Efforts to increase visitors of seven wonders ecotourism in Bantimurung Bulusaraung National Park through tourism package
Downloads
Bantimurung Bulusaraung National Park (Babul NP.) has seven excellent tourist areas which are commonly called seven wonders. Each has attractions that are mostlyspecial interest tours. The distribution of visitors from seven wonders area has not been evenly distributed. Bantimurung is the most visited by tourists, while others are relatively unknown. The purpose of this research is to develop a strategy to increase the number of visitors in Babul NP. through a high-value seven wonders ecotourism package. This research was a qualitative research and conducted in March 2018 to December 2019. Data were collected through interviews, observation, and literature studies. Data analysis was carried out in stages. The condition of seven wondersecotourismwere explained by descriptive qualitative analysis. The development strategy to increase the number of visitors was arranged by qualitative descriptive analysis and identification of internal (Strength, Weakness) and external (Opportunity, Threat) factors. One of the results from identification of internal and external factors showed the development strategy could be carried out by arranging tour packages. The tour packages designed are: Family tour package consisting of Bantimurung, Leang-Leang, and Pattunuang; Educational tour package consisting of Bantimurung (Butterfly Sanctuary), Leang-Leang, Pattunuang, Karaenta; Challenging adventure tour package consisting of Pattunuang-Leang Pute; and Family tour package consisting Leang Londrong-Mountains Bulusaraung. The packages arranged based on location, tourism attraction, combination of tourism object with a lot visitors and not, and visitors segmentation. The packages can besuccessful if they collaborate with related parties, promote the right and attractive markets and media.
Achmad, A., & Hamzah, A. S. (2016). Database Karst Sulawesi Selatan. Makassar: Badan Lingkungan HidupDaerah Provinsi Sulawesi Selatan.
Akhmad, Z., Tuwo, A., & Wikantari, R. (2015). Strategipengembangan kawasan wisata Takabonerate di Kabupaten Kepulauan Selayar. Jurnal Pepatuzdu, 10(1), 97–104.
Arifin, A. Z. (2008). Potensi dan pengembangan paket wisata Karimunjawa(Thesis). Universitas SebelasMaret Surakarta.
BTN.Babul. (2010). Penyusunan Rencana Pengembangan Pariwisata Alam Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung. Balai TamanNasional Bantimurung Bulusaraung.
BTN.Babul. (2013). Paket Wisata Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Balai Taman NasionalBantimurung Bulusaraung.
Farizal, O., Harahap, H., & Zahra, M. (2020). Perencanaanlanskap dan strategi pengembangan potensi daya tarik ekowisata Batu Rongring Taman NasionalGunung Leuser. Jurnal Serambi Engineering, 5(2), 1003–1016.
Googlemap. (2020). Peta Sulawesi. Diakses tanggal 9 Juni 2020.
Halim, L. F. (2016). Pengelolaan dan potensi ekowisata di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Agrika, 10(2), 99–109.
Hayati, N. (2014). Wisata berbasis masyarakat (Community based tourism) di Desa Tompobulu Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Info Teknis Eboni, 11(1), 45–52.
Hayati, N. (2019a). Kawasan Wisata Alam Pattunuang : Potret Pengelolaan Jasa Lingkungan di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung Sulawesi Selatan. In R. Garsetiasih & L. Agustini (Eds.), Bunga Rampai Pengelolaan Lingkungan Kehati untuk Pemanfaatan Berkelanjutan(Cetakan 1). IPB Press.495-510.
Hayati, N. (2019b). Pengelolaan ekowisata Leang Londrongberbasis desa di Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan. Talenta Conference Series: Agricultural and Natural Resources (ANR), 2(1), 88–96.
Hayati, N. (2017). Pengelolaan kawasan wisata pegununganBulusaraung berwawasan lingkungan berbasis masyarakat di Kabupaten Pangkep. Seminar Nasional Perhutanan Sosial. Peranan hutan dalam mendukung kesejahteraan masyarakat dan ketahanan pangan, 139–147.
Hayati, N., & Wakka, A. K. (2016). Valuasiekonomi manfaatair di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Sulawesi Selatan. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 13(1), 47–61.
Hendriana, C. (2018). Pariwisata sebagai core ekonomi. Emajels, 12–21. Tahun ke X. Diakses tanggal 13 Maret 2020.
Hendromono, & Allo, M. K. (2008). Konservasi sumberdaya genetika Eboni di Sulawesi Selatan. Info Hutan, 5(2), 177–187.
Isnan, W. (2016). Karakteristik dan preferensi pengunjungWisata Alam Bantimurung. Info Teknis Eboni, 13(1), 69–78.
