PENGEMBANGAN PRODUK OLAHAN GULA MERAH TEBU DENGAN PEMANFAATAN EKSTRAK HERBAL DI DESA LATELLANG KABUPATEN BONE
DOI:
https://doi.org/10.20956/pa.v4i1.7083Keywords:
sugar cane liquid sugar, disposable sugar, recengan sugar, sugar variations of sugar cane herbal extract.Abstract
Product Development of Cane Brown Sugar Using Herbal Extract in The Latellang Village District of Bone
Abstract. The production of cane brown sugar is decreasing due to the low price of brown sugar form cane in the market. The low selling price of cane sugar is due to the quality and distinctive aroma of cane sugar which is less attractive to consumers. The community partnership program aims to provide solutions to partners while educating partners and citizens, especially for partner, on the benefits of cane brown sugar consumption compared to other as a form of food security as a form of persuasive methods to partners and citizens before the training takes place. This program is carried out in the form of counseling, training and mentoring. The training carried out was the manufacture of liquid sugar and instant sugar as a form of differentiation from cane brown sugar which can be of high economic value compared to selling original. The results of this program show that partners have been able to make and produce liquid sugar and instant sugar. Liquid sugar products are packaged in 250 ml bottles, while instant sugars called recengan sugar packed in wrapping plastic weighing 25 g, then packaged again in the form of a pouch containing 6 instant sugars. The results of the assistance show that partners have been able to make and produce liquid sugar and instant sugar and begin to expand into granulated sugar products. This differentiation product can certainly improve the price (profitable). Partner problems for the typical aroma of sugar cane can also be overcome by adding herbal extracts in the form of ginger extract and pandan leaf extract, so that the distinctive aroma of sugar cane can be disguised.
Keywords: sugar cane liquid sugar, disposable sugar, recengan sugar, sugar variations of sugar cane herbal extract.
Abstrak. Produksi gula merah tebu semakin merosot diakibatkan rendahnya harga gula merah tebu dipasaran. Rendahnya harga jual gula merah tebu disebabkan oleh kualitas dan aroma khas tebu yang kurang diminati oleh konsumen. Program kemitraan masyarakat ini dilaksanakan bertujuan untuk memberi solusi kepada mitra sekaligus mengedukasi mitra dan warga khususnya kelompok usaha gula merah tebu akan manfaat konsumsi gula merah tebu dibandingkan gula merah lainnya sebagai bentuk dari keamanan pangan melalui penyuluhan sebagai bentuk metode persuasif kepada mitra dan warga sebelum pelatihan dilaksanakan. Program ini dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan. Pelatihan yang dilakukan adalah pembuatan gula cair dan gula sekali pakai sebagai bentuk diferensiasi dari gula merah tebu yang dapat bernilai ekonomis tinggi dibandingkan hanya menjual gula merah batok. Hasil dari program ini nampak bahwa mitra telah mampu membuat dan produksi gula cair dan gula sekali pakai. Produk gula cair dikemas dalam bentuk botol 250 ml, sedangkan gula sekali pakai dengan nama produk komersilnya adalah gula recengan dikemas dalam plastik wraping dengan berat 25 g, kemudian dikemas lagi dalam bentuk pouch yang berisi 6 buah gula sekali pakai. Hasil pendampingan menunjukkan bahwa mitra telah mampu membuat dan produksi gula cair dan gula sekali pakai serta mulai merambah ke produk gula semut. Produk diferensiasi ini tentu dapat memperbaiki harga gula merah tebu. Permasalahan mitra akan aroma khas tebu dapat pula teratasi dengan penambahan ekstrak herbal berupa ekstrak jahe dan ekstrak daun pandan, sehingga aroma khas tebu dapat tersamarkan.
Kata Kunci: gula cair tebu, gula sekali pakai, gula recengan, gula variasi tebu ekstrak herbal.
References
Anggraini, S.D., Wijana, S., & Mulyadi, A.F. (2011). Pengaruh Penambahan Konsentrasi Daun Pandan Wangi (Pandanus Amarillifolius Roxb.) dan Lama Pemanasannya Pada Pembuatan Sirup Gula Kelapa Aroma Pandan. https://www.researchgate.net/publication/291347442 (Diakses pada 17 Maret 2019).
Asfar, A.M.I.A., Arifuddin, W., & Rahman, A. (2019). Pengolahan Kayu Sepang Di Desa Biru Kecamatan Kahu Kabupaten Bone. Jurnal Panrita Abdi, 3(2), 97-104.
Asfar, A.M.I.A. (2018). Characterization of Saccharide Sugar in Corn Seed (Zea Mays Saccharata) By Using Gas Chromatography Mass Spectrometry Method. JBAT, 7(1), 70-76.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone. (2017). Kecamatan Patimpeng. Katalog: 1102001.7311.020. Watampone: BPS Kabupaten Bone.
Hasanah, S.Z. (2017). Pengaruh Perbandingan Gula Merah Cair dan Nira Terhadap Karakteristik Gula Semut (Palm Sugar). Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan Bandung, hal: 2.
Heryani, H. (2016). Keutamaan Gula Aren & Strategi Pengembangan Produk. Banjarmasin: Lambung Mangkurat University Press, hal: 31.
Suryani, C.L., Tamaroh, S., Ardiyan, A., & Setyowati, A. (2017). Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Pandan (Pandanus amaryllifolius) dan Fraksi-Fraksinya. AGRITECH, 37(3), 271-279.
Widiantara, T., Hervelly, & Nur’Afiah. D. (2018). Pengaruh Perbandingan Gula Merah Dengan Sukrosa dan perbandingan Tepung Jagung, Ubi Jalar Dengan Kacang Hijau Terhadap Karakteristik Jenang. Pasundan Food Technology Journal, 5(1), 1-9.