ANALISIS KUANTIFIKASI AIR DAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UNTUK PENGEMBANGAN TAMBAK DI KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN PINRANG
DOI:
https://doi.org/10.35911/torani.v25i3.2605Abstract
This study aims to: (1) Determine the biophysical characteristics of the waters for aquaculture development, (2)
analyzing the quantity of water available for aquaculture development, and (3) to analyze the ability of carryng
capacity waters to support the development of aquaculture in the region Minapolitan in Pinrang. Observations and
field data collection in location of sampling points recorded by means of its geographical position positioning
(GPS). The method of analysis using the waters of the pond carryng capacity analysis which includes quantification
of water at high tide and low tide and quantification of aquaculture waste. The results of this study showed that
based on the availability of water at the beach for the cultivation of shrimp and fish ponds which could be loaded
with water from the shore to the cultivation of shrimp and fish with a height of 70 cm water ha-1 that is widely
applied in traditional farms with the availability of water at the beach for Village area of 450.68 ha Lotang Salo,
Wiringtasi Village area of 955.49 ha, and the Village area of 512.91 ha Tasiwalie. While the water level of 1 m in
semi-intensive pond applications and intensive with the availability of water at the beach to the village area of
315.47 ha Lotang salo, covering an area of 668.84 ha Wiringtasi village, and the village area of 359.04 ha
Tasiwalie. Suggestions of this study is the allocation of land use and cultivation of Akua - input must be adjusted to
the carrying capacity and the feasibility bioteknis, For coastal environmental sustainability is maintained, then the
amount of organic waste from aquaculture activities are discharged into coastal waters should be no more than 798
kg for Tasiwalie village and 756 kg for the Village Wiringtasi.
Keywords: Quantification of water, pond marginal, carryng capacity
References
Amri.K, 2003. Budidaya Udang Windu Secara Intensif. Agromedia Pustaka Tangerang.
Anwar, A., 2001. Usaha Membangun asset-aset Alami dan lingkungan Hidup pada umumnya Diharapkan
Dapat Memperbaiki Kehidupan Ekonomi Masyarakat Kearah Berkelanjutan. Makalah
Disampaikan pada Diskusi Serial di LATIN, Bogor, 15 Agustus 2001, Tidak Dipublikasikan.
Asbar., 2007. Optimalisasi Pemanfaatan kawasan Pesisir untuk Pengembangan Budidaya Tambak
berkelanjutan di Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan.
Asbar, dan M. H. Fattah., 2012. Model Pengembangan Teknologi Produksi Tambak pada Sentra Produksi
Udang Windu (Penaeus monodon) di Sulawesi Selatan. Usul Penelitian. Penelitian Tim Pascasarjana.
Universitas Muslim Indonesia.Makassar.Asbar, 2013.Dinamika Lingkungan Pesisir dan Laut. Materi
Kuliah PS-MPTK, UMI. Tidak dipublikasikan.
Asdak, C. 2002.Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.GadjamadaUniversity : Jogjakarta. 618 hal.
Bengen, D.G., 1998. Sinopsis: Analisis Statistik Multi variabel/multi dimensi. Program Pascasarjana IPB, Bogor.
p.
Badan Pusat Statistik. Kabupaten Pinrang. 2013. Kabupaten Pinrang dalam Angka. BPS Statistik Kabupaten
Pinrang.
Dahuri, R., J. Rais, S.P. Ginting, dan M.J. Sitepu, 2001. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan
Secara Terpadu. PT. Pradnya Paramita, Jakarta. 328P.
Danar,A. 2004. Musim Hujan dan Eutrofikasi Perairan Pesisir. http://cac.
Eng.Ui.ac.id/article/articleprint/2660/1/25/
Fattah, M.H, Asbar, M. Kasnir 2008. Perencanaan kawasan dan bisnis perikanan terpadu Provinsi Sulawesi
Selatan.Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar.
