UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

Efforts to Improve Adolescent Reproductive Health Knowledge

Authors

  • Elizabet Catherine Jusuf Departemen Obstetri dan Ginekologi Universitas Hasanuddin Makassar
  • Abadi Aman Divisi Obstetri dan Ginekologi Sosial, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
  • Syahruni Syahrir Divisi Obstetri dan Ginekologi Sosial, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
  • Ajardiana Idrus Divisi Obstetri dan Ginekologi Sosial, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
  • Nasrudin A. Mappaware Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Muslim Indonesia
  • Maisuri T. Chalid Divisi Fetomaternal, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
  • Nur Azizah Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
  • Asmuliadi Asmuliadi Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
  • Waode Radmila Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

DOI:

https://doi.org/10.20956/jdp.v8i2.19735

Keywords:

Knoeledge, Reproduction, Adolescent

Abstract

Kesehatan reproduksi remaja didefinisikan sebagai kondisi sehat dari sistem, fungsi dan proses organ reproduksi yang dimiliki oleh remaja, yaitu laki-laki dan perempuan usia 10-19 tahun dan belum menikah. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi tentunya akan berdampak pada sikap yang tidak peduli terhadap kesehatan reproduksnya. khususnya terkait kesehatan reproduksi. Remaja baik laki-laki maupun perempuan mengalami berbagai masalah terkait kesehatan reproduksi seperti kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), penyakit menular seksual (PMS) termasuk infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), hal ini disebabkan salah satunya karena kurangnya pengetahuan dan sikap peduli terhadap kesehatan reproduksinya. Tujuan dalam intervensi kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi pada remaja kemudian mengevaluasi tingkat pengetahuannya sebelum dan setelah dilakukannya penyuluhan. Tahapan berupa pre-test, dilanjutkan dengan penyampain materi dengan metode ceramah, kemudian sesi tanya jawab dan diakhir dengan post-test oleh peserta. Hasil menunjukkan tingkat pengetahuan tentang kesehatan remaja adalah 5,68 sebelum diberikan penyuluhan dan meningkat signifikan menjadi 9,52 (67,61%) setelah mengikuti program penyuluhan (p<0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa penyuluhan tentang kesehatan reproduksi efektif dalam meningkatkan tingkat pengetahuan pada remaja. Dampak dari kegiatan ini diharapkan dengan terjadinya peningkatan pengetahuan pada remaja juga mampu meningkatkan sikap kepedulian dalam menjaga kesehatan reproduksinya.

Kata kunci: Pengetahuan, reproduksi, remaja.

ABSTRACT

Adolescent reproductive health is defined as a healthy condition of the reproductive organ systems, functions and processes possessed by adolescent boys and girls aged 10-19 years and not yet married. The low level of knowledge about reproductive health will certainly have an impact on attitudes that do not care about their reproductive health, especially those related to reproductive health. Adolescents, both male and female, experience various problems related to reproductive health such as unwanted pregnancies, sexually transmitted diseases (STDs) including infection with Human Immunodeficiency Virus (HIV), this is due to a lack of knowledge and caring attitude towards reproductive health. This community aims to provide counseling about reproductive health to adolescents and then evaluate their level of knowledge before and after counseling. The stages are in the form of a pre-test, followed by presenting the material using the lecture method, then a question and answer session and ending with a post-test by the participants. The results show the level of knowledge of adolescents about Adolescent health was 5.68 before being given counseling and significantly increased to 9.52 (67.61%) after attending the counseling program (p<0.05). These results indicate that counseling on reproductive health is effective in increasing the level of knowledge warning in adolescents. It is hoped that the impact of this activity will increase the knowledge of adolescents and will also be able to increase their caring attitude in maintaining their reproductive health.

Keywords: Knowledge, reproduction, adolescent.

References

Asiah, N. (2016). Pengaruh Penyuluhan dalam Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja pada Pengurus Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa UHAMKA. ARKESMAS, 1(2).

Cahyati, W. H., & Azinar, M. (2011). Peningkatan Pengetahuan dan Sikap tentang Kesehatan Reproduksi pada Remaja di Desa Margosari Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal. Jurnal Abdimas, 15(2), 110–115.

La Tansa, M. (2018). Hubungan Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi dengan Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja Di SMK PGRI Rangkasbitung. Jurnal Obstertika Scientia, 6(1), 179–191.

Matahari, R., Utami, F. P., & Sulistiawan, D. (2020). Upaya Peningkatan Pengetahuan Remaja terhadap Kesehatan Reproduksi melalui Pelatihan Life Skill Education. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 5(2), 504–510.

Mawardika, T., Indriani, D., & Liyanovitasari, L. (2019). Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Kesehatan Reproduksi melalui Pendidikan Kesehatan berupa Aplikasi Layanan Keperawatan Kesehatan Reproduksi Remaja (LAWAN ROMA) di SMP Wilayah Kerja Puskesmas Bawen Kabupaten Semarang. Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama, 8(2), 99–110.

Notoatmodjo S. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.

Puslitbang Kependudukan - BKKBN. (2011). Kajian Profil Penduduk Remaja (10-24 Tahun): Ada apa dengan Remaja? Policy Brief BKKBN, 6.

Downloads

Published

2023-05-31