BANK PUPUK ORGANIK: PENGELOLAAN LIMBAH TERNAK, DAPUR, DAN PERTANIAN SEBAGAI IMPLEMENTASI EKONOMI SIRKULAR DI DESA KANDANGAN

Authors

  • Sakiah Sakiah Institut Teknologi Sawit Indonesia
  • Tuty Ningsih Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI)
  • Bayu Pratomo Universitas Prima Indonesia (UNPRI)

Keywords:

berkelanjutan, ekonomi, hijau, organik, pupuk

Abstract

Limbah organik yang berasal dari ternak, dapur dan pertanian masih memerlukan perhatian dari berbagai pihak. Disatu sisi, limbah organik menjadi pemicu meningkatnya emisi gas rumah kaca di atmosfir, disisi lain, limbah organik merupakan “emas” bagi dunia pertanian apabila dikelola secara tepat. Desa Kandangan memiliki potensi besar dalam hal bahan baku pupuk organik yang bersumber dari ternak lembu maupun kambing, limbah dapur dan pertanian. Namun, masyarakat Desa Kandangan belum mengelolanya karena keterbatasan iptek. Pengabdian kepada masyarakat (PkM) ini bertujuan untuk mengedukasi dan mendampingi masyarakat Desa Kandangan dalam pengelolaan limbah ternak, dapur dan pertanian secara terpadu dan terpusat yang dinamakan Bank Pupuk Organik. Metode yang digunakan yaitu penyuluhan, pelatihan dan pendampingan. Kegiatan PkM telah dilaksanakan bertahap, berdasarkan evaluasi pre-test dan post-test menunjukkan peningkatan pemahaman mitra terhadap konsep pupuk organik yaitu 90%, pengolahan limbah dan dampak terhadap lingkungan mencapai 73% serta kebermanfaatan program PkM yang dirasakan mitra yaitu 83%. Adapun produk yang dihasilkan dari program PkM ini yaitu eco enzyme, pupuk organik cair (POC) dari urin lembu, pupuk organik padat (POP) dari campuran feses lembu, limbah dapur dan pertanian serta logo dan label kemasan pupuk organik. Produk yang dihasilkan dari Bank Pupuk Organik dapat dimanfaatkan mitra, khususnya bagi petani yang merupakan masyarakat Desa Kandangan. Diperlukan pendampingan yang berkelanjutan agar pembuatan pupuk organik berjalan secara konsisten dan pupuk organik yang dihasilkan memenuhi standar SNI.

ABSTRACT

Organic waste from livestock, kitchens and agriculture still requires attention from various parties. On the one hand, organic waste is a trigger for increased greenhouse gas emissions in the atmosphere, on the other hand, organic waste is "gold" for the world of agriculture if managed properly. Kandangan Village has great potential in terms of organic fertilizer raw materials sourced from cattle, kitchen and agricultural waste. However, the people of Kandangan Village have not managed it due to limited science and technology. This community service aims to educate and assist the people of Kandangan Village in managing livestock, kitchen and agricultural waste in an integrated and centralized manner called the Organic Fertilizer Bank. The methods used are counseling, training, mentoring and demo plots. Community service activities have been carried out in stages, based on pre-test and post-test evaluations, it shows an increase in partners' understanding of the concept of organic fertilizer, which is 90%, knowledge of waste management and its impact on the environment reaches 83% and the usefulness of the program is 93%. The products produced from this program are eco enzyme, ox urine liquid organic fertilizer, solid organic fertilizer mixed with ox feces, kitchen and agricultural waste. The products produced from the Organic Fertilizer Bank are used as fertilizer for farmers who are the people of Kandangan Village.

Keywords: Sustainable, economy, green, organic, fertilizer.

References

Diet, R. S., & Puspitasari, R. (2015). Produksi Gas Metana (CH4) dari Feses Sapi FH Laktasi dengan Pakan Rumput Gajah dan Jerami Padi. Jurnal Ilmu Produksi Dan Teknologi Hasil Peternakan, 03(1), 40–45.

Diet, R. S., & Puspitasari, R. (2015). Produksi Gas Metana ( CH 4 ) dari Feses Sapi FH Laktasi dengan Pakan Rumput Gajah dan Jerami Padi. Jurnal Ilmu Produksi Dan Teknologi Hasil Peternakan, 03(1), 40–45.

Rokhyati, U. A. (2023). Pemberdayaan masyarakat terhadap limbah ternak sapi sebagai biogas dan pupuk organik di desa bube baru kecamatan suwawa kabupaten bone bolango. Paradigma, 1(1), 1–6.

Sakiah, S., Dibisono, M. Y., & Susanti, S. (2019). Uji Kadar Hara Nitrogen, Fosfor, dan Kalium pada Kompos Pelepah Kelapa Sawit dengan Pemberian Trichoderma harzianum dan Kotoran Sapi. Jurnal Agro Industri Perkebunan, 7(2), 87. https://doi.org/10.25181/jaip.v7i2.1118

Sakiah, S., Gunawan, H., & Ningsih, T. (2022). Meningkatkan keterampilan masyarakat Desa Laut Dendang melalui urban farming. Jurnal Dinamika Pengabdian, 8(1), 143–152.

Sakiah, S., Saragih, D. A., & Sinaga, R. P. (2020). Karakteristik kompos bahan baku tandan kosong dan pelepah kelapa sawit dengan komposisi yang berbeda. Agrium, 22(3), 162–165.

Sakiah, S., Setiawan, A., Sukariawan, A., Dibisono, M. Y., Nasution, A. P., Harahap, M. S.,

Nurhayati, E. S., Hanali, A., Kurniawan, D., & Nasution, T. R. (2024). Pemanfaatan bahan alami sebagai bahan baku pupuk dan pestisida guna meminimalisir penggunaan bahan kimia. Dedikasi Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 62–71. https://www.ejurnal.itsi.ac.id/index.php/JAD/article/view/220.

Downloads

Published

2024-10-24