Basic properties and potential uses of saling-saling wood
Downloads
This research was carried out to examine the basic properties (anatomical structure, chemical, physical and mechanical) of saling-saling wood (Artocarpus teysmanii Miq.) taken from natural forest in Luwu Timur District, South Sulawesi Province. The Potential uses of this wood was determined by considering those properties and wood uses currently employed by the local inhabitants. Results revealed that saling-saling had clearly distinct heartwood and sapwood, sapwood yellowish white and heartwood yellowish brown in colour, figure on tangential sections sometimes show discontinuous dark coloured ribbons, fine or uneven texture, straight grain and sometimes rather interlocked, glossy wood surface , rough surface, and moderate in hardness, the fiber is remarkably long with very thin wall thickness, and this fiber quality is classified in class II for manufacturing paper pulp. The chemical content is composed of high cellulose, low pentose, moderate lignin, high extractive, moderate ash and high silicate. Saling-saling is a light wood with a specific gravity of 0.40, very low in shrinkage and classified as a class III wood strength. Potential uses are for light construction material, canoe/boat, cheap furniture, handicraft, veneer for plywood, laminated lumber, boxes, concrete forms, particle board, fiber board and paper pulp.
Basri, E., Saefuddin, Rulliaty, S. and Yuniarti, K. (2009). Drying conditions for 11 potential Ramin subtitutes. Journ. Of Tropical Forest Science, 21(4), 328-335.
Damayanti, R. dan Mandang, Y. I. (2007). Pedoman Identifikasi Jenis Kayu Kurang Dikenal. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan.
[DJK] Direktorat Jenderal Kehutanan. (1976). Vademecum Kehutanan Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Kehutanan, Departemen Pertanian.
Haroen, W.K. (2006). Variabilitas massa jenis kayu daun lebar tropis terhadap karakter serat, kimia dan pulp sulfat. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis, 4(2),71-76.
[JIS] Japan Industrial Standard. (2003). Standard methods of testing small clear specimens of timber. Tokyo, Japan: Japan Industrial Standard.
Kartasudjana I. dan Martawijaya, A. (1977). Ciri Umum, Sifat dan Keguanaan Jenis-Jenis Kayu Indonesia. (Publikasi khusus No. 41). Bogor: Lembaga Penelitian Hasil Hutan.
Kasmudjo. (2010). Teknologi Hasil Hutan. Yogyakarta: Cakrawala Media.
[KEMENHUT] Kementerian Kehutanan, (2014). Statistik Kementerian Kehutanan Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kehutanan.
Krisdianto dan Dewi, L.M. (2012). Jenis Kayu Untuk Mebel. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan.
Laban, B.Y. (2005). Prospek Produk Industri Hasil Hutan Indonesia. Paper dalam Seminar Kesiapan Indonesia dalam implementasi ISPM # 15: Solid Wood Packaging Material. Pusat Standardisasi dan Lingkungan. Sekjen. Departemen Kehutanan. Jakarta, 27 April.
Lemmens, R.H.M.J., I. Soerianegara and W.C. Wong (eds.). (1995). Plant Resources of South-East Asia 5 (2) Timber trees: Minor commercial timbers. Bogor-Indonesia: Prosea.
Lempang, M., Pari, G. dan Asdar, M. (2008). Analisis Kimia dan Destilasi Kering Kayu Kumea Batu. Buletin Hasil Hutan, 14(1), 45-52.
Lempang, M., Asdar, M. dan Rulliaty, S. (2012). Struktur anatomi, sifat fisis dan mekanis kayu kambelu (Buxus rolfie Vidal.) dan kanduruan (Phoebe cuneata Blume) asal hutan alam di Sulawesi Barat. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 31(1), 27-35.
Lempang, M. dan Suhartati, (2013). Potensi pengembangan cempedak (Artocarpus integer Merr.) pada hutan tanaman rakyat ditinjau dari sifat kayu dan kegunaannya. Info Teknis Eboni, 10(2), 69-83.
Lempang, M. (2014). Sifat Dasar dan Potensi Kegunaan Kayu Jabon Merah. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, 3(2), 163-175.
