Dampak Pembentukan Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Rakyat dan Pelayanan Publik

Authors

  • Alam Tauhid Syukur Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi LAN Makassar

Keywords:

Dampak Pembentukan Kabupaten Mamasa, Kesejahteraan Rakyat, Pelayanan Publik

Abstract

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pencapaian tujuan desentralisasi dan dampak Pembentukan DOB Kabupaten Mamasa. Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif dengan paradigma kualitatif  dan jenis penelitian studi kasus dengan tingkat analisis deskriptif-komparatif-explanatory. Data dikumpulkan melalui dokumentasi (telaah dokumen). Teknik analisis data terdiri atas tiga kegiatan pokok, yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan: perbandingan kesejahteraan rakyat yang terdiri atas: perekonomian daerah (pertumbuhan PDRB non-migas, PDRB per Kapita, dan angka kemiskinan) lebih baik Kabupaten Mamasa, sedangkan rasio PDRB Kab. Terhadap PDRB Provinsi lebih baik Kabupaten Polman. Keuangan Pemerintah Daerah (ketergantungan fiskal, kapasitas penciptaan pendapatan (PAD), dan kontribusi sektor pemerintah lebih baik Kabupaten Polman, sedangkan proporsi belanja modal lebih baik Kabupaten Mamasa. IPM (lama hidup (AHH), tingkat pengetahuan (AMH) dan (RLS), dan standar hidup layak) lebih baik Kabupaten Mamasa. Berdasarkan perbandingan kualitas pelayanan publik yang terdiri atas: pendidikan, kesehatan dan infrastruktur jalan (rasio siswa per sekolah (SD+SLTP dan SLTA), rasio siswa per guru, ketersediaan fasilitas kesehatan, ketersediaan tenaga kesehatan lebih baik Kabupaten Mamasa, sedangkan kualitas infrastruktur jalan lebih baik Kabupaten Polman. Kinerja aparatur pemerintah daerah (rasio pegawai terhadap penduduk dan persentase aparatur pendidik lebih baik Kabupaten Mamasa, sedangkan kualitas pendidikan aparatur (S1) dan persentase aparatur paramedis lebih baik Kabupaten Polman.

Kata kunci : Dampak Pembentukan Kabupaten Mamasa, Kesejahteraan Rakyat, Pelayanan Publik

Abstract : This study aims to identify and analyze the achievement of decentralization in terms of the establishment of Mamasa Regency as a new autonomy area (DOB). This research is a case study and employs deductive approach with qualitative paradigm with descriptive-comparative analysis of the level-explanatory. Data were collected through documentation (document analysis). Data analysis technique consists of three main activities, namely: data reduction, data presentation and conclusion and verification. The results showed that Mamasa Regency has a good performance in terms of comparison of welfare of the people which determined by the regional economy development (non-oil GDP growth, GDP per capita, and number of poverty). In addition, Polman Regency has better achievement in terms of ratio between districts’ GDP and provincial’s GDP. Moreover, regarding public budgeting which determined by fiscal dependency, income generation capacity (PAD), and the contribution of the government sector, Polman Regency has a good performance compare to Mamasa Regency. However, Mamasa Regency has a better proportion of capital spending compare to Polman Regency. Additionally, Mamasa Regency has a higher level of the Human Development Index (HPI)–determined by life expectancy, literacy rate, and decent living standards. Lastly, this study analyzes the comparison of the quality of public services which focusing on education, health and road infrastructure sectors between Mamasa Regency and Polman Regency. Education services are examined by ratio of students per school (elementary school, junior and senior), ratio of students per teacher. Health services are explored by the availability of health facilities, availability of health workers. The study found that Mamasa Regency has good performance in education and health services and performance of local government officials (the ratio of employees to the population and the percentage of educator’s better apparatus. However, Polman Regency has a better quality road infrastructure, the quality of education apparatus (based on educational background with minimum bachelor level) and the percentage of paramedical personnel.

Key words : Impact Formation of Mamasa, Social Welfare, Public Services

References

Andi Gadjong, Agus Salim., 2007, Pemerintahan Daerah Kajian Politik dan Hukum (Analisis Perundang-undangan pemerintah Daerah dan Otonomi Daerah Semenjak Tahun 1945 sampai dengan 2004), Ghalia Indonesia, Bogor.

Bagir Manan., 2001, Menyongsong Fajar Otonomi Daerah, PSH FH-UII, Yokyakarta.

--------------------., 1990, Hubungan Antara Pusat Dan Daerah Berdasrakan Asas Desentralisasi Menurut UUD 1945, UNPAD, Bandung.

--------------------., 1994, Hubungan Antara Pusat dan Daerah Menurut UUD 1945, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Bappenas-UNDP., 2008, Studi Evaluasi Dampak Pemekaran Daerah 2001-2007), diterbitkan oleh BRIDGE (Building and Reinventing Decentralised Governance), Jakarta.

