Kinerja jati asal Muna pada plot uji klon jati di empat lokasi
Downloads
The research was conducted to evaluate the growth of teak clone (Tectona grandis L.f.) taken from land race population at Muna Island in South East Sulawesi. The trials were planted in 2002 – 2005 in 4 locations as follows: Kemampo (South Sumatera), Kotabaru (South Kalimantan), Gunung Kidul (Yogyakarta) and Wonogiri (Central Java). The growth of teak clones from Muna at 5 years old in 4 locations was as followed: the average of total height (9,98 m, 13,11 m, 7,46 m and 9,37m), diameter/DBH (11,09 cm, 12,80 cm, 7,87 cm and 13,24 cm) and tree volume estimation (0,0624 m3 , 0,117 m3 , 0,028 m3 and 0,099 m3 ). The growth performances of teak clone from Muna were stable at middle position in all locations. The best growth was gained in Kotabaru and the lowest in in Gunung Kidul
Aminuddin I. (2006). Jati Kulidawa.http://andreasharsono//.blogspot.com/2006/02/jatikulidawa. html. Diakses tanggal 20 Februari 2013.
Arsa, R.D. (2008). Pendugaan Volume Batang Bebas Cabang Pohon Jati Menggunakan Persamaan Taper di KPH Kendal Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah (Skripsi) Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. (Tidak dipublikasikan).
Azhar, M.A. (2007). Kerusakan Ekologis Hutan Jati di Kabupaten Muna (potret pemujaan pendekatan anthroposentris). Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 11 (2), 227-246.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. (2013). Hutan Penelitian KHDTK. http:/www.forda-mof.org. Diakses tanggal 20 Februari 2013.
Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (BBPBPTH). (2011). Sekilas Tentang Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Wonogiri (Laporan). Tidak dipublikasikan.
Crowder, L.V., (1986). Genetika Tumbuhan; Terjemahan Lilik Kusdiarti. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Dirjen Bina Usaha Kehutanan. (2011). Riap Diameter Tahunan Pada Hutan Alam Produksi. Surat Edaran Nomor: SE. 10/VI-BUHA/2011. Kementerian Kehutanan.
Enters, T. (2000). Site, Technology and Productivity of Teak Plantation in Southeast Asia. Unasylva 201, vol. 51, 55-61.
Gasversz, V. (1991). Metode Perancangan Percobaan untuk Ilmu-ilmu Biologi, Pertanian. Bandung: Armico.
Hansen, C.P., Pedersen, A. Dan Graudal, L. (2003). International Series of Provenance Trials of Pinus kesyiya. Field Assesment Manual. Result and Documentation No 16., Humleback, Denmark: Danida Forest Seed Centre.
Kaosa-ard, A. (1999). Teak (Tectona grandis Linn.f) Domestication and Breeding. Yangon, Myanmar: Teaknet Asia-Pacific Region.
Loveless, A.R. (1991). Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. Jakarta: PT. Gramedia.
Martawijaya, A., Kartasujana, I., kadir, K.dan Prawira, S.A. (1981). Atlas Kayu Indonesia; Jilid I. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.
Pusat Informasi Kehutanan. (2010). Sumber Benih Jati Muna (Tectona grandis) Bersertifikat. Siaran Pers Nomor: S. 256/PIK-I/2010.
Qirom, M.A. dan Mahfudz. (2009). Karakteristik Pertumbuhan Klon Jati pada Dua Lokasi Berbeda di Kalimantan Selatan. Wana Benih 10 (2), 47-58.
Rulliati, S. dan Lempang, M. (2004). Sifat Anatomi dan Fisis Kayu Jati dari Muna dan Kendari Selatan. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 22 (4), 231-237.
Sandoval, R.P., Guerrero, A.G., Gonzailez, A.F. dan Horwath, W.R. (2012). Site Productivity of Clone and Seed Raised Plantaions of E. urophylla and E. grandis in South Mexico. Open Journal of Forestry, 2 (4), 225-231.
Sastrosoemarto, S. dan Suhendi. (1985). Tinjauan Mengenai Program Pemuliaan Jati (Tectona grandis L.f.) di Indonesia. Bogor: PPPH .
Schmidt dan Ferguson. (1951). Rainfalls Types Based on Wet and Dry Period ratio for Indonesia and Western New Guinea Verth 42. Jakarta: Jawatan Meteorologi dan Geofisika.
Simon, H. (1996). Metode Inventore Hutan, Edisi I (Cetakan ke-2). Yogyakarta: Aditya Media.
Siswamartana, S. dan Wibawa, A. (2005). Early Prformance Clonal Test of Teak in Perum Perhutani. International Forestry Review 7 (5).
Sofyan, A., Rahmat, M., Muslimin, I. dan Islam, S. (2005). Pengaruh Teknik Penyiangan Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jati di Kemampo, Sumatera Selatan. Prosiding Pertemuan Forum Komunikasi Jati V. Yogyakarta 12 April 2005.
Sofyan, A., Na’iem, M. dan Indrioko, S. (2011). Perolehan Genetik Pada Uji Klon Jati (Tectona grandis L.f.) Umur 3 Tahun di KHDTK Kemampo, Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 8 (3), 179-186.
Susila, I.W.W. 2011. Model Dugaan Volume dan Riap Tegakan Sengon (Paraserienthes falcataria Becker) di desa Suter, Kintamani Bali. Agroteksos, 21 (1), 29-38.
Tanaka, N., Hamazaki, T.dan Vacharangkura, T. (1998). Distribution, Growth and Site Requirements of Teak. JARQ 32 (1), 65-77.
Vasudeva, R., Hanumantha, M. and Gunaga, R.P. (2004). Genetic variation for floral traits among teak (Tectona grandis Linn. f.) clones: Implications to seed orchard fertility.Current Science, 87(3), 358-362.
Watanabe, Y., Owusu-Sekyere, E., Manunaga, T., Buri, M.M., Oladele, O.I. dan Wakatsuki, T. (2010). Teak (Tectona grandis) growth as influenced by soil physicochemical properties and other site conditions in Ashanti region, Ghana. Journal Food, Agriculture and Environment (JFAE) 8, (2), 1040-1045.
Widyatmoko, A.Y.P.B.C. (2013). Keragaman Genetik Jati di Indonesia. Komunikasi Pribadi.
Zobel, B.J. dan Talbert, J. (1984). Applied Forest Tree Improvement. New York: John Willey and Sons.