Struktur Dan Komposisi Jenis Hutan Mangrove Di Golo Sepang–Kecamatan Boleng Kabupaten Manggarai Barat
Downloads
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komposisi jenis hutan mangrove di Desa Golo Sepang, Manggarai Barat. Indeks Nilai Penting (INP) dan Indeks keragaman yang diperoleh dari analisis vegetasi digunakan sebagai indikator untuk menggambarkan struktur dan keragaman hutan mangrove. Metode jalur dan garis berpetak digunakan dalam analisis vegetasi. Secara total terdapat 10 jalur dan 30 plot untuk mendapatkan data jenis-jenis mangrove, nilai parameter pertumbuhan (tinggi dan diameter) dan informasi terkait lainnya. Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat 10 jenis dari 5 family yaitu Rhizophoraceae (Ceriops tagal (Perr), Rhizophora apiculata (Bi), R. mucronata Lmk., Bruguiera parviflora (Roxb.), B. sexangula (Lour) dan B. gymnorrizha (L.) Lamk.), Fabaceae (Derris trifoliata Lour), Meliaceae (Xylocarpus granatum Koen), Pteridaceae (Acrosthicum aereum Linn) dan Lythraceae (Phempis acidula Forst). R. apiculata (Bi) merupakan jenis yang paling dominan pada 7 dari 10 lokasi pengamatan. Pada dua lokasi yaitu di Sotri dan Muara kiri nilai INP jenis R. apiculata (Bi) mencapai 300%. Kerapatan individu/ha tertinggi terletak di Sotri yaitu 1.300 pohon/ha sedangkan yang terendah terdapat di Muara Kanan yaitu 100 pohon/ha. Keragaman jenis pada semua lokasi pengamatan masuk dalam kategori rendah dimana lokasi di Nampar Muara memiliki indeks keragaman paling tinggi yaitu sebesar 1,06.
Antonio, dJ, 2012. Kondisi Ekosistem Mangrove di Sub District Liquisa Timor-Leste. Jurnal Ilmu- Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan, 1 (3), 136-143.
Barbour, G. M, J. K. Burk, W. D. Pitts. (1987). Terestrial Plant Ecology. Los Angeles. The Benyamin/Cumming Publishing Company. Inc.
Bismark, M, E. Subiandono dan N. M. Heriyanto, (2008). Keragaman dan Potensi Jenis Serta Kandungan Karbon Hutan Mangrove di Sungai Subelen Siberut, Sumatera Barat. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 3 (3), 297-306.
BPDAS Benain Noelmina, (2006). Statistik Pembangunan. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Benain Noelmina. 2007.
BPHM Wilayah I, (2011). Statistik Pembangunan. Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah I, Denpasar – Bali.
BPS Kabupaten Manggarai Barat, (2010). Kabupaten Manggarai Barat dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Manggarai Barat. 2011.
Cyio, M.B, (2008). Efektivitas Bahan Organik dan Tinggi Genangan Terhadap Perubahan Eh, pH, dan Status Fe, P, Al Terlarut pada Tanah Ultisol. Jurnal Agroland 15 (4), 257 - 263.
Fachrul, M. F. (2007). Metode Sampling Bioekologi, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Halidah, (2010). Pertumbuhan Rhizophora mucronata Lamk Pada Berbagai Kondisi Substrat di Kawasan Rehabilitasi Mangrove Sinjai Timur Sulawesi Selatan. Jurnal Penelitian Hutan dan Konervasi Alam, 8 (4), 399-412.
Heriyanto, N. M dan E, Subiandono, (2012). Komposisi dan struktur tegakan, biomasa, dan potensi Kandungan karbon hutan mangrove di taman nasional Alas purwo. Jurnal Penelitian Hutan dan Konervasi Alam, 9 (1), 023-032 .
Irwanto, (2007). Analisis Vegetasi Untuk Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung Pulau Marsegu Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku (Tesis). Yogyakarta. Program Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada
Jamili, D. Setiadi, I. Qayim dan E. Guhardja, (2009). Struktur dan Komposisi Mangrove di Pulau Kaledupa Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Ilmu Kelautan, Indonesian Journal of Marine Sciences, 14 (4), 36-45.
Kusmana, C. (1997). Metode Survey Vegetasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Kusmana, C, dkk. (2003). Teknik Rehabilitasi Mangrove. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Kusumahadi, K. S. (2008). Watak dan Sifat Tanah Areal Rehabilitasi Mangrove Tanjung Pasir, Tangerang. VIS VITALIS, 1 (1), 38-46
Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia (2004) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor. 201 Tahun 2004 tentang Kriteria Baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove.
Noor, Y. R, Khazali, M dan Suryadiputra, I. N. N, (2006). Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. Wetlands International.
Rasman, M. (2007). Penilaian Ekonomi Sumberdaya Alam di Kabupaten Wakatobi. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Setyawan, A. D. Indrowuryatno, Wiryanto, K. Winarno, dan A. Susilowati, (2005). Tumbuhan Mangrove di Pesisir Jawa Tengah : 1. Keanekaragaman Jenis. Biodiversitas. Journal of Biological Diversity. 6 (2), 90-94.
Silaen, I.F, B. Hendrarto dan M. N. Supardjo, (2013). Distribusi dan Kelimpahan Gastropoda Pada Hutan Mangrove Teluk Awur Jepara. Journal of Management of Aquatic Resources, 2 (3), 93-103.
Suwondo., E. Febrita dan F. Sumanti., (2006). Struktur Komunitas Gastropoda di Hutan Mangrove di Pulau Sipora. Jurnal Biogenesis, 2 (1), 25-29.
Wibowo, K. dan Handayani, T., (2006). Pelestarian Hutan Mangrove melalui Pendekatan Mina Hutan (Silvofishery). Jurnal Teknik Lingkungan, 7 (3), 135-137.