Fattah, M. H, Saenong, M. 2012. Profil Pengembangan Kawasan Minapolitan Percontohan Kabupaten
Pinrang. Dinas Kelautan dan Perikanan. Kabupaten Pinrang. Fakultas Perikanan dan
Kelautan.Universitas Muslim Indonesia.65 hal.
Fattah, 2014.Hasil diskusi pada saat asistensi.
FAO/NACA/UNEP/WB/WWF. 2006. International Principles for Responsible Shrimp Farming. (Prinsip-prinsip
Internasional Usaha Tambak Budidaya Udang yang Bertanggugjawab.Diterjemahkan oleh Bambang
Tiyatmo).Network of Aquaculture Centres in Asia-Pacific (NACA). Bangkok, Thailand. 20p.
Ghufran, M, dan Kordi, H, 2012. Jurus Jitu Pengelolaan Tambak untuk Budi daya Perikanan Ekonomis,
Diterbitkan oleh Lily Publisher, 81 hal. Yogyakarta.
Hardjowigeno, S. dan Widiatmaka, 2011.Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tata Guna Lahan,
Cetakan Kedua.Gadjah Mada University Press.352 hal.
Kamiso, H.N. 1993. Hasil – hasil Penelitian dan Proyek Penelitian Bioteknologi dalam Mendukung Program
Pengembangan Budidaya Perairan, Laporan Penelitian. Forum Komunikasi Hasil Penelitian Bidang
Bioteknologi Cisarua. Bogor.
Kent. R. and Poulton C, 2008. Marginal Farmers, A Review of The Literature Centre For Development,
Environment and Policy School of Oriental and African Studies. Commissioned by concern
Worldwide.
McLean, W.E., Jensen, J.O.T. and Alderdice, D.F., 1993. Oxygen consumption rates and water flow
requirements of Pacific salmon (Oncorhynchus spp) in the fish culture environment. Aquaculture,
:281-313
Mustafa, A., A. Hanafi, dan B. Pantjara, 1998. Pendayagunaan tanah gambut payau untuk budidaya
tambak.Prosiding Perkembangan Terakhir Teknologi Budidaya Pantai Untuk Mendukung
Pemulihan Ekonomi Nasional.Pus.Pen. Dan Peng. Perikanan Pantai Gondol-Bali Bekerja sama
dengan JICA ATA-397. P 227-233.
Nautilus Consultans, 2000. Planning for Coastal Aquacultute Development, A Training Course Handbook.
www.nautilus-counsultants.co.uk., Oktober 2000.
Serageldin, I., 1993. Making Development Sustainable : From Concept to Action. The International Bank for
Reconstruction and Development / The World Bank Washington D.C. USA
Soewarno.1995. Hidrologi Aplikasi Metode Statistika untuk Analisis Data. Penerbit “NOVA”. Bandung.
Soewardi, K., 2007a. Pengelolaan Budidaya Tambak Berkelanjutan. Materi Kuliah PS-SPL, IPB. Tidak
dipublikasikan.
WCED, 1987. World Commission on Enviroment and Development (ed) our Common Furture. Oxford
University Press. Oxford.
Widigdo, B., 2000. Diperlukan pembakuan criteria eko-biologis untuk menentukan “Potensi Alami” kawasan
pesisir untuk budidaya udang.Prosiding. Pelatihan Untuk Pelatih Pengelolaan Wilayah Pesisir
Terpadu. PKSPL-IPB.Bogor, 21-26 Februari 2000.
Widigdo, B., dan J. Pariwono 2003. Daya Dukung Perairan Pantai Utara Jawa Barat untuk Budidaya Udang
(Studi Kasus di Kabupaten Subang, Teluk Jakarta, dan Serang). Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan
Perikanan Indonesia, 10 – 17
Widigdo, B., 2003. Permasalahan Dalam Budidaya Udang dan alternative solusinya. Jurnal Ilmu-ilmu Perairan
dan Perikanan Indonesia, 18-23.