Mandang, Y.I. (2013). Xylarium bogoriense dan peranannya dalam penelitian anatomi dan pengenalan aneka jenis kayu Indonesia. Makalah Diskusi Anatomi Kayu Indonesia (Bogor, tanggal 3-4 Juni 2013). Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan.
Martawijaya, A., I. Kartasudjana, Y.I. Mandang, S.A. Prawira dan K. Kadir (2005). Atlas Kayu Indonesia Jilid II. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan.
Muslich, M., Wardani, M., Kalima, T., Rulliaty, S., Darmayanti, R., Hajib, N., Pari, G., Suprapti, S., Iskandar, M. I., Abdurachman, Basri, E., Heriansyah, I. dan Tata, H. L. (2013). Atlas Kayu Indonesia Jilid IV. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan.
Pandit, I.K.N., Nandika, D. dan Darmawan, I.W. (2011). Analisis sifat dasar kayu hasil hutan tanaman rakyat. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 16(2), 119-124.
Pasaribu, G., Syahwalita dan Sipayung, B. (2008). Sifat anatomi empat jenis kayu kurang dikenal di Sumatera. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 26(1), 16-29.
Pari, G., Roliadi, H., Setiawan, D. dan Saepuloh. (2006). Komponen kimia sepuluh jenis kayu dari Jawa Barat. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 24(2), 89-101.
Prabawa, S. B. (2005). Sifat Fisik dan Dimensi Serat Kayu Mangium berumur empat tahun dari daerah Sebulu, Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 23(5), 339-348.
Prayitno, T.A. (2007). Pertumbuhan dan Kualitas Kayu. Lecture Note Program Magister Riset S2. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas Gadja Mada.
Shmulsky, R. and Jones, P. D. (2011). Forest Products and Wood Science: An Introduction, Sixth Edition. West Sussex, UK: John Wiley & Sons Ltd. Chichester.
Sidabutar, J. H. (2007). Perancangan arsitektur strategik di perusahaan furniture panel wood PT. Cahaya Sakti Furintraco (Tesis). Program Magister Bisnis. Bogor: Sekolah Paskasarjana Institut Pertanian Bogor. (Tidak diterbitkan).
Sokanandi, A., Pari, G., Setiawan, D. dan Soepuloh. (2014). Komponen kimia sepuluh jenis kayu kurang dikenal: Kemungkinan penggunaannya sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 37(3), 209-220.
Sumarni, G., Muslich, M., Hajib, N., Krisdianto, Malik, D., Suprapti, S., Basri, E., Pari, G., Iskandar, M. I. dan Siagian, R. M. (2009). Sifat dan kegunaan kayu: 15 jenis kayu andalan setempat Jawa Barat. 88 hal. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Bogor.
Suprapti, S. dan Djarwanto. (2014). Ketahanan lima jenis kayu asal Ciamis terhadap sebelas strain jamur pelapuk. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 32(3), 189-198.
Syafii, W. dan Siregar, I. Z. (2006). Sifat kimia dan dimensi serat kayu mangium (Acacia mangium Willd.). Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis, 4(1), 28-32.
[TAPPI] Treaty of American Pulp and Paper Industry. (1993). Tappi test methods. Georgia: TAPPI Press. Atlanta.
Tinambunan, D., R. Sudrajat, O. Rachman, G. Sumarni, B. Wiyono dan Suhariyanto (Penyunting). (2006). Penyelamatan Industri Kehutanan Melalui Implementasi Hasil Ristek. Prosiding Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan (Bogor, 30 November 2005). Bogor: Puslitbang Hasil Hutan.
Wahyudi, I. (2013). Hubungan struktur anatomi kayu dengan sifat kayu, kegunaan dan pengolahannya. Makalah Diskusi Anatomi Kayu Indonesia (Bogor, tanggal 3-4 Juni 2013). Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan.
Wheeler, E.A., Baas, P. and E.Gasson, E. (2008). Ciri Mikroskopik Untuk Identifikasi Kayu Daun Lebar. Alih bahasa Sulistyobudi, A., Y.I, Mandang, R.Damayanti dan S. Rulliaty dari judul asli IAWA list of microscopic features for hardwood identification. IAWA Bulletin, 10(3), 219-332