Sortasi Benih Dengan Ayakan Untuk Meningkatkan Viabilitas Benih Eucalyptus pellita f. Mull
DOI:
https://doi.org/10.18330/jwallacea.2015.vol4iss1pp35-40Keywords:
Ayakan, benih E. pellita, kemurnian, daya berkecambah, berat 1000 butirAbstract
Benih Eucalyptus pellita mempunyai ukuran yang sangat kecil, sehingga diperlukan teknik sortasi benih dengan menggunakan ayakan untuk meningkatkan mutu fisiknya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan ukuran ayakan yang sesuai untuk sortasi benih E. pellita sehingga dapat meningkatkan viabilitasnya. Benih E. pellita yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari kebun benih semai (KBS) yang terdapat di Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Riau. Sortasi benih dilakukan dengan menggunakan beberapa ukuran ayakan, yaitu ukuran 200 μm, 400 μm, dan 600 μm. Parameter yang diamati adalah kemurnian, berat 1000 butir benih dan daya berkecambah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran ayakan 600 μm merupakan ukuran ayakan yang sesuai untuk sortasi benih E. pellita, karena dapat menghasilkan berat 1000 butir (0,0362 gram), kemurnian (60,54%) dan daya berkecambah (184 kecambah/0,1 gr) benih E. pellita yang paling tinggi.
References
Anugrahandy, A., B.D. Argo, B. Susilo. (2013). Perancangan Alat Sortasi Otomatis Buah Apel Manalagi (Malus sylvestris Mill) Menggunakan Mikrokontroler AVR ATMega 16. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, 1(1), 1-9.
Boland, J.D., Brooker, M.I.H. and Turnbull, J.W. 1980. Eucalyptus Seed. Australia: CSIRO.
Bramasto, Y. (2008). Teknik Penanganan Benih Tanaman Hutan Hasil Panen. Mitra Hutan Tanaman, 3(3), 131-140.
Leksono, B. (2009). Pemuliaan Tanaman Hutan. Rencana Penelitian Integratif. Bogor: Badan Litbang Kehutanan.
Perry, D. (1999). How to collect seed from native trees and shrubs. Landcare LC0701. Department of Sustainability and Environment. Australia: State of Victoria.
Rohandi, A. dan N. Widyani. (2007). Pengaruh Tingkat Devigorasi Dan Kerapatan Benih Krasikarpa Terhadap Pertumbuhan Semainya. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 4(1), 13-26.
Sorensen, F.C. and Campbell, R.K. (1993). Seed Weight-Seedling Size Correlation in Coastal Douglas fir: Genetic and Environmental Componens. Canadian Journal of Forest Research, 23(2), 275-285.
Sudrajat, D.J. dan D. Haryadi. (2006). Berat dan Ukuran Sebagai Tolok Ukur Dalam Proses Sortasi dan Seleksi Benih Tanaman Hutan. Info Benih, 2(1), 45-51.
Suita, E. (2008). Beberapa Informasi Berat dan Ukuran Benih Tanaman Hutan Untuk Penanaman. Info Benih, 12(2), 89-98.
Suita, E. dan Megawati. (2008). Pengaruh Ukuran Benih Terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Bibit Kemenyan (Styrax benzoin). Prosiding Workshop Sintesa Hasil Penelitian Hutan Tanaman. Bogor, 19 Desember 2008. Hal: 161-166. Bogor: Pusat Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan.
Suita, E. (2011). Pengaruh Seleksi Benih Terhadap Perkecambahan benih dan Pertumbuhan Bibit Sawo Kecik (Manilkara kauki). Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian “Teknologi Perbenihan untuk Meningkatkan Produktivitas Hutan Rakyat di Provinsi Jawa Tengah”. Semarang, 20 Juli 2011. Hal : 141-147. Bogor: Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan Bogor. Badan Litbang Kehutanan. Kementerian Kehutanan.
Suita, E. dan Nurhasybi. (2008). Pengaruh Ukuran Benih Terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Bibit Tanjung (Mimupsops elengi L.). Jurnal Manajemen Hutan Tropika, 14(1), 41-46.
Suita, E. dan Megawati. (2009). Pengaruh Ukuran Benih Terhadap Perkecambahan Dan Pertumbuhan Bibit Mindi (Melia azedarach L.). Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 6(1), 01-08.
Suita, E. (2010). Seleksi dan Pendugaan Umur Simpan benih Tanaman Hutan Penghasil Kayu Energi Jenis Weru (Albizia procera) dan Pilang (Acacia leucophloea). Prosiding Workshop Sintesa Hasil Penelitian Hutan Tanaman. Tanggal 1 Desember 2010. Hal: 323-325. Bogor: Pusat Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan.
Suita, E. (2013). Pengaruh Sortasi Benih Terhadap Viabilitas dan Pertumbuhan Bibit Akor (Acacia auriculiformis). Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan, 1(2), 83-91.
Suita, E., Nurhasybi, dan Darwo. (2013). Respon Perkecambahan dan Pertumbuhan Bibit Weru (Albizia procera Benth) Berdasarkan Hasil Seleksi Benih. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 10(4), 213-227.
Winarni, E. (2008). Respon Pertumbuhan Semai Eucalyptus pellita Terhadap Perbedaan Komposisi Bokashi Eceng Gondok (Eichhornia crassipes Mort Solm) dan Top Soil. Jurnal Hutan Tropis Borneo, 23, 116-120.
Winarni, T.B. dan E. Suita. (2009). Pengaruh Ukuran Benih Terhadap Perkecambahan Benih Kayu Afrika (Maesopsis emenii Engl.). Info benih, 13(12), 227-235.
Yuniarti, N., Megawati, dan B. Leksono. (2013). Pengaruh Metode Ekstraksi dan Ukuran Benih Terhadap Mutu Fisik-Fisiologis Benih Acacia crassicarpa. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 10(3), 129-137.
Yuniarti, N. (2013). Peningkatan Viabilitas Benih Kayu Afrika (Maesopsis emenii Engl.) dengan Berbagai Perlakuan pendahuluan. Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan, (1)1, 15-23.
Zakaria, S. dan C.H. Fitriani. (2006). Hubungan antara Dua Metode Sortasi Dengan Viabilitas dan Vigor Benih Kacang Tanah (Arachis hypogaea l.) Serta Aplikasinya Untuk Pendugaan Ketahanan Salinitas. Jurnal Floratek, 2(1), 1-11.
Zanzibar, M., R. Efendi, Megawati, dan E. Suita. (2010). Metoda Pembersihan dan Sortasi Benih Gelam (Melaleuca leucadendron) dan Tembesu (Fragraea fragrans). Prosiding Workshop Sintesa Hasil Penelitian Hutan Tanaman. Tanggal 1 Desember 2010. Hal : 313-339. Bogor: Pusat Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan.
Zanzibar, M., D.J. Sudrajat, dan J. Sagala. (2011). Penentuan Ukuran Ayakan untuk Pembersihan dan Sortasi Benih Ampupu (Eucalyptus urophylla Roxb) dan Leda (Eucalyptus deglupta Blume). Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian “Teknologi Perbenihan untuk Meningkatkan Produktivitas Hutan Rakyat di Provinsi Jawa Tengah”. Tanggal 20 Juli 2011 di Semarang. Hal : 109-114. Bogor: Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan Bogor. Badan Litbang Kehutanan. Kementerian Kehutanan.
Zanzibar, M. (2008). Metode Sortasi dengan Perendaman Dalam H2O dan Hubungan Antara Daya Berkecambah dan Nilai Konduktivitas Pada Benih Tusam (Pinus merkusii Jungh Et De Vriese).