Karakteristik Jaringan Secara Histologi dari Strain Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) yang Terinfeksi Penyakit Ice-Ice
DOI:
https://doi.org/10.35911/torani.v1i1.3796Abstract
Salah satu yang menyebabkan kegagalan budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii yaitu terserangnya penyakit
ice – ice . Penyakit ice-ice merupakan penyakit yang umum terjadi pada rumput laut kappaphycus dengan gejala
terjadinya pemutihan pada bagian thallus dan penyakit ini dapat menyebabkan kematian massal pada produksi
rumput laut kappaphycus alvarezii . Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menganalisa bagian thallus rumput
laut Kappaphycus alvarezii yaitu uji histopatologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan bentuk
sel pada kondisi jaringan thallus rumput laut K.alvarezii yang terserang penyakit ice- ice menggunakan metode
histopatologi. Pengambilan sampel rumput laut yang digunakan jenis Kappaphycus alvarezii varietas coklat dan
hijau dengan 1 titik masing – masing varietas. Sampel rumput laut terdiri atas 2 sampel yaitu bagian thallus yang
terserang penyakit ice-ice dan bagian thallus tanpa gejala ice-ice . Sampel berumur 15 hari. Sampel yang dipilih
untuk pemeriksaan, dipotong setebal 0,5 - 1 cm. Sampel dimasukkan kedalam botol sampel untuk difiksasi ± 1
minggu, yang berisi formalin 10%.Tahapan pembuatan preparat histopatologi terdiri atas fiksaksi, dehidrasi,
clearing , impregnasi , embedding , cutting , staining , dan pemeriksaan dibawah mikroskop. Penelitian ini dianalisis
secara dekskriptif kualitatif dengan melakukan pengamatan gambar histopatologi pada jaringan rumput laut K.
alvarezii . Jaringan thallus yang yang terserang penyakit ice-ice mengalami perubahan bentuk sel, bagian lapisan
luar terlihat tidak utuh, hancur, sehingga mengalami kematian sel dan bagian korteks dalam dinding sel terlihat
tidak teratur dan renggang, tidak terbentuk bulat atau lonjong, sebagian sel mengecil. Jaringan thallus yang tidak
normal mengalami gejala Hipoplastik (terhambatnya atau terhentinya pertumbuhan sel) dan Nekrotik (kematian
sel).
Kata kunci : Kappaphycus alvarezii, penyakit ice – ice, Histopatologi, Hipoplastik, Nekrotik
References
Achmad, M. 2016. Studi Peran Interaksi Bakteri Patogen Dan Lingkungan Terhadap Penyakit
Ice-ice Pada Rumput Laut Kappaphycus alvarezii. Sekolah pascasarjana. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Akmal, Raharjo S. Ilham. 2010. Teknologi Manajemen Budidaya Rumput Laut (Kappaphycus
alvarezii). Makalah. Departemen Kelautan dan Perikanan. Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya. Balai Budidaya Air Payau. Takalar. 22 hlm.
Amiluddin, N.M. 2007. Kajian Pertumbuhan dan Kandungan Karaginan Rumput Laut
Kappaphycus alvarezii yang Terkena Penyaki Ice Ice di Perairan Pulau Pari Kepulauan
Seribu. Institute Pertanian Bogor. Bogor.
Anggadiredja, T.J, Ahmad, Z., Heri, P., Sri, I. 2007. Rumput Laut.Penebar swadaya. Jakarta.
Anggadiredja J, Purwoto A, Istini S. 2011. Seri Agribisnis Rumput Laut. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Andini, N, S. 2015. Gambaran Histopatologi Insang, Hepatopankreas, dan Ginjal Ikan Butini
(Glossogobius matanensis,Weber) di Danau Matano Sulawesi Selatan Yang Tercemar
Logam Berat Nikel (Ni) Dan Besi (Fe). Skripsi. Program Studi Kedokteran Hewan.
Fakultas Kedokteran. Universitas Hasanuddin. Makassar
Aris, M. 2011. Identifikasi, patogenisitas bakteri dan pemanfaatan gen 16S-rRNA untuk deteksi
penyakit ice-ice pada budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii. Sekolah pascasarjana.
Institut Pertanian Bogor. Bogor
Arisandi, A., Akhmad, F. 2014. Dampak Faktor Ekologis Terhadap Sebaran Penyakit Ice-ice.
Jurnal Kelautan. Program Studi Ilmu Kelautan. Universitas Trunojoyo. Madura. 7(1):
-9931
Arisandi, A., Marsoedil., Happy, N., Aida, S. 2011. Pengembangan Kultur Jaringan Untuk
Menghasilkan Bibit Rumput Laut. Fakutas Pertanian Universitas Trunojoyo.
Darmawati. 2014. Analisa Histologi Sel Euchema cottoni Pada Kedalaman Berbeda. Jurnal
Ilmu Perikanan. Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas
Muhammadiyah Makassar. Vol 3(1): 269-274
Daniel B.A. 2012. Produktivitas Rumput Laut Kapaphycus alvarezii Yang di Budidayakan
Oleh Masyarakat Pesisir. Jurusan Perikanan Dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas
Nusa Cendana. Kupang
Destalino, 2013. Cara Mudah Budidaya Rumput Laut Menyehatkan dan Menguntungkan.
