Kemana produktivitas daun lamun mengalir?

Authors

  • Supriadi Mashoreng Departemen Ilmu Kelautan FIKP Universitas Hasanuddin Makassar
  • Dietrich G Bengen Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan FKIP Institut Pertanian Bogor
  • Malikusworo Hutomo Pusat Penelitian Oseanologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.35911/torani.v1i1.3795

Abstract

 Lamun merupakan tumbuhan tingkat tinggi yang hidup di laut dangkal. Sebagai tumbuhan, lamun berperan

sebagai produser primer yang memberikan kontribusi bagi biota laut maupun ekosistem lainnya. Hasil produksi

primer dari lamun akan masuk ke beberapa kompartemen. Namun berapa besar aliran produksi tersebut ke tiap

kompartemen masih menjadi pertanyaan. Penelitian bertujuan untuk melihat berapa besar hasil produksi daun

lamun yang dialirkan ke kompartemen lain. Penelitian dilakukan di Pulau Barranglompo Makassar selama 4

periode yang mewaikili musim hujan, peralihan I, musim kemarau dan peralihan II. Penelitian dilakukan

melalui beberapa tahap, yaitu (1) mengestimasi produktivitas daun lamun, (2) mengestimasi stok karbon daun

lamun, (3) mengestimasi besarnya grazing daun lamun oleh bulu babi dan herbivora lain, (4) mengestimasi

besarnya produksi serasah daun lamun, baik yang tenggelam di dasar maupun yang terbawa keluar dari

ekosistem lamun. Hasil penelitian menujukkan total karbon yang dialirkan ke kompartemen lain mencapai

2,20% dari stok karbon daun atau setara 81,8% dari produktivitas daun. Aliran produksi melalui serasah yang

melayang sebesar 0,59% dari stok karbon (setara 22,0% dari produktivitas daun), serasah tenggelam 1,36% dari

stok karbon (setara 50,6% dari produktivitas daun), grazing bulu babi 0,04% dari stok karbon (setara 1,4% dari

produktivitas daun) dan grazing oleh herbivora lain 0,21% dari stok karbon (setara 7,9% dari produktivitas

daun). Dalam konteks aliran produksi, hasil produksi primer lamun paling banyak berkontribusi dalam ekosistem

lamun sendiri sebagai serasah, bisa dimanfaatkan oleh detritivore sebagai makanan, terdekomposisi sebagai

unsur hara, atau terkubur sebagai cadangan karbon. Hanya sebagian kecil produksi primer dimanfaatkan secara

langsung oleh herbivora.

Kata kunci : produktivitas daun lamun, aliran produksi daun lamun, grazing lamun, serasah lamun

References

Bos, A.R., Bouma, T.J., de Kort, G.L.J. & van Katwijk, M.M. 2007. Ecosystem engineering

by annual intertidal seagrass beds: sediment accretion and modification. Est. Coast.

Shelf Sci. 74: 344-348.

Cebrian, J. 2002. Variability and control of carbon consumption, export and accumulation in

marine communities. Limnol Oceanogr 47 (1): 11-22.

Coppard, S.E. & Campbell, A.C. 2007. Grazing preferences of diadematid echinoids in Fiji.

Aquat. Bot. 86: 204-212.

Duarte, C.M. & Cebrian, J. 1996. The fate of marine autotrophic production. Limnol.

Oceanogr. 41(8): 1758-1766.

Edgar, G.J., Mukai, H. & Orth, R.J. 2001. Fish, crab, shrimps and other large mobile

epibenthos: measurement methods for their biomass and abundance in seagrass. Di

dalam: Short, F.T. & Coles, R.G., editor. Global Seagrass Research Methods. Elsevier

Science B.V. Amsterdam. p. 254-270.

Githaiga, M.N., Gilpin, L., Kairo, J.G & Huxham, M. 2016. Biomass and productivity of

seagrasses in Africa. Botanica Marina 59 (2-3): 173-186.

Haerul, A., Yasir, I. & Supriadi. 2012. Daya grazing dan preferensi makanan bulu babi

terhadap berbagai jenis lamun di Perairan Pulau Barranglompo Makassar. Prosiding

Pertemuan Ilmiah Nasional Tahunan VIII Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia,

Makassar 25-27 September 2011.

