Sifat dasar dan potensi kegunaan kayu jabon merah
Downloads
Penelitian ini dilakukan untuk menguji sifat dasar (struktur anatomi, kimia, sifat fisik dan mekanik) kayu jabon merah (Anthocephalus macrophyllus (Roxb.) Havil) yang diambil dari hutan alam di Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan. Potensi kegunaan kayu ditetapkan dengan mempertimbangkan sifat dasar dan penggunaan kayu tersebut oleh penduduk setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu jabon merah berwarna kekuningan sedikit mengarah ke kemerahan, batas teras dan gubal tidak jelas, tekstur agak halus dan merata, arah serat lurus dan kadang-kadang agak berpadu, permukaan kayu agak mengkilap dan kesan raba agak licin sampai licin, kekerasan tergolong sedang. Serat sangat panjang, tebal dinding serat sangat tipis dan tergolong kualitas II untuk bahan baku pembuatan pulp kertas. Kadar selulosa dan ekstraktif tinggi, lignin sedang dan pentosan rendah. Berat jenis sedang (0,48), penyusutan sangat rendah dan tergolong kayu kelas kuat III. Potensi kegunaan untuk bahan bangunan dengan beban ringan di bawah atap, mebel murah, kerajinan, alat ukur dan gambar, pensil, kotak dan batang korek api, tusuk gigi, sendok dan gagang es krim, moulding, kayu komposit, pulp dan kertas, pallet, peti pembungkus dan cetakan beton.
Basri, E. & N. Hadjib, (2004). Drying properties of five priority wood species from West Java. Jurnal Penelitian Hasil Hutan 22(3), 155-166.
Basri, E., Saefuddin, S. Rulliaty and K. Yuniarti, (2009). Drying conditions for 11 potential Ramin subtitutes. Journal Of Tropical Forest Science 21(4), 328-335.
FAO. (1980). Giudeline for utilization and marketing of tropical wood species. Rome: Food and Agricultural Organization of the United Nation
Haroen, W.K. (2006). Variabilitas massa jenis kayu daun lebar tropis terhadap karakter serat, kimia dan pulp sulfat. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis, 4 (2), 71-76.
IGIST, (2013). Prospek bisnis tanaman pohon jabon. International Green Invesment System (IGIST), http://investasipohon.blogspot.com/search/labe l/artikel, diakses tanggal 20 Mei 2014.
JIS. (2003). Standard methods of testing small clear specimens of timber. Japan Industrial Standard (JIS). Tokyo, Japan.
Kartasujana I. dan A. Martawijaya A. (1977). Ciri Umum, Sifat dan Keguanaan Jenis-Jenis Kayu Indonesia. Publikasi khusus No. 41. Lembaga Penelitian Hasil Hutan, Bogor.
Kasmudjo, (2010). Teknologi Hasil Hutan. Yogyakarta: Cakrawala Media.
Krisdianto, (2007). Anatomi dan kualitas serat enam jenis kayu kurang dikenal dari Cianjur Selatan Jawa Barat. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 25(3): 183-202.
Krisdianto dan L.M. Dewi, (2012). Jenis Kayu Untuk Mebel. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan.
Laban, B.Y. (2005). Prospek Produk Industri Hasil Hutan Indonesia. Paper dalam Seminar Kesiapan Indonesia dalam implementasi ISPM 15: Solid Wood Packaging Material. Pusat Standardisasi dan Lingkungan. Sekjen. Departemen Kehutanan. Jakarta, 27 April.
Lempang, M., M. Asdar dan S. Rulliaty, (2012). Struktur anatomi, sifat fisis dan mekanis kayu kambelu (Buxus rolfie Vidal.) dan kanduruan (Phoebe cuneata Blume) asal hutan alam di Sulawesi Barat. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 31(1), 27-35.
Mandang, Y.I. (2013). Xylarium bogoriense dan peranannya dalam penelitian anatomi dan pengenalan aneka jenis kayu Indonesia. Makalah Diskusi Anatomi Kayu Indonesia (Bogor, tanggal 3-4 Juni 2013). Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan, Bogor.
Martawijaya, A., I. Kartasudjana, Y.I. Mandang, S.A. Prawira dan K. Kadir, (2005). Atlas Kayu Indonesia Jilid II. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan.
Muslich, M., M. Wardani, T. Kalima, S. Rulliaty, R. Darmayanti, N.Hajib, G. Pari, S. Suprapti, M.I. Iskandar, Abdurachman, E. Basri, I. Heriansyah dan H.L. Tata, (2013). Atlas Kayu Indonesia Jilid IV. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan.
Mpapa, B.L. (2012). Laju Pertumbuhan, Sifat Anatomi dan Sifat Fisik Kayu Jabon Merah (Anthocephalus macrophyllus) Yang Tumbuh di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah (Tesis) Program Pascasarjana (Sirkulasi terbatas). Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Pandit, I.K.N., D. Nandika, I.W. Darmawan, (2011). Analisis sifat dasar kayu hasil hutan tanaman rakyat. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 16(2), 119-124.
Prabawa, S.B. (2005). Sifat Fisik dan Dimensi Serat Kayu Mangium berumur empat tahun dari daerah Sebulu, Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 23(5),339-348.
Prayitno, T.A. (2007). Pertumbuhan dan Kualitas Kayu. (Lecture Note Program Magister Riset S2). Yogyakarta. Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada.
Rachman, A.N. dan R.M.Siagian. (1976). Dimensi serat jenis kayu Indonesia. (Laporan No.75). Bogor: Lembaga Penelitian Hasil Hutan.
Sidabutar, J.H. (2007). Perancangan arsitektur strategik di perusahaan furniture panel wood PT. Cahaya Sakti Furintraco (Tesis). Program Magister Bisnis. Sekolah Paskasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor. Tidak dipublikasikan.
Soerianegara , I. and R.H.M.J, Lemmens (Eds.). (1994). Plant Resources of South-East Asia 5(1) Timber trees: Major commercial timbers. Bogor Indonesia: Prosea.
Syafii, W. dan I.Z. Siregar, (2006). Sifat kimia dan dimensi serat kayu mangium (Acacia mangium Willd.). Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis, 4(1), 28-32.
TAPPI. (1993). TAPPI Test methods. Atlanta, Georgia: Treaty of American Pulp and Paper Industry (TAPPI)) Press.
Wahyudi, I. (2013). Hubungan struktur anatomi kayu dengan sifat kayu, kegunaan dan pengolahannya. Makalah Diskusi Anatomi Kayu Indonesia (Bogor, tanggal 3-4 Juni 2013). Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan, Bogor.
Wheeler, E.A., P. Baas and E.Gasson. (2008). Ciri Mikroskopik Untuk Identifikasi Kayu Daun Lebar. Alih bahasa Sulistyobudi, A., Y.I, Mandang, R.Damayanti dan S. Rulliaty dari judul asli IAWA list of microscopic features for hardwood identification. IAWA Bulletin, 10(3), 219-332.