Kansius. Yogyakarta.
Djokosetiyanto, D., I. Effendi, K.I. Antara. 2008. Pertumbuhan Kappaphycus alvarezii Varitas
Maumere, Varitas Sacol dan Eucheuma denticulatum di Perairan Musi, Buleleng. Ilmu
Kelautan, 13 (3): 171-176
DKP. 2004. Profil Rumput Laut Indonesia. Direktorat Jendral Perikanan Budidaya.Jakarta
Ditjenkan Budidaya, 2005. Profil Rumput Laut Indonesia. Direktorat Perikanan Budidaya,
Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius. Yogyakarta
Franklin DJ, Brussaard CPD, Berges JA. 2006. What is the role and nature of programmedcell
death in phytoplankton ecology? European Journal of Phycology. 41:1–14
Khasanah, U. 2013. Analisis Kesesuaian Untuk Lokasi Budidaya Rumput Laut Eucheuma
cottonii Di Perairan Kecamatan Sajoanging Kabupaten Wajo. Skripsi. Jurusan Ilmu
Kelautan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Lakitan, B. 2011. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta. 205
Hal.
Largo D.B, Fukami K, Adachi M, Nishijima T. 2003. Immunofluorescent detection of ice-ice
Disease-Promoting Bacterial Strain Vibrio sp. P11of the Farmed Macro Alga,
Kappaphycus alvarezii of Aquatic Environmental Science (LAQUES). Departement of
Aquaculture. Faculty of Agriculture. KochiUniversity-Japan.
Musa, N., Lee, S.W. 2008. Bacteria Attached on Cultured Seaweed Gracilaria changii at
Mangabang Telipot, Terengganu. Academic Journal of Plant Sciences, 1(1): 01-04.
Nurdjana, M.L. 2006. Pengembangan budidaya rumput laut di Indoesia, dalam Diseminasi
Teknologi dan Temu Bisnis Rumput Laut, Makassar 11 September 2006.Badan Riset
Kelautan dan Perikanan.Departemen Kelautan dan Perikanan. Hal 1 – 35.
Rizki, M., Tia, R.S.M., Bastian, D. 2015. Uji Histopatologi Organ Ren, Insang, Ginjal,
Intestinum dan Hepar Ikan Mas (Cyprinus carpio). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Universitas Padjadjaran. Bandung
Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) Sebagai Salah
Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan. Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI,
Jakarta. Vol 30 (3): 21 – 26
Santoso, L., Yudha, T.N. 2008. Pengendalian Penyakit Ice-ice Untuk Meningkatkan Produksi
Rumput Laut Indonesia. Jurnal Saintek Perikanan. Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas
Pertanian,Universitas Lampung
Sutrian, Y. 2004. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan (tentang sel dan jaringan). Rineka
Cipta. Jakarta
Sujatmiko, W., Angkasa, W.I. 2003. Teknik Budidaya Rumput Laut Dengan Metode Tali
Panjang. Pengkajian Ilmu Kehidupan-BPPT. Jakarta.
Sulistijo. 2002. Penelitian Budidaya Rumput Laut (Algae Makro/Seaweed) diIndonesia. Pidato
Pengukuhan Ahli Peneliti Utama Bidang Akuakultur Pusat Penelitian Oseanografi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Syamsuddin, R., Syamsu, A.R. 2014. Penanggulangan penyakit ice-ice pada rumput laut
Kappaphycus alvarezii melalui penggunaan pupuk N, P, dan K. Simposium Nasional I
Kelautan dan Perikanan. Makassar
Parenrengi, A., Sulaeman, E. Suryati, Lentulo, A. 2004. Variasi genetika rumput laut
Kappaphcus alvarezii yang dibudidayakan di Sulawesi selatan.
Quer´e, G., Meistertzheim AL., Steneck RS., Nugues MN. 2015. Histopathology of crustose
coralline algae affected by white band and white patch diseases. Peer J.1034:1-18
Yuniati, E. 2011. Karakteristik Fisiko-Kimia Karagenan dan Histologi Rumput Laut
Kappaphycus alvarezii Dari Daerah Asal Bibit dan Umur Panen Berbeda. Sekolah
pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Yulianto K. 2002. Pengamatan Penyakit Ice-ice dan Alga Kompetitor Fenomena Penyebab
Kegagalan Panen Budidaya Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) di Pulau Pari,
Kepulauan Seribu. Prosiding Seminar Riptek Kelautan Nasional. Pusat Penelitian
Oceanografi-LIPI. Jakarta.
Vairappan, C.S., Chung, C.S., Hurtado, A.Q., Soya, F.E., Bleicher-Lhonneur, G. Critchley, A.
Distribution and symptoms of epiphyte infection in majorcarrageenophyteproducing
farms. J. Appl. Phycol. 20: 477–48
Vairappan, C.S., Anang, S.P., Tan, K.T., Matsunaga, S. 2010. Role of Secondary Metabolites
as Defense Chemicals Against Ice-ice Disease in Biofouler atCarrageenophyte Farms.
Zatnika, A. 2009. Pedoman Teknis Budidaya Rumput Laut. Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi, Jakarta653-660.