Heck Jr, K.L., Carruthers, T.J.B., Duarte, C.M., Hughes, A.R., Kendrick, G., Orth, R.J. &

Williams, S.W. 2008. Trophic transfers from seagrass meadows subsidize diverse

marine and terrestrial consumers. Ecosystems 11: 1198-1210.

Kirsch, K.D., Valentine, J.F. &, Heck Jr, K.L. 2002. Parrotfish grazing on turtlegrass

Thalassia testudinum: evidence for the importance of seagrass consumption in food web

dynamics of The Florida Keys National Marine Sanctuary. Mar Ecol Prog Ser 227: 71-

Mateo, M.A., Cebrian, J., Dunton, K. & Mutchler, T. 2006. Carbon flux in seagrass

ecosystems. Di dalam: Larkum, A.W.D., Orth, R.J. & Duarte, C.M., editor.

Seagrasses: Biology, Ecology and Conservation. Springer. Dordrecht. p.159-192.

Nienhuis, P.H, Coosen, J. & Kiswara, W. 1989. Community structure and biomass

distribution of seagrass and macrofauna in the Flores Sea, Indonesia. Neth J Sea Res

: 197-214.

Nojima, S. & Mukai, H. 1996. The rate and fate of production of seagrass debris in cages

over a Syringodium isoetifolium (Aschers.) Dandy Meadow in Fiji. Di dalam: Kuo, J.,

Phillips, R.C., Walker, D.I. & Kirkman, H., editor. Seagrass Biology: Proceedings of an

International Workshop, Rottnest Island, Western Australia 25-29 Januari 1996.

Ondiviela, B., Losada, I.J., Lara, J.L., Maza, M., Galván, C., Bouma, T.J. & van Belzen, J.

The role of seagrasses in coastal protection in a changing climate. Coastal

Engineering 87: 158-168.

Short, F.T. & Duarte, C.M. 2001. Methods for the measurement of seagrass growth and

production. Di dalam: Short, F.T. & Coles, R.G., editor. Global Seagrass Research

Methods. Elsevier Science B.V. Amsterdam. p.155-182.

Supriadi. 2012. Stok dan neraca karbon komunitas lamun di Pulau Barranglompo Makassar.

Disertasi. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Supriadi & Arifin. 2005. Pertumbuhan, biomassa dan produksi lamun Enhalus acoroides di

Pulau Bone Batang Makassar. Protein 12 (2): 293 – 302.

Supriadi, Soedharma, D & Kaswadji, R.F. 2006. Beberapa aspek pertumbuhan lamun Enhalus

acoroides (Linn. F) Royle di Pulau Barranglompo Makassar. Biosfera 23 (1): 1-8.

Susetiono. 2007. Lamun dan Fauna Teluk Kuta, Pulau Lombok. LIPI Press, Jakarta.

Unsworth, R.K.F,, Garrard, S.L., De Leon, P.S., Cullen, L.C., Smith, D.J., Sloman, K,A. &

Bell, J.J. 2009. Structuring of Indo-Pacific fish assemblages along the mangroveseagrass

continuum. Aquat Biol 5: 85-95.

Unsworth, R.K.F., Taylor, J.D., Powell, A., Bell, J.J. & Smith, D.J. 2007. The contribution of

scarid herbivory to seagrass ecosystem dynamic in The Indo-Pacific. Estuar Coast

Shelf Sci., doi: 10.1016/j.ecss.2007.04.001 (in press) (akses tanggal 3 Februari 2009).

Vonk, J.A., Christianen, M.J.A. & Stapel, J. 2008. Redefining the trophic importance of

seagrass for fauna in tropical Indo-Pacific meadows. Est. Coast. Shelf Sci. 79: 653-660.

Downloads

Published

2018-03-20

How to Cite

Mashoreng, S., Bengen, D. G., & Hutomo, M. (2018). Kemana produktivitas daun lamun mengalir?. Torani Journal of Fisheries and Marine Science, 1(1), 35–44. https://doi.org/10.35911/torani.v1i1.3795

Issue

Section

Articles