Istiqomah, A., Ekayani, M., Nuva, Pramudita, D., Idris, B., & Osmaleli. (2019). Manfaat ekonomi wisata alam pada pemenuhan pengeluaran rumah tangga dan konservasi taman nasional. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 24(3), 280–288.
Mangetan, Y. (2019). Toward Bantimurung Bulusaraung National Park as A World Class Tourism Destination.Makalah pada 6thAsian Heritage Park Conference.
Muallim, N. A. (2015). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan di Kabupaten Maros (Studi kasus Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung). (Skripsi). UniversitasHasanuddin.
Mukhsin, D. (2015). Strategi pengembangan Kawasan Pariwisata Gunung Galunggung (Studi kasus Kecamatan Sukaratu KabupatenTasikmalaya). Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 14(1), 1–11.
Mulyantari, E. (2018). Pengembangan objek wisata budaya: Taman prasejarah Leang-Leang, Maros, Sulawesi Selatan. Jurnal Media Wisata, 16(1).684-697.
Najib, N. N. (2019). Perencanaan interpretasi wisata di Resort Minasa Te’ne, Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Jurnal Penelitian Kehutanan Bonita, 1(1), 24–33.
Nugrahani, F. (2014). Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan Bahasa. Surakarta:Cakra Books.
Nur, M. (2017). Analisis nilai penting 40 gua prasejarah di Maros, Sulawesi Selatan. Jurnal Konservasi Cagar Budaya, 11(1), 64–73.
Paembonan, S. A. (2002). Aspek akofisiologi dalam pengelolaan dan pelestarian eboni (Diospyros CelebicaBakh.). Berita Biologi, 6(2), 363–366.
Pristiwasa, I. W. T. K. (2018). Pengembangan ekowisata Taman Nasional Siberut di Kepulauan Mentawai. Jurnal Pariwisata Pesona, 3(2), 134–144.
Putri, M. E. (2018). Pengembangan ekowisata di Taman Nasional Betung Kerihun dalam kerangka Heart of Borneo. EJournal Hubungan Internasional, 6(2), 671–682.
Qiptiyah, M., & Setiawan, H. (2012). Kepadatan populasi dan karakteristik habitat tarsius (Tarsius spectrumPallas 1779) di Kawasan Patunuang, Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, Sulawesi Selatan. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 9(4), 363–371.
Rangkuti, F. (2006). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Salusu, J. (2004). Pengambilan Keputusan Strategic untuk Organisasi Publik dan Organisasi Non Profit. Grasindo Widiasarana Indonesia.
Setyadi, I. A., Hartoyo, Maulana, A., & Muntasib, E. K. H. (2012). Strategi pengembangan ekowisata di Taman Nasional Sebangau Kalimantan Tengah. Jurnal Manajemen & Agribisnis, 9(1), 1–12.
Siryayasa, I. N., Badollahi, M. Z., & Rifal. (2020). Manajemen dan sejarah pengelolaan Taman Wisata Bantimurung di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Jurnal Pendidikan Sejarah, 2(1), 1–15.
Soegiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Steven, P., Putra, E., & Parno, R. (2018). Strategi pengembangan ekowisata Taman Nasional Komodo di Desa Komodo Nusa Tenggara Timur. Prosiding Sintesa, Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, dan Sosial Humaniora (SINTESA) serta Seminar Ilmiah Nasional Implementasi IPTEK (SINAPTEK) 2018. November, 547–566.Universitas Dhyana Pura.
Tambaru, E. (2016). Jenis-Jenis tumbuhan Dicotyledoneae berpotensi obat dimanfaatkan oleh masyarakat di Cagar Alam Karaenta Bantimurung Bulusaraung Kabupaten Maros. Prosiding Seminar Nasional from Basic Science to Comprehensive Education, 146–150.
Tanaya, D. R., & Rudiarto, I. (2014). Potensi pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di Kawasan Rawa Pening, Kabupaten Semarang. Teknik Perencanaan Wilayah Kota, 3(1), 71–81.
Tiga, R. M. M., Putri, E. I. K., & Ekayani, M. (2019). Analisis potensi kawasan Laiwangi Wanggameti di Taman Nasional Matalawa untuk arahan pengembangan ekowisata. Jurnal Ilmu Lingkungan, 17(1), 32–41.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Sekretaris Negara Republik Indonesia 1 (1990). Diakses tanggal 9 Juni 2020.
Wood, M. E. (2002). ECOTOURISM: Principles, Practices & Policies for Sustainability. United Nations Publication.