FAKTOR SHS (SECOND HANDSMOKE) TERHADAP KEJADIAN BBLR DI PUSKESMAS TAMANGAPA KOTA MAKASSAR

SHS (Second Handsmoke) Factor Against LBW in the Tamangapa Puskesmas, Makassar City

Authors

  • Briliana Aulia Rahmah FKM Universitas Hasanuddin
  • Nur Nasry Noor FKM Universitas Hasanuddin
  • Jumriani Ansar FKM Universitas Hasanuddin

Keywords:

BBLR, Paparan asap rokok, Second handsmoke

Abstract

Berat badan bayi merupakan salah satu indikator penting dalam kesehatan bayi, faktor utama keberlangsungan hidup, faktor tumbuh kembang dan mental bayi dimasa yang akan datang. Tujujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor risiko paparan asap rokok, jumlah rokok, umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, jarak kehamilan, LILA (Lingkar Lengan Atas) dan riwayat penyakit terhadap kejadian BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) di Puskesmas Tamangapa. Jenis penelitian yaitu observasional analitik dengan pendekatan Case Control. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2021. Jumlah sampel kasus 25 orang dan sampel kontrol 75 orang. Data dianalisis secara Univariat dengan menggunakan distribusi frekuensi dan Bivariat menggunakan uji Odds Ratio. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa LILA (Lingkar Lengan Atas) merupakan faktor risiko (OR=2,8 (95% CI=1,1-7,5)) dan bermakna terhadap kejadian BBLR. Sedangkan lainnya seperti paparan asap rokok (OR=1,4 (95% CI=0,4-3,9)), umur (OR=1,3 (95% CI=0,4-4,1)), pekerjaan (OR=2,7 (95% CI=0,9-7,8)), paritas (OR=1,1(95% CI=0,4-2,9)), jarak kehamilan (OR=1,3 (95% CI=0,5-3,4)) merupakan faktor risiko tetapi tidak bermakna terhadap kejadian BBLR. Adapun jumlah rokok (OR=0,5(95% CI=0,1-2,7)), pendidikan (OR=0,9 (95% CI= 0,3-2,4)), dan riwayat penyakit (OR=0,1 (95% CI=0,0-1,6)) merupakan faktor protektif tetapi tidak bermakna terhadap kejadian BBLR. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa LILA merupakan faktor risiko yang bermakna terhadap kejadian BBLR. Paparan asap rokok, umur, pekerjaan, paritas dan jarak kehamilan merupakan faktorrisikotetapitidakbermakna.SedangkanJumlah rokok, pendidikan, riwayat penyakit merupakan faktor protektif tetapi tidak bermakna.

Author Biographies

Briliana Aulia Rahmah, FKM Universitas Hasanuddin

Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeristas Hasanuddin

Nur Nasry Noor, FKM Universitas Hasanuddin

Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeristas Hasanuddin

Jumriani Ansar, FKM Universitas Hasanuddin

Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeristas Hasanuddin

References

Samsinar majid, R. R. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. 2017;2(6):1–14.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Jakarta. 2014

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Kementerian RI tahun 2018. 2018.

Kemenkes RI. Petunjuk Teknis: Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Provinsi, Departemen Kesehatan RI. Jakarta. 2016.

Lestari, dkk. Hubungan Umur, Paritas dan Preeklamsi dengan Kejadian BBLR di RSUD DR.H.Moch.Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2015.[Skripsi]. 2015.

Kristiana, Noni.,Elvi. Umur, Pendidikan, Pekerjaan, dan Pengetahuan, dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Sintang Wawasan Kesehatan. 2017;4(1):7-13.

Jayanti. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di Wilayah Kerja Puskesmas Bangetayu Kota Semarang Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2017;5(4):812-822.

Permana, P., Bagus, G. and Wijaya, R. Analisis Faktor Risiko Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Gianyar I tahun 2016-2017. Multidisciplinary Journal of Science and Medical Research. 2019;10(3):674–678.

Kristiyanasari, Weni. Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010.

Safitri. Analisis Faktor Risiko Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Panga Tahun 2017. Journal of Healthcare Technology and Medicine. 2017;3 (2);178-186.

Rahim,fitri kurnia., Andy. Karbon Monoksida (CO) pada Ibu Hamil (Perokok Pasif) Terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Wilayah Kabupaten Kuningan. Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada. 2019;10(1):68-73.

Kemenkes RI. Kandungan dalam Sebatang Rokok. Jakarta: P2PTM; 2018.

Amima Fajriana, Annas B. Faktor Risiko yang Berhubungan dengan KejadianBayi Berat Lahir

Rendah di Kecamatan Semampir Surabaya. Media Gizi Indonesia. 2018;12(1):71-80.

Wibowo, dkk. Ibu Hamil Perokok Pasif Sebagai Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah. Jurnal

Gizi Klinik Indonesia. 2011;8(2):54-59.

Hamilton. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC. 2005.

Nursusila, Ruslan M., La Ode Ali I. A. Faktor Risiko Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. 2016;(6):1-12.

Nur Rosmala, Adhar A. Redita N. Analisis Faktor Risiko Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu. Jurnal Preventif. 2016;7(1):29-42.

Jayanti FA, Dharmawan Y, Aruben R. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Di Wilayah Kerja Puskesmas Bangetayu Kota Semarang Tahun 2016. Jurnal

Kesehatan Masyarakat (Undip). 2017;5(4):812-822

Marleniwati, Didik H. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian BBLR di RSUD DR. Soedarso

Pontianak. Jurnal Vokasi Kesehatan. 2015;1(5):154-160.

Supariasa. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. 2014.

Hidayati, F. Hubungan Antara Pola Konsumsi, Penyakit Infeksi, dan Pantang Makanan Terhadap Resiko Kurang Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Puskesmas Ciputat Kota Tanggerang Selatan. [Skripsi]. 2011.

Nurhayati, Sitti H. Faktor Risiko Umur, Paritas, dan Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil Terhadap Kejadian Berat Badan Lahir Rendah. Window of Midwifery Journal. 2020;1(1):31-38.

Downloads

Published

2021-06-30

Issue

Section

Articles