@article{Fadhia Adliah_Rini_Aulia_Rahman_2022, title={EDUKASI, DETEKSI RISIKO JATUH, DAN LATIHAN KESEIMBANGAN PADA LANSIA DI KABUPATEN TAKALAR}, volume={6}, url={https://journal.unhas.ac.id/index.php/panritaabdi/article/view/18643}, DOI={10.20956/pa.v6i4.18643}, abstractNote={<p>Elderly is a period of life that is distinguished by anatomical and physiological changes in the body. Changes in the neuromuscular system, for example, might lead to decreased muscle strength and balance issues. This functional decline causes the elderly to fall easily. Fall risk in the elderly is impacted by both inherent and extrinsic variables. However, the elderly are unaware of the existence of factors that raise the chance of falling, leading them to believe that falling is a normal part of aging. The elderly who have a history of falling also tend to immobilize and avoid activities for fear of falling which actually makes the risk of falling even higher. To improve the elderly’s quality of life, measures must be made to prevent falls in the old. The goal of this activity is to educate the elderly on the risk factors for falls that may be avoided, as well as exercises that can be used to prevent falls. The method employed consists of fall risk assessment, education on fall risk factors, and the practice of balance exercises. The results of the fall risk examination show that as many as 72,7% of the elderly have a risk of falling and 86,4% have weak muscle strength. The counseling materials explain the inner and extrinsic causes that contribute to falls, as well as the steps that can be taken to avoid them. One of them is through balance exercises in which all individuals participate. This action has resulted in an increase in understanding about fall prevention efforts. --- Lanjut usia (lansia) adalah tahap lanjut dari proses kehidupan manusia yang dicirikan dengan berbagai perubahan anatomis dan fisiologis pada tubuh. Salah satunya adalah perubahan sistem neuromuskular yang berdampak pada penurunan kekuatan otot dan gangguan keseimbangan. Penurunan fungsi ini mengakibatkan lansia menjadi mudah terjatuh. Risiko jatuh pada lansia dipengaruhi oleh berbagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Namun, keberadaan faktor-faktor yang meningkatkan risiko jatuh ini tidak disadari oleh lansia sehingga lansia cenderung menganggap jatuh merupakan hal yang normal terjadi karena penuaan. Lansia yang telah memiliki riwayat jatuh pun cenderung melakukan imobilisasi dan menghindari beraktivitas dikarenakan takut terjatuh yang justru membuat risiko jatuh semakin tinggi. Dalam rangka meningkatkan kualitas hidup lansia, maka diperlukan upaya untuk mencegah kejadian jatuh pada lansia. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan kepada lansia mengenai faktor-faktor risiko jatuh yang dapat dihindari serta bentuk-bentuk latihan yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengurangi kejadian jatuh. Metode yang diaplikasikan berupa deteksi risiko jatuh, penyuluhan faktor-faktor risiko dan pendampingan latihan keseimbangan. Hasil deteksi risiko jatuh menunjutkkan bahwa sebanyak 72,7% lansia memiliki risiko jatuh dan 86,4% memiliki kekuatan otot genggam yang lemah. Materi penyuluhan berisi pemaparan faktor-faktor intrinsik dan ekstrinsik penyebab jatuh, serta upaya yang dapat dilakukan untuk menghindarinya salah satunya melalui latihan keseimbangan bersama yang melibatkan seluruh peserta kegiatan. Hasil kegiatan pengabmas ini menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan yang berkaitan dengan upaya pencegahan jatuh.</p>}, number={4}, journal={Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat}, author={Fadhia Adliah and Rini, Ita and Aulia, Nikita Tri and Rahman, Ainun Djalila Nur}, year={2022}, month={Sep.}, pages={835-842} }