Perbedaan sifat pemesinan kayu timo (Timonius sericeus (Desf) K. Schum.) dan kabesak (Acacia leucophloea (Roxb.) Willd.) dari Nusa Tenggara Timur

Sifat pemesinan kayu timo kayu kabesak Nusa Tenggara Timur

Authors

Downloads

Sifat pemesinan merupakan salah satu parameter untuk menentukan kualitas kayu. Pengujian terhadap sifat pemesinan kayu penting dilakukan untuk mengetahui tingkat kemudahan pengerjaannya sebagai bahan baku industri mebel/furniture, kayu kontruksi maupun produk-produk kayu lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan sifat pemesinan kayu timo (Timonius sericeus (Desf) K. Schum.) dan kabesak (Acacia leucophloea (Roxb.) Willd.) yang berasal dari Desa Reknamo, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pengujian dilakukan menurut metode ASTM D1666. Adapun sifat-sifat pemesinan yang diuji meliputi: pembentukan, penyerutan, pengampelasan, pengeboran dan pembubutan. Pengamatan terhadap mutu hasil pemesinan dilakukan secara visual dengan menghitung persentase cacat yang timbul pada permukaan contoh uji setelah proses pemesinan, kemudian diklasifikasikan kualitasnya ke dalam lima kelas mutu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu timo dan kabesak mempunyai sifat pemesinan yang sangat baik, termasuk kelas I. Adapun perbedaan yang signifikan antara kedua kayu tersebut adalah pada sifat pengampelasan, dimana rata-rata bebas cacat kayu timo 85% sedangkan kabesak 84,5%. Kedua kayu tersebut cocok digunakan sebagai bahan baku produk mebel dan moulding.