KARAKTERISTIK PERGERAKAN PENUMPANG DAN KENDARAAN LINTAS PENYEBERANGAN BAJOE-KOLAKA

Isi Artikel Utama

Misliah Misliah
Wihdat Djafar
Haris Djalante
Rosmani Rosmani

Abstrak

wilayah Koridor Sulawesi. Penggunaan kapal ferry cukup fleksibel dengan karakteristik muatan terdiri dari kendaraan,
barang dan manusia. Jaringan angkutan penyeberangan sebagai pendukung konektivitas nasional berperan
menghubungkan pulau-pulau utama. Lintas penyeberangan Bajoe Kolaka merupakan salah satu lintas penyeberangan
yang menghubungkan Provinsi Sulawesi Selatan dengan Provinsi Sulawesi Tenggara yang cukup ramai dibanding
dua lintasan lainnya. Tujuan penelitian menganalisis karakteristik pergerakan muatan Lintasan Bajoe-Kolaka yang
nantinya digunakan untuk perencanaan sarana (kapal) dan prasarana (pelabuhan). Metode bangkitan pergerakan
digunakan untuk menentukan asal tujuan dan regresi/pertumbuhan untuk menentukan potensi pergerakan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa daerah asal (hinterland) utama pelabuhan Bajoe adalah Bone, Makassar, dan Soppeng,
daerah tujuan (foreland) utama adalah Kolaka, Kendari dan Bombana. Jenis kendaraan terbesar adalah roda dua
kemudian truk (panjang 7-10 meter, 6 ban), dan truk kecil (5 meter) serta mobil pribadi/ penumpang biasa.
Pertumbuhan muatan untuk penumpang terjadi penurunan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata -5%, kendaraan
golangan II sebesar 3%, golongan IV penumpang -6%, golongan IV barang 1%, golongan V penumpang -3%,
golongan V barang 5%, golongan VI penumpang -3%, golongan VI barang -7%, golongan VII 5%, dan golongan VIII
6%.

Rincian Artikel

Cara Mengutip
Misliah, M., Djafar, W. ., Djalante, . H. ., & Rosmani, R. (2018). KARAKTERISTIK PERGERAKAN PENUMPANG DAN KENDARAAN LINTAS PENYEBERANGAN BAJOE-KOLAKA. Riset Sains Dan Teknologi Kelautan, 1(1), 107–113. https://doi.org/10.62012/sensistek.v1i1.12992
Bagian
Rekayasa dan Manajemen Kepelabuhanan

Referensi

Asri, S., 2016, Model Desain Kapal Penyeberangan Berdasarkan Permintaan Jasa Angkutan dan Fasilitas Pelabuhan, Disertasi, Universitas Hasanuddin.

Partnership, 2011, Konektivitas Enam Koridor Ekonomi, http://pkps.bappenas.go.id/attachments/article/957/ DESEMBER%20KhususKONEKTIFITAS_INDONESIAL. pdf , 18 Januari 2017.

Sekretariat Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2012, Koridor Ekonomi Sulawesi. https://www.google.co.id/ #q= lampiran+ perpres+ no+32+tahun+2011, 20 Januari 2017. Mandaku, 2010, Analisis Kebutuhan Transportasi Penyeberangan pada Lintasan Waipirit-Hunimua, ARIKA, Vol. 04, No. 2, Nasution, M.N., 2004, Manajemen Transportasi, Ghalia, Jakarta.

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 26 Tahun 2012 Pasal 23 tentang Penyelenggaraan Angkutan Penyeberangan.

Tamin, O.Z., 2003, Perencanaan Pemodelan dan Rekayasa Transportasi, Teori, Contoh Soal, dan Aplikasi. Bandung: ITB.

Notteboom, T., and Rodrique, 2006, Challenges in the Maritime-Land Interface: Maritime Freight and Logistic, Report Prepaired for the Korean Government, Ministry of Maritime Affair & Fisheries, The Master Devolopment Plan for Port Logistics Parks in Korea.

Wei, Z., 2010, Port Hinterland Analysis, Thesis, Civil and Environmental Engineering, National University of Singapore.

Muradi, R., 2014, Analisis Pertumbuhan Dan Ketimpangan Antar provinsi di Koridor Ekonomi Sulawesi dalam Era Globalisasi, Thesis, Universitas Gadjah Mada.