Burki, S.J., G.E. Perry., dan W.R. Dillinger., 1999, Beyond the Center: Decentralizing the State, World Bank, Washington DC.

Cohen, J.M., and Stephen B Peterson,. 1999, Administrative Decentralization Strategies for Developing Countries, Kumarian Press, Connecticut, USA.

Dede Rosyada., et.al., 2005, Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, cet. 2, Tim Icce Uin Jakarta dan Prenada Media, Jakarta.

Denzin, Norman K., dan Lincoln, Yvonna S., 2009, Handkbook of Qualitative Research, Pustaka Pelajar, Yokyakarta.

Dhanamitt, S., 1990, Decentralization and Development in Thailand, An Arbor, MI: UMI Dissertation Information Service.

Depdagri Otoda dan Bappenas., 2000, Pengembangan Kemampuan Pemerintahan Kabupaten/Kota: Strategi Menuju Otonomi Daerah, Depdagri Otoda dan Bappenas, Jakarta.

Hanif Nurcholis., 2007, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Grasindo, Jakarta.

Hoessein, Benyamin., 1999, Pergeseran Paradigma Otonomi Daerah dalam rangka reformasi Administrasi Publik di Indonesia, (Makalah Seminar: Reformasi Hubungan Pusat- Daerah menuju Indonesia Baru: Beberapa Masukan Kritis untuk Pembahasan RUU Otonomi Daerah dan Proses Transisi Implementasinya, ASPRODIA, Universitas Indonesia, Jakarta.

Jimly Assiddiqie., 2006, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, (Jilid II), Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Jakarta.

Kammier, H. Detlef., 2002, Linking Decentraliszation to Urban Development, United Nation Human Settlement Programme, UN-HABITA.

Leemans, A.F., 1970, Changing Patterns of Local Government, International Union of Local Authorities, The Hague.

Muhammad Yamin, Hadji., 1959, Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945, (Jilid Pertama), Yayasan Prapantja, Jakarta.

Prasojo, Eko., 2003, Agenda Politik dan Pemerintahan di Indonesia: Desentralisasi Politik, Reformasi Birokrasi dan Good Governance, Jurnal Bisnis dan Birokrasi, Volume XI, Nomro 1, Januari, 2003.

Prasojo, Eko., Irfan Ridwan maksum dan Teguh Kurniawan., 2006, Desentralisasi dan Pemerintahan Daerah: Antara Model Demokrasi Lokal dan Efisiensi Struktural, Departemen Ilmu Administrasi, Fisip, Universitas Indonesia, Depok.

Pusat Kajian Kinerja Otonomi Daerah (PKKOD) LAN RI., 2005, Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Otonomi Daerah Periode 1999-2003, LAN RI, Jakarta.

-------------------., 2006, Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Daerah, LAN RI, Jakarta.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Otonomi Daerah Balitbang Depdagri., 2005, Sinopsis Penelitian: Efektifitas Pemekaran Wilayah di Era Otonomi Daerah, Balitbang Depdagri, Jakarta.

Rondinelli, Dennis A., John R. Nellis dan G. Shabbir Cheema., 1984, Decentralization in Deloping Countries, World Bank Staff Working Papers, Washington D.C.

Rondinelli, Dennis A. Rondinelli And G. Shabbir Cheema, 1988, Implementing Decentralization Policies: An Introduction, Dalam Cheema dan Rondinelli, Decentralization and Development, Policy Implementation in Developing Countries, California: Sage Publications Inc.

Rondinelli, Dennis A., John R. Nellis dan G. Shabbir Cheema., 1989, Analysing Decentralization Policies in developing Countries: a Political-Economy Framework, dalam Development and Change, Vol. 20, No. 1, January.

Smith, Brian C., 1967, Field Administration: An Aspect of Decentralization, Routledge and Kegan Paul, London.

--------------------., 1985, Decentralization: The Territorial Dimension of The State, George Allen & Unwin Publisher, London.

The Liang Gie., 1967, Pertumbuhan Pemerintahan Daerah di Negara Republik Indonesia, (Jilid III), Gunung Agung, Jakarta.

The Liang Gie., 1982, Kumpulan Pembahasan Terhadap Undang-Undang tentang Pemerintah Daerah Indonesia, Supersukses, Yokyakarta.

Tikson, Deddy T., 2006, Pemberdayaan Kecamatan dalam Perspektif Pemberdayaan Masyarakat Lokal, (Makalah), Seminar Nasional Penguatan Kecamatan sebagai Institusi Pemerintah yang Dekat dengan Masyarakat, PKP2A II LAN Makassar, Makassar.

Turner, Mark., and David Hulme., 1997, Governance, Administration and Development, Macmillan Press Ltd., London.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 129 Tahun 2000, tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan Penggabungan Daerah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2007, tentang tata Cara Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah.

Downloads

Published

2015-07-21

Issue

Section

Articles