BIODIVERSITAS FAUNA SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR KESEHATAN HUTAN MANGROVE FAUNA
DOI:
https://doi.org/10.24259/perennial.v15i2.6061Keywords:
forest health, biodiversity, birds, epifauna.Abstract
Mangrove forests have a special function, namely as a green belt which is certainly very important for human life. Health of forests, especially mangrove forests, is often overlooked regarding their health conditions. The health condition of the mangrove forest is very influential on its sustainability, so to know its health, one of the indicators that can be used is fauna biodiversity. Fauna biodiversity can be known by using the FHM (Forest Health Monitoring) method to determine the diversity and condition of health status. Mangrove forest in Pasir Sakti Sub-District, East Lampung Regency has a diversity of 9 species of birds and 5 types of epifauna diversity. Based on this, the Mangrove Forest of Pasir Sakti District, East Lampung Regency has a good forest health status.
References
Angriana, P., Dewi, B.S., & Winarno, G.D. 2018. Populasi dan pola sebaran burung kuntul besar (Egretta alba) di Lampung Mangrove Center. Jurnal Sylva Lestari, 6(3): 73-80.
Departemen Kehutanan. (1999). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Jakarta: Departemen Kehutanan.
Departemen Kehutanan. (2006). Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.67/Menhut-II/2006 tentang Kriteria dan Standar Invemtarisasi Hutan. Jakarta: Departemen Kehutanan.
Gafur, A., Elhayat, L., & Ikhsan, M. (2016). Asosiasi jenis burung pada kawasan hutan mangrove di anjungan kota palu. Jurnal Warta Rimba, 4(1): 42-48.
Hamidy R. 2010. Struktur dan keragaman komunitas kepiting di kawasan hutan mangrove stasiun kelautan Universitas Riau, Desa Purnama Dumai. Ilmu Lingkungan Journal of Enviromental Science, 2(4): 81- 91.
Insnaningsih, N.R., & Patria, M.P. (2018). Peran komunitas moluska dalam mendukung fungsi kawasan mangrove di Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten. Jurnal Biotropika, 6(2): 35-44.
Iswandaru, D., Khalil, A.A.R., Kurniawan, B., Pramana, R., Febryano, I.G., & Winarno, G.D. (2018). Kelimpahan dan keanekaragaman jenis burung di hutan mangrove KPHL Gunung Balak. Indonesian Journal of Conservation: 7(1). 57-62.
Mangold, R. (1997). Forest health monitoring: field methods guide (international-indonesia). Washington DC, Amerika Serikat: USDA Forest Service.
Muhammad, F., Izzati, M., & Mukid, A.M. (2017). Makrobenthos sebagai indikator tingkat kesuburan tambak di pantai utara Jawa Tengah. Jurnal Bioma, 19(1): 38-46.
Noerdjito M., & Maryanto I. (2001). Jenis-Jenis Hayati yang Dilindungi Perundang-Undangan Indonesia. Bogor: Balitbang Zoologi, Puslitbang Biologi-LIPI dan the Nature Conservancy.
Odum, E.P. (1996). Dasar-dasar ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Safe’i, R. & Tsani, K.M. (2016). Kesehatan Hutan: Penilaian Kesehatan Hutan Menggunakan Teknik Forest Health Monitoring. Yogyakarta: Plantaxia.
Safe’i, R., Erly, H., Wulandari, C., & Kaskoyo, H. (2018). Analisis keanekaragaman jenis pohon sebagai salah satu indikator kesehatan hutan konservasi. Jurnal Perennial. 14(2). 32-36.
Safe’i, R., Hardjanto., Supriyanto, & Sundawati, L. (2013). Pengembangan metode penilaian kesehatan hutan rakyat sengon (miq.) Barneby & J.W. Grimes). Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 12(3): 175-187.
Safe’i, R., Wuladari, C., & Kaskoyo, H. (2019). Penilaian kesehatan hutan pada berbagai tipe hutan di Provinsi Lampung. Jurnal Sylva Lestari, 7(1): 95-109.
Sulistyowati, H. (2009). Biodiversitas mangrove di Cagar Alam Pulau Sempu. Jurnal Saintek. 8(1). 59-61.
Yuliasamaya., Darmawan, A., & Hilmanto, R. (2014). Perubahan tutupan hutan mangrove di Pesisir Kabupaten Lampung Timur. Jurnal Sylva Lestari, 2(3): 111-124.