Community Preference on Scenario Management of Baturraden Botanical Garden in Central Java
Downloads
Botanical garden as a preservation area has an important role supporting the plant conservation efforts. It is the best source of information to study about plant distribution and its habitat attributes. Botanical garden can also provide environmental education for the community. Indonesia has a big number of botanical gardens, one of them is Baturraden Botanical Garden, located in Central Java. It is the largest botanical garden in Java Island with its area reaches 143.5 hectares. Currently, Baturraden Botanical Garden management has a serious problem about the high dependence of community in its area. Therefore, it is important to formulate the scenario management that can integrate between the community desires and its direction management. This study aimed to identify the community preference on scenario management of Baturraden Botanical Garden. Data collection was conducted by the questionnaire method using accidental sampling technique. The number of respondents was about 109 people older than 15 years old. This criterion was decided with the assumption that the respondent who had the range of age, having good knowledge about the function of Baturraden Botanical Garden as preservation area. Data analysis was done using Analytical Hirarycal Process. This method was selected because it was capable to describe the normative preference by the number. The result showed that the community preference on scenario management of Baturraden Botanical Garden based on the scale of priority is ecotourism development (0.269); optimization of water resource (0.232); intensification of plant conservation (0.197); environmental education (0.189); and intensive research (0.175).
Akhmaddhian, S. (2013). Peran pemerintah daerah dalam mewujudkan hutan konservasi berdasarkan Undang - Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Studi di Kabupaten Kuningan). Jurnal Dinamika Hukum, 13(3), 448- 456.
Frank, R. H. (2011). Microeconomics and behaviour (8nd ed.). New York: Mc Graw Hill International .
Ikhsan, S. (2011). Penerapan metode AHP untuk menentukan komoditas unggulan pertanian Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Jurnal Agrides, 1(2), 129-143.
Ismail, A. Y. (2017). Analisis kebijakan konservasi tumbuhan. Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan, 5(1), 56-65.
Joaqui, & Jaume. (2010). Tourist satisfication and dissatisfaction. Journal of Tourism Research Analysis, 37(1), 52-73.
Jogiyanto. (2009). Pedoman survei kuisioner. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM.
Karsudi, Soekmadi, R., & Kartodihardjo, H. (2010). Strategi pengembangan ekowisata di Kabupaten Yapen Provinsi Papua. Jurnal Manajemen Hutan Tropika, 16(3), 148-154.
Kharisma, R. A. (2012). Analisis preferensi konsumen terhadap multiatribut produk film (Studi kasus: Konsumen pengunjung bioskop cinema XXI). Jurnal Manajemen Indonesia, 1(2), 120-132.
Mandiriati, H., Marsono, J., Poedjirahajoe, E., & Sadono, R. (2016). Konservasi keanekaragaman Jenis tumbuhan jawa di Kebun Raya Baturraden di Kawasan Hutan Produksi Terbatas. Jurnal Ilmu Lingkungan, 14(1), 33-38.
Muttaqin, T., Purwanto, R. H., & Rufiqo, S. N. (2011). Kajian potensi dan strategi pengembangan ekowisata di Cagar Alam Pulau Sempu Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur. Jurnal Gamma, 6(2), 152-161.
Oktadiyani, P., Muntasib, E. H., & Sunkar, A. (2013). Modal sosial masyarakat di Kawasan Penyangga Taman Nasional Kutai (TNK) dalam pengembangan ekowisata. Jurnal Media Konservasi, 18(1), 1-9.
Primadany, S. R., Mardiyono, & Riyanto. (2011). Analisis strategi pengembangan pariwisata daerah studi kasus pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Nganjuk. Jurnal Administrasi Publik, 1(4), 135-143.
Purnomo, D. W., Helmanto, H., & Yudaputra, A. (2015). Peran Kebun Raya Indonesia dalam upaya konservasi tumbuhan dan penurunan emisi karbon. Jurnal Biodiversitas, 1(1), 66-70.
Rahantoknam, S. P., Nurisjah, S., & Yulianda, F. (2012). Kajian potensi sumberdaya alam dan lingkungan untuk pengembangan ekowisata Pesisir Nuhuroa Kabupaten Maluku Tenggara. Jurnal Lanskap Indonesia, 4(1), 29-36.
Saaty, T. L. (2008). Decision making with the analytical hierarchy process. International Journal of Service Sciences, 1(1), 83-98.
Santoso, E. B., Zainal, S. & Yani, A. (2014). Peresepsi Masyarakat Desa Sabung terhadap Pembangunan Kebun Raya Kabupaten Samba. Jurnal Untan, 6 (1), 9 - 21.
Satria, D. (2009). Strategi pengembangan ekowisata berbasis ekonomi lokal dalam rangka program pengentasan kemiskinan di wilayah Kabupaten Malang. Journal of Indonesia Applied Economics, 3(1), 37-47.
Setyawan, I., & Santoso, P. (2008). Pengelolaan dan perencanaan kawasan konservasi. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan.
Surya, M. I., Lailati, M., Ekasari, I., Nurlaeni, Y., Astutik, S., Normasiwi, S., . . . Rozak, A. H. (2013). Konservasi tumbuhan di Kebun Raya Cibodas sebagai penyelamat keanekaragaman hayati pegunungan di Indonesia. Bogor: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Susanto, A. (2012). Pengembangan wana wisata (Hutan wisata) di kawasan Waduk Sumber Bening Kabupaten Madiun. Jurnal Agri-tek, 13(1), 31-45.
Syafani, T. S., Lestari, D. A. H. & Sayekti, W. D. 2015. Analisis Preferensi, Pola Konsumsi, dan Permintaan Tiwul oleh Konsumen Rumah Makan di Provinsi Lampung. Jurnal Indonesia Intensif Agribisnis. 3 (1) : 85-92.
Wibowo, W. (2009). Analisis internal & eksternal (IE) matrik dalam strategi pengembangan objek Wana Wisata Grajagan. Jurnal Ekonomi Bisnis, 15(2), 161-170.
Yusmiadi, D. S., & Witjaksono, M. (2012). Dampak pembangunan objek wisata Penataran terhadap pembangunan ekonomi lokal di Kabupaten Blitar. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan, 4(1), 35- 48.
Zuhriana, D., Alikodra, H. S., Adiwibowo, S., & Hartrisari, H. (2013). Peningkatan peluang kerja bagi masyarakat lokal melalui pengembangan ekowisata di Taman Nasional Gunung Ciremai. Jurnal Media Konservasi, 18(1), 28-39.