Upaya penyelesaian masalah pemantapan kawasan hutan pada taman nasional di Pulau Sumatera
Downloads
In the frame of the implementation of good forest management, the certainty of the factually and legally forest area it is needed in order in order to have solid legal foundation. This means the stability on forest boundary areas it is required. This study aimed to carry out scrutiny of the stability of 11 national parks areas in Sumatra, and to recognize the development of stabilization of national parks. The study is conducted in 11 national parks in Sumatra consisting of 7 national parks as conservation forest management unit (CFMU) and 4 parks are not CFMU. The analysis approach used for the research was qualitative descriptive. The results showed that out of 11 national parks only 27.27% which has been structuring the outer boundary from end to end, meanwhile 72.72% have not done. This is because there are some boundaries areas that will be regulated still have problems with the community. Zonation structuring has been conducted by 10 National Park (90.91%) but 1 TN (9.09 have not done the zonation structuring yet). There are some national parks has not been define the boundary properly. Out of number of issues, some efforts that need to be done are to clarify boundary markers on the national parks that can be recognized by all stakeholders, the the acceleration of zone marking and carried out in accordance with the interests of all stakeholders, as well as the need for community involvement in the management of national parks.
Cahyadi S Agus, Ichwandi Iin, N. R. D. (2015). Efektifitas pelaksanaan kebijakan penggunaan kawasan hutan dengan kompensasi lahan di Provinsi Jawa Barat. Risalah Kebijakan Pertanian Dan Lingkungan : Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian Dan Lingkungan, 2(2), 160–170. https://doi.org/10.20957/jkebijakan.v2i2.10987
Daulay, A. R. (2013). Dinamika pemanfaatan hutan oleh Suku Anak dalam Bathin IX di Dusun Senami Kabupaten Batanghari. Jurnal Bina Praja, 5(1), 35–42.
Direktorat Jenderal KSDAE. (2017). Statistik Direktorat Jenderal KSDAE 2016. Jakarta : Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Dunggio, I., & Gunawan, H. (2009). Telaah sejarah kebijakan pengelolaan taman nasional di Indonesia. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 6(1), 43–56.
Falah, F. (2013). Kajian efektivitas pengelolaan kolaboratif Taman Nasional Kutai. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 10(1), 37–57.
Ginting, Y. (2010). Interkasi komunitas lokal di Taman Nasional Gunung Leuser : Studi kasus Kawasan Ekowisata Tangkahan, Sumatra Utara (Thesis). Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Halim, M. (2014). Kajian harmonisasi pengelolaan tujuh taman nasional laut.
Handoyo, Suka, A. P., & Ginoga, K. L. (2011). Identifikasi tenurial sebagai pra-kondisi untuk implementasi REDD+. Jurnal Penelitian Sosial Dan Ekonomi Kehutanan, 8(4), 306–320.
Kasiyan. (2015). Kesalahan implementasi teknik triangulasi pada uji validitas data skripsi mahasiswa jurusan pendidikan seni rupa FBS UNY. Jurnal Imaji, 13(1), 1–13.
Maullana, D. A., & Darmawan, A. (2014). Perubahan penutupan lahan di Taman Nasional Way Kambas (Land cover changes in Way Kambas National Park). Jurnal Sylva Lestari, 2(1), 87–94.
Novriyanti. (2013). Diskursus Pembentukan Taman Nasional Bukit 12 Jambi : Penurunan Status Akses Ruang Hidup Orang Rimba. Program Studi Konservasi Biodiversitas Tropika, Pascasarjana IPB. Bogor.
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.56 tahun 2006 tentang Zonasi Taman Nasional.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No. P.7/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 108 tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelstarian Alam.
Reslawati. (2011). Dinamika Perkembangan sistem kepercayaan Suku Anak Dalam di Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Bungo Propinsi Jambi: Kajian Hak-hak Sipil. Jurnal Multikultural & Multireligius, Vol. X No.(September 2011), 568–589.
Salampessy, M. L., Nugroho, B., & Purnomo, H. (2004). Partisipasi Kelompok masyarakat Dalam Pengelolaan Kawasan hutan Lindung, kasus Di Hutan Lidung Gunung Nona Kota ambon Provinsi Maluku. Perennial, 6(2), 99–107.
Sardi, I. (2010). Konflik Sosial Dalam Pemanfaatan Sumberdaya Hutan (Studi Kasus Di Taman Nasional Bukit Duabelas Propinsi Jambi). Thesis pada Mayor Sosiologi Pedesaan, IPB. Bogor.
Setiawan, H., & Qiptiyah, M. (2014). Kajian etnobotani masyarakat adat Suku Moronene di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, 3(2), 107–117.
Sulistyo, E., Basuni, S., Satria, A., & Hidayat, A. (2014). Zona tradisional wujud desentralisasi pengelolaan taman nasional di Indonesia: pemikiran konseptual. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 11(3), 225–237.
Surati. (2014). Analisis sikap dan perilaku masyarakat terhadap hutan penelitian Parung Panjang. Jurnal Penelitian Sosial Dan Ekonomi Kehutanan, 11(3), 339–347.
Syahadat, E., & Subarudi. (2012). Permasalahan penataan ruang kawasan hutan dalam rangka revisi rencana tata ruang wilayah provinsi. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 9(2), 131–143.
Sylviani. (2008). Kajian dampak perubahan fungsi kawasan hutan terhadap masyarakat sekitar. Jurnal Penelitian Sosial Dan Ekonomi Kehutanan, 5(3), 155–178.
Takiddin. (2014). Nilai-nilai kearifan budaya lokal Orang Rimba (Studi pada suku minoritas Rimba di Kecamatan Air Hitam Provinsi Jambi). Jurnal Sosio Didaktika, 1, No.2, 161–170.
Undang - Undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Indonesia.
Undang - undang Republik Indonesia nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan.
Wakka, A. K., Muin, N., & Purwanti, R. (2015). Menuju pengelolaan kolaborasi Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Penellitian Kehutanan Wallaceae, 4(1), 41–50.
Wibowo, P. (2002). Pemantauan hutan rawa gambut di Kawasan Berbak - Sembilang. Climate Change, Forests and Peatlands in Indonesia, 2002(May 2003), 281–290.