Masa Depan Politik Desentralisasi di Indonesia: Sebuah Studi Awal
Keywords:
desentralisasi, demokrasi subtantif, politik lokalAbstract
Abstract
Political reality in Indonesia tells the relationship between decentralization and democracy, in some respects, problematic. This paper intends to explain the politics of decentralization in Indonesia through a substantive democratic approach. Various studies and scientific research that has been generated, and information of media become the main reference to explain how the future of decentralized Indonesia. This paper concludes how to create procedures to strengthen the achievement of substantive democracy in relation to decentralization. Any offer and strategy, and what is needed to bring the future of a more democratic decentralization.
Keywords: decentralizaton, substantive democracy, local politics
Abstrak
Realita politik di Indonesia menceritakan hubungan antara desentralisasi dan demokrasi, dalam beberapa hal, bermasalah. Tulisan ini bermaksud untuk menjelaskan politik desentralisasi di Indonesia melalui pendekatan demokrasi substantif. Berbagai studi dan riset ilmiah yang telah dihasilkan, maupun informasi media menjadi rujukan utama untuk menjelaskan bagaimana masa depan desentralisasi Indonesia. Tulisan ini kemudian menyimpulkan bagaimana menciptakan prosedur penguatan pencapaian demokrasi subtantif dalam hubungannya dengan desentralisasi. Apa saja tawaran dan strategi, dan apa saja yang dibutuhkan untuk menghadirkan masa depan desentralisasi yang lebih demokratis.
Kata kunci: desentralisasi, demokrasi subtantif, politik lokal
References
Asia Research Centre (2001). Decentralisation and Development Cooperation: Issues for Donors. The Australian Agency For Inter¬national Development (AusAID).
Buehler, M. (2009) “The Rising Importance of Personal Networks In Indonesian Local Pol-itics: An Analysis of District Govern¬ment Head Elections in South Sulawesi in 2005” dalam M. Erb & P. Sulistiyanto (eds) Deep-ening Democracy in Indonesia? Direct Elections for Local Leaders (Pilkada). Si-ngapura: ISEAS Publishing.
Crook, R. & J. Manor (1998). Democracy and Decentralization in South Asia and West Africa. Cambridge: Cambridge University Press.
Dardias, B. (2012). Menakar Otonomi Khusus Aceh dan Papua. Opini Harian Kompas, Tu-lisan inis 14 Maret 2013.
Diprose, R. & U. Ukiwo (2008). Decentralisa-tion and Conflict Management in Indone¬sia and Nigeria. Crise Working Paper No. 49. Queen Elizabeth House, University of Oxford.
Dwipayana, AAGN. A. (2004). Bangsawan dan Kuasa: Kembalinya Para Ningrat di Dua Kota. Yogyakarta: IRE Press.
Hadiz, V. R. (2005). Dinamika Kekuasaan: Ekonomi Politik Indonesia Pasca-Soeharto. Jakarta: LP3S.
Hanif, H. (2011). Demokrasi Prosedural dan Demokrasi Substantif. Modul Kuliah Pasca-sarjana Politik & Pemerintahan Fisipol, Universitas Gadjah Mada.
Haryanto, (2014). Klanisasi Demokrasi: Politik Klan Qahhar Mudzakkar di Sulawesi Se-latan. Yogyakarta: Polgov.
Hidayat, S. (2007). “Shadow State? Bisnis dan Politik di Provinsi Banten” dalam H. S. Nordholt & G. van Klinken (eds) Politik Lo-kal di Indonesia. Jakarta: KITLV-Yayasan Obor Indonesia.
Hidayat, S. (2009). “Pilkada, Money Politics and the Dangers of Informal Governance Practices” dalam M. Erb & P. Sulistiyanto (eds) Deepening Democracy in Indonesia? Direct Elections for Local Leaders (Pilkada). Singapura: ISEAS Publishing.
Jaya, W. K. (2010). Kebijakan Desentralisasi di Indonesia dalam Perspektif Teori Ekonomi Kelembagaan. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Ekonomi Universi-tas Gadjah Mada.
Kaho, J. R. (2012). Analisis Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah di Indone-sia. Yogyakarta: Polgov.
Kurniati, T. (2012) Konflik dalam Penentuan Dana Bagi Hasil antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi Kalimantan Ti-mur. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol 16, No 1, pp. 16-25.
Lay, C. (2012). Democratic Transition in Local Indonesia: An Overview of Ten Years De-mocracy. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol, 15, No 3, pp. 207-219.
Lay, C. (2013). Desentralisasi Asimetris: Se-buah Model Bagi Indonesia? Makalah pengantar Sidang Komite I DPD RI, Selasa 5 Maret 2013.
Lele, G. (2012). The Paradox of Distance in Decentralized Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol 15, No 3, pp. 220-231.
Manor, J. (2011). Perspectives on Decentrali-zation. Working Paper No 3, The Swedish International Centre for Local Democracy (ICLD).
Modul Perkuliahan Politik Desentralisasi dan Otonomi Daerah. PLOD UGM 2013.
Nordholt, H. S. & G. van Klinken (2007). Poli¬tik Lokal di Indonesia. Jakarta: KITLV-Yayasan Obor Indonesia.
Rahardjo, H. (2012). Sengketa Perebutan Di-vestasi Saham Newmont Nusa Tenggara: Analisis Ekonomi Politik (2008-2012). Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 16, No 1, pp. 26-44.
Rasyid, R. (2006). The Policy of Decentraliza-tion in The Policy of Decentralization in In-donesia. Andrew Young School of Policy Studies, Georgia State University: Interna-tional Studies Program, Working Paper 02-31 December 2002.
Robison, R. & V. R. Hadiz (2004). Reorganizing Power in Indonesia. London: RouledgeCur¬zon
Rondinelli, D. A. (1983). Implementing Decen-tralization Programmes In Asia: A Com-parative Analysis. Public Administration and Development, Vol. 3, pp. 181-207.
Rondinelli, D. A. (1990). Decentralization, Ter¬ritorial Power and the State: A Critical Re¬sponse. Sage: Development and Change Vol. 21, pp. 491-500.
Rondinelli, D. A., J. R. Nellis & G. S. Cheema (1983). Decentralization in Developing Countries: A Review of Recent Experience. Washington: The World Bank.
Santoso, P. (tanpa tahun). Menolak Stagnasi Demokratisasi: Otonomi Daerah Sebagai Aktualisasi. Di unduh melalui http://www.academia.edu/967591/Desentralisasi_sebagai_aktualisasi_demokrasi.
Seymour, R. & S. Turner (2002). Otonomi Daerah: Indonesia’s Decentralisation Ex-periment. New Zealand Journal of Asian Studies 4, Vol. 2, pp. 33-51.
Slater, D. (1990). Debating Decentralisation – A Reply to Rondinelli. SAGE: Development and Change, Vol. 21, pp. 501-512.
Suacana, W. G. (2008). Transformasi Demo-krasi Dan Otonomi dalam Tata Pemerinta-han Desa Mengwi Era Transisi: Perspektif Kajian Budaya. Disertasi tidak diterbitkan, Program Studi Doktor Kajian Budaya, Uni-versitas Udayana.
Syafarudin (2009) Pemetaan Makna Politik Pemekaran Daerah Di Indonesia Pasca Orde Baru. Hasil riset yang disampaikan pada seminar dan prosiding Dies Natalis Universitas Lampung ke-44, tanggal 5 Ok-tober 2009.
van Klinken G. (2007). Communal Conflict and Decentralisation in Indonesia. Occasional Papers Series Number7, July 2007, The Australian Centre for Peace and Conflict Studies (ACPACS).