Kesesuaian Media Tabur, Sapih dan Naungan pada Semai Lada-Lada (Micromelum minutum Wight & Arn) sebagai Pakan Larva Papilio peranthus untuk Pembinaan Habitat Kupu-Kupu
Keywords:
Micromellum minutum, pembinaan habitat kupu-kupu, perbanyakan generatif, Taman Nasional Bantimurung BulusaraungAbstract
Kupu-kupu merupakan fauna khas di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung namun jumlahnya semakin lama semakin menurun. Upaya menjaga keberlangsungan ekosistem hutan terutama spesies kupu-kupu adalah dengan melaksanakan penanaman tumbuhan pakan larva (host plant) kupu-kupu. Salah satunya jenisnya adalah lada-lada (Micromelum minutum). Hal yang terpenting pada penanaman tanaman pakan adalah ketersediaan bibit. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui media tabur, sapih dan naungan yang sesuai dengan lada-lada untuk produksi bibit yang optimal. Kegiatan ini dilakukan di persemaian dengan pengamatan pada perlakuan media tabur, media sapih dan naungan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Micromellum minutum dapat berkecambah dengan baik pada media pasir, tanah dan arang sekam padi maupun serbuk gergaji sedangkan media sapih dan naungan terbaik adalah campuran tanah, pupuk kandang dan sekam padi komposisi 1:1:1 dengan intensitas naungan 50%.
References
Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Selatan. (2005). Eksplorasi Pakan Kupu-kupu di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (Laporan pembinaan habitat). Makassar-Sulawesi Selatan: Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Selatan I. Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. Departemen Kehutanan. (Tidak dipublikasikan)
Departemen Kehutanan. (1999). Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1999 tentang Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa. www.dephut.go.id. tanggal akses 18 Maret 2010.
Djati, W., Suyadi, M.W., dan Aziz, P. (2013). Pematahan Dormansi Benih Tanjung (Memusops elengi) dengan Skarifikasi dan Perendaman Nitrat. Jurnal Vegetalika, 2(1), 22 - 33.
Kusuma, A. H., Izzati, M., dan Saptaningsih E. (2013). Pengaruh Penambahan Arang dan Arang Sekam dengan Proporsi yang Berbeda terhadap Permeabilitas dan Porositas Tanah Liat serta Pertumbuhan Kacang Hijau (Vignia radiata). Buletin Anatomi dan Fisiologi, 21(1), 1 - 9.
Mubarok, S., Salaimah, A., Farida, Rochayat, Y., dan Setiati, Y. (2012). Pengaruh Kombinasi Komposisi Media Tanam dan Konsentrasi Sitokinin terhadap Pertumbuhan Aglaonema. Jurnal Hortikultura, 22(3), 251-257.
Mudiana, D. (2007). Perkecambahan Syzigium cumini (L) Skeel. Jurnal Biodiversitas, 8(1), 39 – 42.
Mugnisjah, dan Setiawan A. (1990). Pengantar Produksi benih. Jakarta: Rajawali pers.
Setyowati. N. (2011). Pengaruh Intensitas Cahaya dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan Bibit Rosella. Jurnal Agrivor, 10(2), 218-227.
Sudrajat, D. J., dan Megawati. (2009). Perkecambahan Benih kemenyan (Styrax benzoin Dryander) pada Beberapa Media Tabur dan Perlakuan Pendahuluan. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 6(3), 135-144.
Sudomo, A. (2012). Perkecambahan Benih Sengon (Falcataria molucana (MIQ.) Berneby & J.W. Grimes) pada 4 jenis media. Prosiding SNaPP. Sains, Tekhnologi dan Kesehatan, 3(1), 37-42.
Sumiasri, N., dan Setyowati, N. (2006). Pengaruh Beberapa Media pada Pertumbuhan Bibit Eboni (Dyospiros celebica Bakh) melalui perbanyakan biji. Jurnal Biodioversitas, 7(3), 260-263.
Susilawati, E. (2007). Pengaruh Komposisi media terhadap perkecamabahan dan pertumbuahna tanaman Helycrysum bracteatum dan Zinnia elegans (Skripsi). Departemen Agronomi dan Holtikultura. Bogor: Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Wijayanto, dan N. Nurrunajah. (2013). Intensitas Cahaya, Suhu, Kelembaban dan Perakaran Lateral Mahoni (Swietenia macrophylla King) di RPH Babakan Madang, BKPH Bogor, KPH Bogor. Jurnal Silvikultur Tropika, 1(3), 8-13.
Winarni, E. (2010). Daya Kecambah Benih Tanjung (Mimusop elengi Linn). Pada Berbagai Kadar Air Benih. Jurnal Hutan Tropis, 11(30), 12 – 24.