Perempuan dan Budaya Patriarki dalam Politik: Studi Kasus Kegagalan Caleg Perempuan dalam Pemilu Legislatif 2014
Keywords:
Perempuan, Politik, Budaya PatriarkiAbstract
Abstract : After the enactment of women’s representation in political parties cause women into politics. But the involvement of women in politics, particularly in the formal institutions are still far from the expected. Therefore the aim of this paper is 1. To determine the factors that cause the failure of women candidates. 2.To determine the public perception about women’s representation in legislative elections. The method of this paper is to review of the literature. Based on the analysis, that there are several factors that influence the selection patterns between men and women as legislators. The first factor is the culture of patriarchy. The second factor is political parties. Third, the media. Fourth, namely the lack of networking between organizations, NGOs and political parties to fight for women’s representation. This is what makes people always perceived that politics is his world men and women should be in the domestic sphere so that women are always just seen the second man after man.
Keywords: Women, Politics, and Culture Patriarchate
Abstrak : Pasca disahkannya undang-undang keterwakilan perempuan dalam partai politik menyebabkan kaum perempuan terjun ke dunia politik. Namun keterlibatan kaum perempuan di ranah politik, khususnya dalam kelembagaan formal masih jauh dari yang diharapkan. Oleh karena itu tujuan dari penulisan ini yaitu 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kegagalan caleg perempuan. 2. Untuk mengetahui persepsi masyarakat mengenai keterwakilan perempuan dalam pemilu legislatif. Adapun metode penulisan ini adalah telaah pustaka. Berdasarkan hasil analisis, bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola seleksi antara laki-laki dan perempuan sebagai anggota legislatif. Faktor pertama budaya patriarki. Faktor kedua partai politik. Ketiga, yaitu media. Keempat, yaitu tidak adanya jaringan antara organisasi massa, LSM dan partai-partai politik untuk memperjuangkan representasi perempuan. Hal inilah yang membuat masyarakat selalu berpersepsi bahwa politik adalah dunianya laki-laki dan perempuan harusnya berada dalam wilayah domestik sehingga perempuan selalu saja dipandang orang kedua setelah laki-laki.
Kata Kunci: Perempuan, Politik, dan Budaya Patriarki
References
Abbas. 2006. Idealisme perempuan indonesia dan amerika. Makassar: Eramedia.
Arivia, Gadis. 2006. Feminism : Sebuah kata hati. Jakarta: Kompas
Beilharz, Peter. 2005. Teori-teori Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dina Manafe. Suara Pembaruan, Selasa, tgl 16 September 2014 (diakses pada tanggal 10 April 2015)
Fakih, Mansour. 1996. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Bandung: Pustaka Pelajar
Feybe M.P Wuisan. Keterwakilan Perempuan dalam Politik di Lembaga Legislatif (Suatu Kajian pada DPRD Kota Tomohon Periode 2009-2014)
Huntington, Samuel & Nelson. 1990. Partisipasi Politik di Negara Berkembang. Jakarta: Rineke Cipta.
Maiwan, Moh. 2006. Perempuan dalam Teori Politik Plato: Persamaan, Ironi dan Kontradiksi dalam Jurnal Pemberdayaan Perempuan. Jakarta: Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia.
Parawansa, Khofifah Indah. 2002. Hambatan Terhadap Partisipasi Politik Perempuan di Indonesia. IDEA International Publications. (di akses pada tanggal 27 maret 2015).
Primariantari, dkk. 1998. Perempuan dan Politik Tubuh Fantastis. Yogyakarta: Kanisius.
Phierquinn. 2012. Budaya Patriarki dalam Pendidikan Gender di Masyarakat. https://phierda.wordpress.com/ (di akses pada tanggal 27 maret 2015).
Putra, Dedi Kurnia Syah. 2012. Media dan Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Soetjipto, Ani. 2011. Politik Harapan: Perjalanan Politik Perempuan Indonesia Pasca Reformasi, Tangerang: Marjin Kiri.
Tandang Assegaf, Nurcahaya. 2004. Kembalikan hak Perempuan. Yogyakarta: Pustaka Timur.
Vitayala, Aida. 2010. Pemberdayaan Perempuan dari Masa ke Masa. Bogor: IPB Press.
Wardani, Eka Harisma. 2009. Belenggu-Belenggu Patriarki: Sebuah Pemikiran Feminisme Psikoanalisis Toni Morrison Dalam The Bluest Eye. Semarang: Fakultas Ilmu Budaya UNDIP.