PENERAPAN TEKNIK PANEN DAN PASCAPANEN KOPI ARABIKA KALOSI PRODUK UNGGULAN KABUPATAN ENREKANG
DOI:
https://doi.org/10.20956/jdp.v6i2.13947Keywords:
Kopi arabika kalosi, pemberdayaan petani, PPPUDAbstract
ABSTRAK
Pengolahan pasca panen yang baik dan benar akan memberikan dampak yang baik bagi kualitas sebuah tanaman. Demikian pula buah kopi bila budidaya tepat dan proses pengolahan pasca panen tepat dan benar maka kualitas kopi akan baik. Melihat permintaan pasar yang tinggi akan kopi Indonesia dan khususnya kopi daerah Kabupaten Enrekang tepatnya di Kecamatan Baroko Desa Benteng Alla, maka petani kopi Arabika Kalosi di Benteng Alla Utara harus menambah informasi dan pengetahuannya akan proses pasca panen buah kopi, petani kopi harus berbenah dan melakukan perbaikan. Petani Kopi Arabika Kalosi yang berada di Desa Benteng Alla Utara merupakan mitra dari tim PPPUD Politani pangkep berkolaborasi dengan Universitas Hasanuddin. Mitra memiliki kendala seperti keterbatasan pengetahuan, keterbatasan alat dan teknologi dalam pengolahan pasca panen, dan pemasaran produk. Dengan pendampingan dan pendidikan yang diberikan maka permasalahan mitra dapat dipecahkan bersama. Meningkatnya pengetahuan petani dalam tahapan pemahaman tentang budidaya kopi, pengolahan pasca panen kopi sangat berperan penting dalam menentukan kualitas dan cita rasa kopi. Dengan edukasi dan monitoring yang tetap dilakukan maka petani menjadi paham tahapan proses pengolahan pasca panen. Dengan dukungan Hibah DRPM Kemenristekdikti skema Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PPPUD), melakukan pendampingan dan pendidikan bagi petani kopi Arabika Kalosi di Desa Benteng Alla Utara dengan memberikan bantuan bibit kopi varietas Line S 795 dan alat kupas kulit tanduk (huller) agar petani dapat memproses lebih lanjut memproses hasil kebun mereka dimana selama ini dijual dalam bentuk gabah kemudian dapat dijual dalam bentuk green bean.
Kata kunci: Kopi arabika kalosi, pemberdayaan petani, PPPUD.
ABSTRACT
Good post-harvest processing will give a good impact on the quality of a plant. Likewise, if the coffee is right and the post-harvest processing is right and right, the quality of the coffee will be good. Seeing the high market demand for Indonesian coffee and especially Enrekang regional coffee, Arabika coffee Kalosi farmers must add information and knowledge to the post-harvest process of coffee fruit, coffee farmers must improve and make improvements. Arabika Coffee Kalosi Farmers who are in the Village Benteng Alla Utara are partners of the PPPUD team Pangkep State Polytechnic of Agriculture collaboration with Hasanuddin University. Partners have constraints such as limited knowledge, limited tools and technology in post-harvest processing, and product marketing. With the assistance and education provided, partner problems can be solved together. Increased knowledge of farmers in the stages of understanding about coffee cultivation, post-harvest processing of coffee is very important in determining the quality and taste of coffee. By continuing education and monitoring, farmers will understand the stages of post-harvest processing. With the support of the Ministry of Research and Technology DRPM Grant, the Community Partnership Program (PPPUD) scheme provides assistance and education for Arabika coffee Kalosi farmers in the village of Benteng alla Utara by providing assistance with a coffee seeds and huller peel so that farmers can further process their garden products which have been sold as grain. Then it can be sold as a green bean.
Keywords: Arabica coffee kalosi, farmer empowerment, PPPUD.
References
BSN, 2008. Kopi Bubuk. SNI 01-2907-2008. Badan Standar Nasional Indonesia
Olam, 2012. Arabica Processing. Promotion of Sustainable Arabica Production in North West Region, Cameroon. Defoundation – Kuit Consultancy. 32p.
Rahardjo, P. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta. Penebar Swadaya. Jakarta
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2021 Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Penulis diwajibkan untuk menandatangani "Surat Perjanjian Hak Cipta" atau Copyright Agreement untuk penyerahan ijin kepada pihak jurnal untuk menerbitkan tulisannya.
Authors are required to sign a "Copyright Agreement" to submit permission to the journal to publish their writings.