik.

Data 5

And then, at eleven – almost twelve – Mia

discovered photography.

(Ng, 2017, p. 151)